Kadar Bioetanol Kulit Mangga (Mangifera indica) Dengan Perlakuan Enzim Selulase dari Trichoderma reesei dan Aspergillus niger
Main Article Content
Abstract
The petroleum fuel crisis shows that Indonesia's fossil energy reserves are limited. It is necessary to develop renewable, environmentally friendly and sustainable alternative energy, one of which is bioethanol. One of the basic ingredients of making bioethanol is cellulose material such as mango skin (Mangifera indica). This study aims to determine the levels of mango bioethanol with the treatment of cellulase enzymes from Trichoderma reesei and Aspergillus niger. This study is an experimental study with independent variables, namely the comparison of enzymes from Trichoderma reesei and Aspergillus niger (1: 0, 0: 1, 1: 1, 2: 1, 1: 2, 3: 1, 1: 3) and the dependent variable reducing sugars and bioethanol levels. After treatment with enzymes followed by yeast (Saccharomyces cerevisiae) at a dose of 0.05 grams with a fermentation time of 96 hours then measurement of reducing sugar levels using the DNS method, distillation, and measurement of bioethanol levels using Conway diffusion method. Based on the results of the study it was found that bioethanol levels using enzymes from Trichoderma reesei and Aspergillus niger as well as inoculation with yeast (Saccharomyces cerevisiae) were highest at 8% in the comparison of T.reesei: A.niger 3: 1 and 1: 3
Â
Krisis bahan bakar minyak bumi menunjukkan bahwa cadangan energi fosil yang dimiliki Indonesia terbatas. Perlu dikembangkan energi alternatif yang dapat diperbaharui, ramah lingkungan, dan berkelanjutan, salah satunya adalah bioetanol. Salah satu bahan dasar pembuatan bioetanol adalah bahan berselulosa seperti kulit mangga (Mangifera indica). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar bioetanol kulit mangga dengan perlakuan enzim selulase dari Trichoderma reesei dan Aspergillus niger. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan variabel bebas yaitu perbandingan enzim dari Trichoderma reesei dan Aspergillus niger (1:0, 0:1, 1:1, 2:1, 1:2, 3:1, 1:3) dan variabel terikat kadar gula reduksi dan kadar bioetanol. Setelah perlakuan dengan enzim dilanjutkan dengan ragi (Saccharomyces cerevisiae) dengan dosis 0,05 gram dengan waktu fermentasi 96 jam kemudian dilakukan pengukuran kadar gula reduksi dengan metode DNS, destilasi, dan pengukuran kadar bioetanol menggunakan metode Conway diffusion.. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kadar bioetanol dengan menggunakan enzim dari Trichoderma reesei dan Aspergillus niger serta inokulasi dengan ragi (Saccharomyces cerevisiae) tertinggi sebesar 8 % pada perbandingan T.reesei:A.niger 3:1 dan 1
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 License.