KONSEP GREEN ECONOMIC MELALUI PENYEDIAAN PEWARNA ALAMI BATIK DARI TANAMAN MANGROVE

Nur Kusuma Dewi, Nana Kariada TM, Fidia Febriana

Abstract

Tanaman mangrove memiliki manfaat secara ekologis sebagai pencegah abrasi dan mampu meningkatkan kualitas lingkungan yang ditandai dengan meningkatnya keanekaragaman hayati.Selain fungsi ekologis, mangrove juga memiliki manfaat secara ekonomi. Salah satu manfaat mangrove adalah untuk proses pewarnaannya, batik memakai bahan dasar tumbuh-tumbuhan.Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pelatihan cara budidaya membuat pewarna alami batik dari tanaman mangrove kepada para anggota Camar dan Merah Delima dan warga Tambakrejo guna meningkatkan pendapatan.Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah penyuluhan, pelatihan dan bantuan alat membuat pewarna alami batik serta alat membatik.Setelah mendapatkan bekal teori yang cukup dan melihat langsung peragaan dari tim pelaksanan kegiatan pengabdian, mulai dilakukan pelatihan/praktek cara-cara melakukan pembuatan pewarna alami batik dari mangrove yang baik dan benar. Dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang sudah dilakukan, dapat diambil kesimpulan, bahwa peserta pengabdian telah mendapatkan pengetahuan dan keterampilan tentang pembuatan pewarna alami untuk batik berbahan baku mangrove yang dilakukan dengan baik dan benar. Peserta pengabdian memiliki pengetahuan tentang membuat pearna batik dari mangrove yang ada di lingkungan tempat tinggalnya di Tambakrejo, Kelurahan Tanjung Mas Kota Semarang

Keywords

Green Economic; pewarna alami; batik; mangrove;

Full Text:

PDF

References

Ditjen KP3K Departemen Kelautan dan Perikanan. 2008. Pedoman pengelolaan ekosistem mangrove. Jakarta: Ditjen KP3K Departemen Kelautan dan Perikanan.

Gonzales C, Urrego LE, Martinez JI, Polania J, Yokoyama Y. 2010. Mangrove dynamics in the southwestern caribbean since the “little ice age”: a history of human and natural disturbance. The Holocene. 20(6):849-861

Kathiresan K, Rajendran N. 2004. Mangrove ecosystems of the indian ocean region. Indian journal of marine sciences. 34(1):104-113

Kristensen E, Bouillon S, Dittmar T, Marchand C. 2008. Organic carbon dynamics in mangrove ecosystem: A review. Aquatic Botany. 89:201-219

Martuti, NKT dan Irsadi, A. 2014. Peranan Mangrove Sebagai Biofilter Pencemaran Air Wilayah Tambak Bandeng Tapak, Semarang. Jurnal Manusia dan Lingkungan.21 (2): 188-194.

Noer AH. 2009. Model dinamik rantai makanan pada ekosistem mangrove di laguna Ta-silaha. Media Litbang Sulteng. 2(2):110120

Pringgenies,D., Supriyantini, E., Azizah,R., Hartati, R.,Irwani dan Radjasa, OK. tth. Aplikasi Pewarnaan Bahan Alam Mangrove Untuk Bahan Batik Sebagai Diversifikasi Usaha di Desa Binaan Kabupaten Semarang.Laporan Penelitian. Jurusan Ilmu Kelautan & MSDP, FPIK UNDIP. Semarang. Hal 1-10.

Sadelie A, Kusumastanto T, Kusmana C, Hardjomidjojo H. 2011. Kebijakan pengelolaan sumberdaya pesisir berbasis perdagangan karbon. J Hutan dan Masyarakat. 6(1):1-11

Salim E. 2010. Ratusan bangsa merusak satu bumi. Jakarta: Kompas.

Simard M, Rivera-Monroy VH, Mancera-Pineda JE, Casaneda-Moya E, Twilley RR. A systematic method for 3D mapping of mangrove forests based on shuttle radar topography mission elevation data, ICEsat/GLAS waveforms and field data: application to Cienaga Grande de Santa Marta, Colombia. Remote sensing of environment. 112:2131-2144

Tschirchart J. 2009. Integrated ecological ecomocis models. Annu Rev Resource Ecom. 28:1-27.

Yasa IGWM. 2010. Ekonomi hijau, produksi bersih dan ekonomi kreatif : pendekatan mencegah resiko lingkungan menuju pertumbuhan ekonomi berkulitas di Provinsi Bali. J. Bumi Lestari. 10(2):285-294.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.