Abstract

Infeksi rongga mulut yang diakibatkan bakteri menjadi perhatian dalam kesehatan masyarakat. Pemanfaatan mouthwash ekstrak daun salam sebagai antibakteri mampu menekan pertumbuhan bakteri, sehingga kesehatan rongga mulut terjaga. Daun salam diekstrak menggunakan metode maserasi dengan beberapa jenis pelarut seperti etanol 96%, etil asetat, n-heksana dan kloroform dengan nilai rendemen sebesar 4,6%, 4%,
3,6%, dan 3,8%. Ekstrak akan melalui uji fitokimia, identifikasi menggunakan FTIR dan GC-MS serta uji antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli untuk mendapatkan ekstrak daun salam terbaik. Berdasarkan hasil analisis dengan GC-MS, pelarut etanol 96% mampu mengekstrak 21 senyawa metabolit sekunder, sedangkan pada pelarut lain hanya mampu mengekstrak 16 senyawa. Hasil uji antibakteri menunjukkan diameter zona hambat ekstrak pelarut etanol 96% dan etil asetat terhadap bakteri Staphylococcus aureus sebesar 12 mm, sedangkan pada bakteri Escherichia coli tidak muncul diameter zona hambat. Ekstrak daun salam pelarut etanol 96% dipilih sebagai bahan aktif pada sediaan mouthwash karena terkandung senyawa aktif antibakteri dari golongan alkaloid dan terpenoid. Hasil uji antibakteri terhadap sediaan mouthwash ekstrak daun salam diperoleh diameter zona hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus sebesar 2 mm, sedangkan pada Escherichia coli tidak membentuk zona hambat. Hal ini disebabkan oleh penggunaan konsentrasi ekstrak daun salam yang rendah saat formulasi sediaan mouthwash.