Abstract

Latar Belakang: Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus tahun 2020 melaporkan bahwa kasus diare masih menjadi penyebab utama kematian post neonatal dan anak balita di Kabupaten Kudus dengan kasus tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Gondosari sebesar 22,9% meskipun Kabupaten Kudus telah resmi menjadi Kabupaten Open Defecation Free (ODF). Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor kejadian diare pada balita pasca deklarasi ODF di wilayah kerja Puskesmas Gondosari Kabupaten Kudus. Metode: Jenis penelitian merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Jumlah sampel sebesar 71 sampel dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuisioner dan lembar observasi. Analisis data menggunakan uji statistik Chi Square dan Fisher. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (RP=7,2 dan p=0,000), Pengelolaan Makanan Rumah Tangga (RP=1,5 dan p=0,399), Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (RP=2,2 dan p=0,045), perlindungan makanan dari vektor penyakit (RP=1,1 dan p=1,000), dan kepadatan lalat (RP=2,6 dan p=0,015). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara perilaku CTPS, PSRT, dan kepadatan lalat dengan kejadian diare pada balita pasca deklarasi ODF di wilayah kerja Puskesmas Gondosari. Sementara tidak terdapat hubungan antara PMRT dan perlindungan makanan dari vektor penyakit dengan kejadian diare pada balita pasca deklarasi ODF di wilayah kerja Puskesmas Gondosari.