SIAM CITRUS MARKETING ANNEXATION HISTORY IN SAMBAS

Jajat Sudrajat(1),


(1) Tanjungpura University

Abstract

 

Up to the present, the factors underlying the need for direct interventions from the government in Siam citrus market in Sambas regency still raise many questions. Therefore, this study is intended to analyze some moments in the dynamic history of Siam citrus farming and also to investigate some paradigms which affect them. This study used an agriculture development historical approach. This study found three periods in the dynamic history of Siam citrus farming in Sambas. They were marketing domination period by the middlemen during 1950s-1990, marketing domination period by the company during 1991- 1997, and recovery period from 2000 to present. Siam citrus farming achieved its prosperity and showed the sustainability aspect when it was organized by the middlemen. Unfortunately, this farming lost ground after its marketing was intervened directly by the government having appointed a private company as a marketing coordinator. This investigation also found at least three paradigms underlying the need for direct government intervention to regulate the Siam citrus market. They were the existence of a negative view (stereotypes) about middlemen, the drives to apply a core-satellite pattern in the marketing of agricultural products, and the spirit to develop cooperatives as a supporting institution of agricultural development.

Hingga saat ini, faktor yang mendasari perlunya intervensi langsung pemerintah ke dalam pasar jeruk Siam di Kabupaten Sambas masih memunculkan banyak pertanyaan. Oleh karena itu, penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis beberapa momentum dalam dinamika sejarah usahatani jeruk Siam, dan juga menganalisis beberapa paradigma yang memengaruhinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah pembangunan pertanian. Studi ini menemukan tiga tonggak dalam dinamika sejarah usahatani jeruk Siam di Sambas, yaitu periode penguasaan pemasaran oleh pedagang pengumpul: 1950an-1990, periode penguasaan pemasaran oleh perusahaan: 1991-1997, dan periode pemulihan: 2000-sekarang. Usahatani jeruk Siam mencapai kejayaan dan menunjukkan aspek keberlanjutan ketika diorganisir oleh pedagang pengumpul. Sayangnya, usahatani ini kemudian mengalami periode kehancuran setelah pemasarannya diintervensi langsung pemerintah dengan menunjuk perusahaan swasta sebagai koordinatornya. Penelaahan menemukan sekurang-kurangnya ada tiga paradigma yang mendasari perlunya intervensi langsung pemerintah mengatur pemasaran jeruk Siam, yaitu adanya pandangan negatif terhadap pedagang pengumpul, terdorong untuk menerapkan pola inti-plasma dalam pemasaran hasil pertanian, dan semangat menjadikan koperasi sebagai lembaga pendukung pembangunan pertanian. 

 

Keywords

Siam citrus, middlemen, marketing, Sambas

Full Text:

PDF

References

Abebe G.K., Bijman J., & Royer A. 2016. “Are Middlemen Facilitators or Barriers to Improve Smallholders’ Welfare in Rural Economies ? Empirical Evidence from Ethiopia.†Journal of Rural Studies, 43: 203-213.

Ali M. & Peerlings J. 2011. “Ethnic Ties in Trade Relationships and the Impact on Economic Performance: The Case of Small-Scale Producers in the Handloom Sector in Ethiopia.†Journal of Development Studies, 47: 1241-1260.

Altieri M.A. 2004. “Linking Ecologists and Traditional Farmers in the Research for Sustainable Agriculture.†Front. Ecol. Environ., 2(1): 35-42.

Bachriadi D. 1995. Ketergantungan Petani dan Penetrasi Kapital: Lima Kasus Intensifikasi Pertanian dengan Pola Contract Farming. Seri Penelitian Akatiga Nomor 14. Bandung: Yayasan Akatiga.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sambas. 1991. Kabupaten Sambas dalam Angka. Sambas: BPS Kabupaten Sambas.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sambas. 2000. Kabupaten Sambas dalam Angka. Sambas: BPS Kabupaten Sambas.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sambas. 2015. Kabupaten Sambas dalam Angka. Sambas: BPS Kabupaten Sambas.

Bungin B. 2015. “Format Desain dan Model Kualitatif.†In Bungin B. (Ed.) Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Pp. 57-68.

Febrianto P.T. & Rahardjo. 2005. “Eksploitasi Hubungan Pandega-Juragan dalam Moderenisasi Perikanan Tangkap di Desa Grajagan, Kecamatan Purwohardjo, Kabupaten Banyuwangi.†Sosiosains, 18(2):325-339.

Gabre-Madhin E.Z. 2001. “The Role of Intermediaries in Enhancing Market Efficiency in the Ethiopian Grain Market.†Agricultural Economics, 25: 311-320.

Gunawan R., Thamrin J., & Grijns M. 1995. Dilema Petani Plasma: Pengalaman PIR-Bun Jawa Barat. Seri Penelitian Akatiga Nomor 13. Bandung: Yayasan Akatiga.

Muchlis F., Lubis D.P., Kinseng R.A., & Tasman A. 2016. “Sejarah Marginalisasi Orang Rimba Bukit Dua Belas di Era Orde Baru.†Paramita: Historical Studies Journal, 26(2): 217-229.

Perhepi. 2004. Pembangunan Perdesaan, Rekonstruksi Kelembagaan Ekonomi. Bogor: Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi).

Pollnac R.B. 1978. “Sociocultural Aspects of Technological and Institutional Change among Small-Scale Fisherman.†Anthropology Working Paper No.22. Sociology-Anthropology Department International Center for Marine Resource Development University of Rhode Island. Paper Presented at: The International Symposium on Modernization in Fishing Industries and Communities, Institute for Coastal and Marine Resources East Carolina University, April 27-29, Greenville North Carolina.

Rustinsyah. 2011. “Hubungan Patron-Klien di Kalangan Petani Desa Kebonrejo.†Jurnal Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 24(2): 176-182.

Senanayake S.G.J.N. 2006. “Indigenous Knowledge as A Key to Sustainable Development.†The Journal of Agricultural Sciences, 2(1): 87-94.

Somantri G.R. 2005. “Memahami Metode Kualitatif.†Makara, Sosial Humaniora, 9(2): 57-65.

Sudrajat J. & Arani N. 2016. “Institutional Economic Reconstruction by Optimizing the Role of Middlemen.†Mimbar: Social and Development Journal, 32(1): 65-73.

Sudrajat J., Mulyo J.H., Hartono S., & Subejo. 2015. “Peranan Social Capital dalam Memelihara Keberlanjutan Agribisnis Jagung.†Jurnal Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 28(3): 141-155.

Sulistyowati L., Rasmikayati E., & Saidah Z. 2014. “Peranan Kelembagaan Kemitraan Usaha dalam Penerapan Teknologi pada Agribisnis Mangga di Jawa Barat.†Prosiding Konferensi Nasional XVII dan Kongres XVI Tahun 2014 Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia, 28-29 Agustus, Bogor-Indonesia, hlm. 649-667.

Syahyuti. 1999. “Keragaan Subsistem Tata Niaga Peternakan di Indonesia: Suatu Analisis Sosiologi Pelaku Pemasaran Komoditas Peternakan.†Wartazoa, 8(1): 1-8.

Syahyuti. 2008. “Peran Modal Sosial dalam Perdagangan Hasil Pertanian.†Forum Penelitian Agro Ekonomi, 26(1): 32-43.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.