Analisis Penggunaan Ungkapan Mengingatkan oleh Pembelajar Bahasa Jepang Berdasarkan Gender (Studi Terhadap Mahasiswa Bahasa Jepang di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti penggunaan ungkapan mengingatkan (salah satu bentuk ungkapan permohonan) dalam bahasa Jepang yang digunakan oleh pembelajar bahasa Jepang berdasarkan gender. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan data diperoleh melalui teknik simak bebas libat cakap dan catat melalui role play. Sampel dalam penelitian ini adalah sembilan mahasiswa tingkat III Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 16 mahasiswa tingkat III Program Studi Sastra Jepang Universitas Gadjah Mada, dan delapan mahasiswa tingkat II Program Studi Bahasa Jepang Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (Vokasi UGM) Tahun Ajaran 2018/2019. Data penelitian ini terbagi menjadi empat kategori yaitu ungkapan mengingatkan yang diujarkan penutur laki-laki kepada mitra tutur laki-laki, ungkapan mengingatkan yang diujarkan penutur laki-laki kepada mitra tutur perempuan, ungkapan mengingatkan yang diujarkan penutur perempuan kepada mitra tutur perempuan, dan ungkapan mengingatkan yang diujarkan penutur perempuan kepada mitra tutur laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan semantik formula Xu pada ungkapan mengingatkan yang diujarkan oleh pembelajar bahasa Jepang terdapat dua komponen yang digunakan yaitu komponen utama dan komponen pembantu. Dari seluruh data yang terkumpul dan dibagi ke dalam empat kategori di atas dapat disimpulkan bahwa tidak begitu ada perbedaan pengungkapan ungkapan mengingatkan yang dilakukan penutur laki-laki kepada mitra tutur yang bergender sama dan beda begitu pula yang dilakukan penutur perempuan kepada mitra tutur yang bergender sama maupun beda. Dari keempat kategori yang ada, semuanya memiliki komponen utama utama berupa pengingat permohonan dan komponen pembantu berupa penguat ingatan. Adapun komponen utama seperti penguat permohonan hanya terjadi pada dua percakapan yang dilakukan penutur laki-laki kepada mitra tutur perempuan. Dengan demikian, dapat disimpulkan gender tidak memengaruhi cara pengungkapan mengingatkan pada penutur kepada mitra tutur.