KODE DAN KESANTUNAN DALAM RAPAT DINAS BERPERSPEKTIF GENDER DAN JABATAN
(1) Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Abstract
Masalah yang dikaji adalah (i) bagaimana realisasi bentuk pemilihan kode dalam tindak tutur direktif (TTD) yang dilakukan oleh peserta rapat dinas, baik di tingkat fakultas maupun universitas di lingkungan Universitas Negeri Semarang (Unnes) dalam perspektif jender dan jabatan, (ii) bagaimana realisasi kesantunan TTD yang dilakukan oleh peserta rapat dinas tersebut? Metode penyediaan data berupa metode percakapan dengan teknik dasar sadap, serta teknik lanjutan teknik simak libat cakap, yakni menyimak dan berpartisipasi dalam pembicaraan sambil mencatat. Adapun metode analisis menggunakan metode padan, submetode sosiopragmatis dengan teknik ganti, sisip, dan perluas yang disampaikan secara deskriptif-analitik-interpretatif. Metode penyajian hasil analisis adalah informal. Hasil penelitian ini adalah realisasi penggunaan kode TTD, baik oleh rektor, ketua senat universitas, sekretaris senat universitas, dekan, pembantu dekan, kepala bagian, dan kepala subbagian (laki-laki dan perempuan) berupa kode Indonesia secara dominan, baik baku maupun tidak baku; dan sebagian kecil berupa campur kode (Indonesia tidak baku, Inggris, Jawa (halus dan ngoko), serta Arab. Dari sisi realisasi kesantunan berbahasa, baik pemimpin rapat maupun peserta rapat (laki-laki) cenderung menggunakan tindak tutur langsung, baik berpenanda kesantunan, seperti tolong, harap, mari, dan dipersilakan maupun tidak berpenanda dibandingkan dengan ber-TTD tidak langsung. Sebaliknya, pemimpin atau perserta rapat perempuan cenderung ber-TTD secara tidak langsung dengan modus interogatif. Arah TTD bersifat dua arah, baik dari pemimpin rapat maupun peserta rapat. Namun, kecenderungannya, arah tersebut TTD berasal dari yang memimpin rapat ke yang dipimpin (dari pejabat versus nonpejabat atau dari pejabat yang lebih tinggi ke yang lebih rendah).
This study aimed to investigate (i) how the realization of the electoral code in the directive speech acts (TTD) conducted by a formal meeting participants, both at the faculty and university in the State University of Semarang in genre and position perspective, (ii) how the realization of politeness TTD conducted by the formal meeting participants. The data collecting method was conversation with the basic method of “tapping techniques“, advanced techniques of listening, watching, and talking in the conversation by noting. The method of data analysis was padan (matching) method. The submethod applied was sociopragmatic method with changing, inserting, expanding, and paraphrasing techniques, delivered of analytic-descriptive-interpretative writing. The method of presenting results used an informal presentation. The results of this study were: (1) the realization of TTD code, either by rector, chairman of the university senate, secretary of the university senate, dean, assistant dean, head of department, or head of subdivision officials (men and women) used Indonesian code predominantly, either formal or not formal usage, and in small groups, they used the mixed code of informal Indonesian, English, Javanese (smooth and not-smooth 'ngoko'), and Arabic; (2) the realization of linguistic politeness, both meeting leaders and meeting participants (men) tended to use direct speech act, either politeness sign, like tolong, harap, mari, and dipersilakan or not politeness sign compared to using of indirect speech act. On the contrary, the meeting leader or women participant tended to use the indirect speech act with the interrogative mode. The direction of the directive speech act was two-way direction, for both meeting leaders and participants of the meeting. However, apparently, the direction of directive speech act tended to come from the meeting leader to the participants meeting (from official(s) versus non-officials or of higher official(s) to lower one(s)).
Keywords
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.