Abstract

ABSTRAK


Latar belakang : Kasus gizi buruk di Jawa Tengah mengalami peningkatan sejak empat tahun terakhir. Pada tahun 2019 prevalensi gizi buruk di Kabupaten Tegal menempati urutan kedua tertinggi yaitu 10,4%. Puskesmas Bumijawa merupakan salah satu puskesmas dengan kasus gizi buruk tertinggi dan merupakan satu-satunya Puskesmas di Kabupaten Tegal yang telah berhasil mendirikan Program Theurapetic Feeding Centre (TFC) sebagai upaya dalam mengatasi gizi buruk pada balita. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian dalam mengevaluasi program yang ditinjau dari komponen input, proses dan output. Metode : Jenis penelitian kualitatif yang dilengkapi dengan data-data kuantitatif dengan desain penelitian analisis deskriptif. Informan dipilih secara purposive sampling dan snowball sampling dengan kriteria tertentu yang terdiri dari 4 informan utama dan 4 informan triangulasi. Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan telaah rekam medis. Data kualitatif dianalisis menggunakan model analisis Miles dan Huberman sedangkan kuantitatif dengan deskriptif presentase. Hasil : Hasil menunjukkan bahwa program TFC dapat dikatakan cukup baik . Hal ini terlihat dari komponen input (petugas, dana, bahan dan waktu pelaksanaan sudah baik, namun masih terdapat kendala dalam peralatan yang masih kurang memadai dan masih ada paket makanan yang tidak sesuai dengan sasaran program). Komponen proses (tahap penemuan kasus sudah sesuai dengan panduan, penanganan kasus sesuai dengan kondisi balita, serta pemulihan yang sudah dilakukan orang tua balita di rumah. Namun dalam tahapan pemulihan orang tua balita merasa kesulitan tersendiri dalam menyokong pemulihannya selama di rumah). Kemudian pada komponen output  (dalam waktu 3 bulan balita gizi buruk mengalami kenaikan berat badan selama mengikuti program TFC). Kesimpulan : Program TFC Puskesmas Bumijawa sudah berjalan cukup baik dalam mengatasi masalah gizi buruk pada balita, namun masih ada beberapa kendala dalam pelaksanaan yang harus di perbaiki agar pelaksanaan program berjalan maksimal.