Analisis Respon Masyarakat Terhadap Kebijakan Aglomerasi Transportasi Massal Bus Rapid Transit (Brt) Di Kabupaten Semarang
Abstract
The background of this study aims to see the response of people in Semarang regency by the policy of mass transportation agglomeration Bus Rapid Transit (BRT). Data collected through literature study, questionnaires, direct observation and documentation. Data analysis technique is descriptive percentage. The results show some of the public response with public transportation angkot / bus 55% community response still does not accelerate travel time. As many as 94% of people in Semarang Regency are very interested and much needed by the development of mass transportation based on Bus Rapid Transit (BRT). As many as 88% of the people in Semarang district need cheap transportation, safe and convenient. The public prefers BRT mass transportation as opposed to using Private vehicles by 54%. Most of them with 52% of people in Semarang regency do not know the route of BRT to be passed from Semarang (Tawang) - Semarang Regency (Bawen). Suggestion for Central Java government to carry out mass transit Bus Rapid Transit (BRT) connected with Semarang City which bertrayek in Semarang Regency (Bawen) - Semarang City (Tawang). The government also evaluates the location of shelters that feed on street users.
Latar belakang penelitian ini bertujuan untuk melihat respon masyarakat di Kabupaten Semarang dengan adanya Kebijakan Aglomerasi transportasi massal Bus Rapid Transit (BRT). Data yang dikumpulkan melalui studi pustaka, kuesioner, observasi secara langsung dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah deskriptif presentase. Hasil yang ditunjukan sebagian respon masyarakat dengan ada angkutan umum angkot/bus 55% respon masyarakat masih tidak mempercepat waktu tempuh. Sebesar 94% masyarakat di Kabupaten Semarang sangat minat dan sangat dibutuhkan dengan adanya perkembangan transportasi massal berbasis Bus Rapid Transit (BRT). Sebanyak 88% masyarakat di kabupaten Semarang membutuhkan transportasi yang murah tarifnya, aman dan nyaman. Masyarakat lebih memilih transportasi massal BRT dibandingkan dengan menggunakan kendaraan Pribadi sebesar 54%. Sebagian besar dengan sejumlah 52% masyarakat di Kabupaten Semarang belum mengetahui rute BRT yang akan dilalui dari Semarang (Tawang) – Kabupaten Semarang (Bawen). Saran untuk pemerintah Jawa Tengah untuk melaksanakan transportasi massal Bus Rapid Transit (BRT) yang terhubung dengan Kota Semarang yang bertrayek di Kabupaten Semarang (Bawen) – Kota Semarang (Tawang). Pemerintah juga mengevaluasi letak shelter yang memakan hak pengguna jalan kaki.