Abstract

Latar Belakang: Peningkatan kasus covid-19 dan status zona merah di Pejagoan berdampak buruk pada upaya penangulangan TB. Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa CDR TB menurun secara signifikan dari 21% di tahun 2019 menjadi 4% di tahun 2020. Penemuan suspek TB oleh kader tahun 2020 sebanyak 22 suspek (17,5%) dari 161 suspek yang diperiksa.
Tujuan penelitian mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku kader TB dalam penemuan suspek TB selama pandemi covid-19 di Puskesmas Pejagoan.
Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 77 responden yang ditentukan melalui teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Variabel bebas yang diteliti yaitu pengetahuan, keyakinan, sarana kesehatan, zonasi wilayah, dukungan masyarakat, dan dukungan petugas kesehatan. Variabel terikat yang diteliti yaitu perilaku kader TB dalam penemuan suspek TB selama pandemi covid-19. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji chi square.
Hasil: faktor yang berhubungan dengan perilaku kader TB dalam penemuan suspek TB yaitu pengetahuan (p = 0,044), keyakinan (p = 0,019), sarana kesehatan (p = 0,029), zonasi wilayah (p = 0,004), dukungan masyarakat (p = 0,018), dan dukungan petugas kesehatan (p = 0,038).
Kesimpulan: Perlu adanya upaya peningkatan ketersediaan sarana kesehatan dan dukungan petugas kesehatan untuk kader TB.