Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan

  • Salsabila Kinaya Pranindita Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang
  • Widya Hary Cahyati Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang
Keywords: Stunting, Risk factors, Toodlers

Abstract

Stunting di Kabupaten Grobogan usia 0-60 bulan pada tahun 2021 adalah 2.838 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Gabus 1 Kabupaten Grobogan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah case control. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2021 hingga Maret 2022. Sampel minimal penelitian sebanyak 80 balita diperoleh menggunakan purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, kuesioner, formulir food recall 24 jam dan Buku KIA. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat. Hasil penelitian menunjukan bahwa riwayat berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki kontribusi terkuat untuk menduga kejadian stunting pada balita usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Gabus 1 Kabupaten Grobogan. Peningkatan sosialisasi kepada calon ibu mengenai gizi balita sejak dalam kandungan di Wilayah Kerja Puskesmas Gabus 1 dapat mengurangi risiko kejadian stunting pada balita.

Published
2022-10-27
How to Cite
Pranindita, S., & Cahyati, W. (2022). Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 6(4), 191-203. https://doi.org/10.15294/higeia.v6i4.57139
Section
Articles