Analisis Pelayanan Publik Bidang Transportasi untuk Difabel di Kota Semarang
Abstract
This research is conducted with the aim to find out the quality standards of Trans Semarang which are diffable friendly. This research uses quantitative approach. The samples are the blind and the disabled who had used Trans Semarang in the amount of 5 people. The variables of this study are Trans Semarang facilities and the internal and the external constraints. The Data collection techniques use observation, interviews and documentation methods. This study uses percentage descriptive data analysis. The results of the study show that the Trans Semarang facility is still not difabel friendly and still cannot be utilized optimally. The Trans Semarang facility is still not diffable friendly because there are still many shelters that are not suitable, such as not having a ramp, no handles, slippery, steep, the existence of trees / poles barrier and damaged. There are still around 178 pieces or around 60.9% of shelters that are not diffable friendly. The recommendations of this research are improving the shelter to be diffable friendly, completing the access for all types of diffables, increasing the competency of officers and the awareness of the public about the existence of the Trans Semarang shelter
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui standar kualitas Trans Semarang yang ramah difabel. Pendekatan penelitian ini menggunakan metode penelitian kuatitatif. Sampel yang dipakai adalah tuna netra dan tuna daksa yang pernah menggunakan Trans Semarang yaitu sebanyak 5 orang. Variabel penelitian ini adalah fasilitas Trans Semarang dan kendala internal serta eksternal. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan kriteria-kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas Trans Semarang masih belum ramah difabel dan masih belum bisa dimanfaatkan secara maksimal. Fasilitas Trans Semarang masih belum ramah difabel karena masih banyak shelter yang belum sesuai diantaranya belum memiliki ramp, belum ada pegangan, licin, curam, terdapat pohon/tiang penghalang, dan rusak. Masih ada sekitar 178 buah atau sekitar 60.9% shelter yang masih belum ramah difabel. Rekomendasi untuk penelitian ini adalah adanya perbaikan shelter agar ramah difabel, melengkapi akses untuk semua jenis difabel, kompetensi petugas lebih ditingkatkan serta kesadaran masyarakat tentang adanya shelter Trans Semarang.