Analisis Spasial Faktor Lingkungan dan Distribusi Kasus Demam Berdarah Dengue

Main Article Content

Yuli Yana
Sri Ratna Rahayu

Abstract

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan di Temanggung. Kasus DBD di 3 desa endemis DBD di Sidorejo, Walitelon Selatan, dan Banyuurip Temanggung tinggi dengan IR 54,81% di tahun 2015, sehingga diperlukan analisis spasial untuk mengetahui persebaran DBD dan faktor risiko penularan DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis spasial faktor lingkungan pada distribusi kasus DBD di desa endemis DBD. Jenis penelitian ini adalah observasional, dengan desain cross sectional, melibatkan 49 sampel. Teknik pengambilan sampel dengan total sampling. Pengambilan titik koordinat menggunakan GPS. Analisis penelitian dengan menggunakan analisis univariat dan analisis spasial. Hasil perhitungan analisis spasial ANN menunjukkan bahwa pola kasus DBD di 3 desa endemis tersebut berkelompok dengan indeks jarak 56,77 meter, 58,55 meter, dan 96,29 meter. Terdapat kasus DBD di buffer zone 100 meter, 500 meter dan 1000 meter keberadaan tempat umum. Sebanyak 83,68% kasus DBD tidak melaksanakan Pemeriksaan Jentik Rutin secara rutin. Sebanyak 61,33% kasus DBD memiliki mobilitas keluar desa. Kesimpulan dalam penelitian ini distribusi kasus DBD memiliki keterkaitan secara spasial dan dapat menggambarkan persebaran kasus DBD berkaitan dengan faktor lingkungannya.


Kata kunci: Analisis Spasial, DBD, Faktor Lingkungan


Dengue hemorrhagic disease (DHF) is health problem in Temanggung. DHF cases in 3 DHF in Sidorejo, Walitelon Selatan and Banyuurip were high with IR 54,81% , therefore spatial analysis needed to determine the spread of DHF cases and risk factors for DBD transmission. This study aims to determine spatial analysis of environmental factors on the distribution of dengue cases in endemis village of DHF. Type of this study was observational, with cross sectional design, involving 49 samples. Sampling technique by total sampling. ANN spatial analysis results show the pattern of DHF cases in 3 DHF endemic villages are clustered with 56.77, 58.55, and 96.29 meters. Dengue cases in the buffer zone 100, 500, 1000 meters of public places. As many as 83.68% of dengue cases don’tt carry out periodic larvae examination according to standard. Total of 61.33% of dengue cases have mobility out of village, 67% cases mobility access out of house. The conclusion is distribution of dengue has spatially correlated and can illustrate the spread of DHF cases related to environmental factors.


Keywords: Spatial Analysis, DHF, Environmental Factor

Article Details

How to Cite
Yana, Y., & Rahayu, S. (2017). Analisis Spasial Faktor Lingkungan dan Distribusi Kasus Demam Berdarah Dengue. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 1(3), 106-116. Retrieved from https://journal.unnes.ac.id/sju/higeia/article/view/14779
Section
Articles