PENGARUH INFUSA DAUN BELUNTAS (Pluchea indica) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus epidermidis

Main Article Content

Anis Maftuhah
Siti Harnina Bintari
Dewi Mustikaningtyas

Abstract

Bau badan merupakan salah satu masalah yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Kelenjar apokrin mengandung lemak dan protein, yang apabila di uraikan oleh bakteri akan menimbulkan bau yang tidak enak, bau inilah yang di kenal bau badan. Salah satu bakteri pada bau badan adalah bakteri Staphylococcus epidermidis. Bakteri Staphylococcus epidermidis umumnya telah resisten terhadap antibiotik penisilin dan metisilin. Daun beluntas diduga memiliki potensi antibakteri karena mengandung steroid, alkaloid, fenol dan flavonoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh infusa daun beluntas terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis. Yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilakukan dilaboratorium Fakultas Kedokteran mikrobiologi molekuler Universitas Diponegoro dengan perlakuan konsentrasi ekstrak (20%, 40%, 60%, 80%, 100%) sedangkan konsentrasi suspensi bakteri Staphylococcus epidermidis adalah 1x106 sel/ml. Metode yang digunakan adalah metode dilusi untuk mengamati MIC (Minimum Inhibitory Concentration) dari nilai OD (optical density) dan mengamati MBC (Minimum Bactericidal Concentration). Hasil penelitian menggunakan analisa deskriptif. Hasilnya menunjukkan bahwa infusa daun beluntas dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus epidermidis. Penelitian menunjukkan MIC adalah konsentrasi 20% dengan selisih nilai OD -0.026 sedangkan MBC infusa daun beluntas terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis adalah konsentrasi 100% ditandai dengan sudah tidak munculnya koloni bakteri Staphylococcus epidermidis. Kandungan daun beluntas yang berperan sebagai antibakteri adalah tannin, fenol, flavonoid, sterol dan alkaloid. Disimpulkan bahwa daun beluntas memiliki pengaruh antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis secara in vitro.

 

Body odor is one of the problems that interfere with daily life. Apocrine glands contain fat and protein, which when is described by the bacteria will cause an unpleasant smell, the smell is what is known body odor. One of the bacteria in the body odor is the bacteria Staphylococcus epidermidis. Staphylococcus epidermidis bacteria are generally resistant to antibiotics penicillin and methicillin. Beluntas leaves suspected to have antibacterial potency because they contain steroids, alkaloids, phenols and flavonoids. The aim of this study was to investigate the effect of infusion of leaves beluntas on the growth of Staphylococcus epidermidis. Used in this study is an experimental research conducted molecular microbiology laboratory of the Faculty of Medicine, University of Diponegoro by treatment with the extract (20%, 40%, 60%, 80%, 100%), while the concentration of Staphylococcus epidermidis suspension is 1x106 cells / ml. The method used is the dilution method to observe the MIC (Minimum Inhibitory Concentration) of the OD (optical density) and observing the MBC (Minimum Bactericidal Concentration). The results using descriptive analysis. The results show that infusion of leaves beluntas can inhibit the growth of Staphylococcus epidermidis. Research shows MIC is the concentration of 20% with a difference of OD value -0026 while MBC infuse leaves beluntas against Staphylococcus epidermidis was 100% concentration has not marked by the appearance of colonies of Staphylococcus epidermidis. Beluntas leaf content that acts as an antibacterial is tannin, phenols, flavonoids, sterols and alkaloids. Beluntas concluded that the leaves have antibacterial effect against Staphylococcus epidermidis in vitro

Article Details

How to Cite
Maftuhah, A., Bintari, S., & Mustikaningtyas, D. (2016). PENGARUH INFUSA DAUN BELUNTAS (Pluchea indica) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus epidermidis. Life Science, 4(1). Retrieved from https://journal.unnes.ac.id/sju/UnnesJLifeSci/article/view/12278
Section
Articles
Author Biography

Anis Maftuhah, Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia Gedung D6 Lt.1 Jl Raya Sekaran Gunungpati Semarang Indonesia 50229

Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Gedung D6 Lt.1 Jl Raya Sekaran Gunungpati Semarang Indonesia 50229

References

Ardiansyah, L. Nuraida & A. Nuri. 2003. Aktivitas anti mikroba ekstrak daun beluntas (Plucea indica L) dan stabilitas aktivitasnya pada berbagai konsentrasi garam dan tingkat pH. Jurnal teknologi dan industri pangan 18 (2).
Ariyanti, D. A.,K. Anam & K. Dewi. 2015. Aktivitas Senyawa Antibakteri Ekstrak Herba Meniran (Phyllanthus niruri) terhadap Pertumbuhan Bakteri Shigella dysenteriae secara in vitro. Jurnal kesehatan Vol. 4(1): 64 –71.
Dewi FK, 2010. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia Linnaeus) Terhadap Bakteri Pembusuk Daging Segar.Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Endarti, E. Y. Sukandar & I. Soediro. 2004. Kajian aktivitas asam usnat terhadap bakteri penyebab bau badan. Jurnal bahan alam Indonesia Vol.3 (1):1412-2855.
Gunawan I.G.W, Gede B. & N. L. Sutrisnayanti, 2008.Isolasi dan Identifikasi Senyawa Terpenoid yang Aktif Antibakteri pada Herba Meniran (Phyllanthus Niruri Linn). Jurnal Kimia 2 (1): 31-39.
Hamdiyati Y., Kusnadi & R. Irman.2008. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Patikan Kebo (Euphorbia hirta) terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus epidermidis.Jurnal Universitas penelitian pendidikan Vol.12 (2).
Manu R. R. S. 2013. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica L) terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtillis Dan Pseudomonas aerugenosa.Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya.Vol. 2 (1).
Nikham .2006. Kepekaan Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa Terhadap Infusa Daun Legundi (Vitex trifolia Linn).Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, Batan.
Nahak M.M. 2013. Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea indica. L.) Dapat Menghambat Pertumbuhan Bakteri Streptococcus Mutans.
Otto, M. 2012.Molecular basis of Staphylococcus epidermidis infections.Semin Immunopathol. 34(2): 201–214.
Pratiwi S. T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangga.

Most read articles by the same author(s)