ANALISIS KESULITAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI DALAM SAKUBUN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UNNES

  • imam maulana Pendidikan Bahasa Jepang, Bahasa dan Sastra Asing Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang
  • Setiyani Wardhaningtyas Pendidikan Bahasa Jepang, Bahasa dan Sastra Asing Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang
  • dyah prasetiani Pendidikan Bahasa Jepang, Bahasa dan Sastra Asing Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang
Keywords: analisis, kesulitan setsuzokushi

Abstract

Setsuzokushi adalah kelas kata yang dipakai untuk menghubungkan atau merangkaikan kalimat dengan kalimat atau merangkaikan bagian-bagian kalimat. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan, masih adanya kesalahan dalam penggunaan setsuzokushi. Dari hasil tersebut peneliti menduga adanya kesulitan penggunaan setsuzokushi dalam membuat karangan bahasa Jepang. Berdasarkan paparan tersebut, untuk dapat mengetahui kesulitan, faktor penyebab dan solusi yang dilakukan mahasiswa dalam menggunakan setsuzokushi secara rinci perlu untuk dilakukan suatu penelitian. Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dan sampel penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Unnes angkatan tahun 2012 yang mengambil mata kuliah sakubun semester enam. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi dan angket. Hasil dari data dokumentasi nantinya untuk menguatkan jawaban dari responden melalui angket pada pertanyaan nomor 2-8. Kemudian data yang diperoleh melalui angket dianalisis dengan klasifikasi interpretasi jumlah prosentase jawaban. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Unnes mengalami kesulitan pada penggunaan setsuzokushi adalah mahasiswa tidak terlalu memperdulikan penggunaan setsuzokushi ketika mengarang, sehingga tidak ada usaha dari mahasiswa untuk mengetahui makna dan penggunaannya. Hal tersebut dikarenakan kurang ditekankan pada mahasiswa tentang pentingnya penggunaan setsuzokushi, serta mahasiswa cenderung tidak melakukan review pada hasil koreksi sakubun, sehingga mahasiswa tidak mempersiapkan atau mempelajari kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya.

References

Arikunto, Suharsimi. Dr Prof. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Danasasmita, Wawan. 2009. Metodologi Pembelajaran Bahasa Jepang. Bandung : Rizqi Press.

Gie, Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta : Andi.

Hasani. 2005. “Pengertian Menulis†(online), (Http://www.PengertianMenulis.htm, diakses tanggal 02 Agustus 2015)

Hayashi, Ooki. 1990. Nihongo Kyouiku Handobukku. Tokyo : Taishukan Shoten.

Isami, Nagayama. 1986 .Kokubunpo no Kiso. Tokyo : Rakuyosha.

Ishida, Toshiko. 1995. Nihongo Kyoujuuhou. Tokyo : Taishukan Shoten.

Tarigan, Henry Guntur. Dr Prof. 1993. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Janah, Zuraida Nurul. 2011. “Analisis Kesulitan Mengarang Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Angkatan Tahun 2009 UNNESâ€. Skripsi. Semarang. Fakultas Bahasa dan Sastra Asing, Universitas Negeri Semarang.

Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan Landasan Penyusunan Buku Pelajaran Bahasa. Semarang: IKIP Semarang Press.

Padmawati, Made Diah. 2005. “Analisis Penggunaan Setsuzokushi [shikasi] dan [demo] dalam Novel Noruwei No Mori Karya Haruki Murakamiâ€. Skripsi. Udayana. Fakultas Sastra, Universitas Udayana.

Sudjianto. 1996. Gramatika Bahasa Jepang Modern seri A. Jakarta : Kesain Blanc.

Sudjianto dan A.Dahidi. 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta : Kesain Blanc.

Sutedi, Dedi. 2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung : UPI Press.

Section
Articles