ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN FUTSUKEI DALAM KLAUSA PENJELAS MEISHI SHUUSHOKU PADA SAKUBUN MAHASISWA SEMESTER IV PRODI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UNNES
Abstract
Kesalahan yang terjadi dalam sakubun dapat disebabkan oleh adanyaperbedaan antara bahasa ibu pembelajar dan bahasa Jepang sehingga menyebabkankurang memadainya kemampuan tata bahasa, penguasaan kosa kata dan sebagainya.Perbedaan tersebut salah satunya adalah kata kerja, kata sifat, dan kata kerjabantu dalam bahasa Jepang yang dapat mengalami perubahan bentuk. Dari hasilstudi pendahuluan, mahasiswa mengalami kesulitan dalam menggunakan bentuk futsukei. Bentuk futsukei memiliki beberapa fungsi. Berdasarkan hasil pengamatan,kesalahan yang sering muncul adalah penggunaan futsukei pada klausa penjelas meishishuushoku. Oleh karena itu, perlu penelitian tentang kesalahan penggunaan futsukei pada klausa penjelas meishi shuushoku agar kesalahan tersebutnantinya tidak terjadi lagi.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatankualitatif. Penelitian ini menggambarkan secara rinci mengenai kesalahan yangterjadi dan penyebab terjadinya kesalahan. Data yang digunakan adalah kesalahanpenggunaan futsukei pada klausapenjelas meishi shuushoku di sakubun. Sumber data pada penelitian iniadalah 48 buah karangan atau sakubun mahasiswa UNNES semester IV dengantema “anke-to†(angket). Teknik pengumpulan data yangdigunakan pada penelitian ini adalah teknik simak dan teknik catat. Tekniksimak digunakan karena data penelitian ini adalah data tertulis berupa karanganatau sakubun. Penyimakan dilakukandengan membaca sakubun mahasiswa yangmerupakan sumber data pada penelitian ini. Adapun teknik catat digunakan untuk mencatat potongan kalimat yangmengalami kesalahan.Berdasarkan hasilanalisis data, didapatkan kesalahan penggunaan futsukei bentuk lampau pada klausa penjelas meishi shuushoku sebanyak 66 kalimat dan kesalahan penggunaan futsukei bentuk nonlampau pada klausa penjelas meishi shuushoku sebanyak 14 kalimat. Kesalahan terjadi dikarenakanmahasiswa kurang memahami konsep penggunaan kala baik pada tingkat kalimatmaupun pada klausa penjelas meishishuushoku (penggunaan kala pada tingkat klausa). Selain itu, mahasiswa tidakpaham apa yang dijelaskan grafik dan kurang memahami tentang struktur meishi shuushoku serta kurang hati-hati dalammenggunakan kata keterangan amaripada klausa penjelas meishi shuushokudan modalitas yang menyatakan keinginan pada orang ketiga.Errorsthat occur in sakubun can be caused by the differences between languagelearners and a Japanese mother, causing the insufficient ability of grammar,vocabulary mastery etc. The oneof the difference is verb, adjective, andverb in Japanese aids that can change shape. From the results of preliminarystudies, the students have difficulty in using futsukeiform (casual or called basic form in Japanese Grammar).  Futsukei form hasseveral functions. Based on observations, errors that often arises is the using futsukei on meishishuushoku explanatory clause. Therefore, theneed to research on the use futsukeierror on meishishuushoku explanatory clause that suchmistakes will not happen again.Thisresearch use a descriptive study witha qualitative approach. This study describes  details of  the errors that occurred and the cause of theerror. The used data are the errorsof  futsukeion meishi shuushoku explanatory clausesin sakubun. Source of data in this study were 48 pieces of student essays orsakubun UNNES with theme "anke-to"(questionnaire). Thestudents are second grade of UNNES Japanese Education Program. Data collectiontechniques in this research is the monitoring technique and writing notetechnique. Monitoring technique used for this research data because the datawritten in the form of essay or sakubun.Monitoring done by reading student’s sakubun, who is the source of the data in this research. As noted technique used torecord an error fragment.Basedon the analysis of data, there are 66 sentensces error in using past tense futsukei on meishi shuushoku explanatory clauses and there are 14 sentences error in usingnon-past form futsukei on meishi shuushoku explanatory clauses. The error occurs because the students do not understandthe concept of using tense in Japanase, especially tenses in meishi shuushoku’s clause (clause leveltenses). In addition, students can not looking the describing graph clearly andless-understanding of the structure of meishishuushoku, less-cautious in using adverbs ‘amari’ on meishi shuushokuclause and modalities expressed a desire in the third person (there aredeffirences both of Indonesian and Japanese to express that expression).References
Enre, Fachruddin Ambo. 1998. Dasar-dasar Ketrampilan Menulis. Jakarta: Depdikbud
Fathia. Muthiara Septiisnaeni. 2015. Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat Meishi Shuushoku pada Mahasiswa Semester VI. Skripsi. Universitas Negeri Semarang
Iori, Isao dkk. 2000. Shokyuu o Oshieru Hito No Tame Nihongo Bunpou Handdobukku. Tokyo: 3A Network
Iori, Isao. 2001. Atarashii Nihongogaku Nyuumon – Kotoba No Shikumi O Kangaeru. Tokyo: 3A Network
Keraf, Gorys. 1994. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Jakarta: Nusa Indah
Kondo, Komori dan Komori Atsuko. 2012. Nihongo Kyouiku Jiten. Tokyo: Kenkyuusha
Masuoka, Takashi dan Takubo Yukinori. 1992. Kiso Nihongo Bunpou. Tokyo: Kuroshio Shuppan
Matsumoto, Isao. 2008. Kaku Koto Oshieru Koto. Tokyo: The Japan Foundation
Sudjianto. 1996. Gramatika Bahasa Jepang Modern. Jakarta: Kesaint Blanc
Sudjianto dan Ahmad Dahidi. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc
Sutedi, Dedi. 2011. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora
__________. 2008. Upaya untuk Mengatasi Masalah dalam Pembelajaran Sakubun. Makalah disajikan dalam Seminar Model Pembelajaran Bahasa Jepang Berbasis IT Bandung 23 Agustus
__________. 2003. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora
Takubo, Yukinori. 1994. Meishi Shuushoku Hyougen. Tokyo: Kuroshio Shuppan
Tarigan, Henry Guntur dan Tarigan, D. 1995. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Humaniora
Tarigan, Henry Guntur 1989. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung: Angkasa
Tomomatsu, Etsuko dan Wakuri Masako. 2007. Shokyuu Nihongo Bunpo Soumatome 20 Pointo. Tokyo: 3A Network
Yamada, Toshino. 2004. Kokugo Ga shitte Okitai: Nihongo Bunpou. Tokyo: Kuroshio Shuppan
Yamaguchi, Matsumura. 1998. Kokugo Jiten. Tokyo: Obunsha
Tamamura, Fumio. 1992. Nihongogaku O Manabu Hito No Tame Ni. Tokyo: Sekai Shisousha
Terada, Etsuko. 1998. Nihongo No Oshiekata ABC. Tokyo: Aruku.