Analisis Persepsi Pelaku UMKM Terhadap Kebijakan Redenominasi Rupiah di Kota Semarang
Abstract
The current redenomination of the rupiah needs to be implemented in Indonesia. The declining value of the rupiah is one reason the government wants to increase the dignity of the rupiah and in Indonesia the largest denomination now is Rp 100,000.-. The rupiah is the second largest in the world after Vietnam's 500,000 Dong. This study aims to determine whether there is a difference of knowledge and perception between the actors of SMEs men with female SMEs actors. The sample in this study amounted to 100 respondents UMKM perpetrators. The data used in this study is the primary data. The method of analysis used in this study is the difference test two free sample average (Independent sample t-test). The result of the test analysis difference of two free samples indicate that, firstly, there is no difference of understanding between the SMEs of men and the female SMEs against the policy of redenominasi rupiah which means most of UMKM perpetrators understand redenominasi rupiah. Secondly, there is no difference of perception between male SMEs and female SMEs against rupiah redenomination policy which means that most of SMEs actors agree to redenominasi rupiah. The suggestion in this research is government to socialize about existence of policy redenominasi rupiah as soon as possible by conducting socialization directly and through mass media so that perpetrator of SMEs actors better understand and more understand about existence of policy redenominasi rupiah.
Redenominasi rupiah saat ini perlu dilaksanakan di Indonesia. Nilai rupiah yang semakin melemah menjadi salah satu alasan pemerintah ingin meningkatkan martabat rupiah dan di Indonesia uang pecahan yang terbesar saat ini adalah Rp 100.000,-. Uang rupiah tersebut merupakan pecahan terbesar kedua di dunia setelah mata uang Vietnam yang mencetak 500.000 Dong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pengetahuan dan persepsi antara pelaku UMKM laki-laki dengan pelaku UMKM perempuan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 responden pelaku UMKM. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda dua rata-rata sampel bebas (Independent sample t-test). Hasil analisis uji beda dua rata-rata sampel bebas menunjukkan bahwa pertama tidak terdapat perbedaan pemahaman antara pelaku UMKM laki-laki dengan pelaku UMKM perempuan terhadap kebijakan redenominasi rupiah yang berarti pelaku UMKM sebagian besar paham redenominasi rupiah. Kedua, tidak terdapat perbedaan persepsi antara pelaku UMKM laki-laki dengan pelaku UMKM perempuan terhadap kebijakan redenominasi rupiah yang berarti pelaku UMKM sebagian besar menyetujui redenominasi rupiah. Adapun saran dalam penelitian ini yaitu pemerintah untuk mensosialisasikan tentang adanya kebijakan redenominasi rupiah secepatnya dengan cara mengadakan sosialisasi langsung dan melalui media massa agar pelaku UMKM lebih mengerti dan lebih paham tentang adanya kebijakan redenominasi rupiah.