INTENSITAS WARNA KUNING DAN KADAR OMEGA-3 TELUR BURUNG PUYUH AKIBAT PEMBERIAN UNDUR-UNDUR LAUT

Main Article Content

Yuliana Astriana
Priyantini Widiyaningrum
R Susanti

Abstract

Telur merupakan bahan makanan yang bergizi dan disukai masyarakat, namun mengandung faktor pembatas yang dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan yaitu kolesterol. Diharapkan suplementasi asam lemak tak jenuh yang berasal dari organisme laut (undur-undur laut) mampu meningkatkan intensitas warna kuning telur dan adanya omega-3 pada telur burung puyuh. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji peningkatan intensitas warna kuning telur dan kadar omega-3 burung puyuh yang diberi pakan undur-undur laut (Emerita sp). Sampel yang digunakan yaitu 60 ekor burung puyuh betina berusia 45 hari yang dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan yaitu 0%, 10%, 20 dan 30% tepung undur-undur laut dalam pakan. Perlakuan diberikan selama 15 hari. Data asam lemak omega-3 dan intensitas warna kuning telur puyuh dilakukan pada hari ke-15. Data kadar asam lemak omega-3 dianalisis secara deskriptif sedangkan, data intensitas warna kuning telur puyuh dianalisis dengan ANAVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil ANAVA satu arah terhadap intensitas warna kuning telur puyuh menunjukkan bahwa pemberian tepung undur-undur laut signifikan (p<0,05). Hasil uji BNT menunjukan adanya perbedaan yang nyata antara kelompok R0 dengan R3 dan R1 dengan R3 sedangkan, kadar omega-3 (linolenat) yang terdeteksi hanya pada kelompok R3 sebesar 0,17%.

Egg is one of the nutritions food which the most people liked, but it contains limited factor such as cholestrol which can be intrude on health. Unsaturated Fatty acids supplemen from sea orgnanism mole crabs chould be increased quail yolk color intensity and omega-3 content. The purpose is to exsamine the increase quails yolk colour intensity and omega-3 content int quail egg fed mole crabs (Emerita sp). The samples used was 60 female quails aged 45 days devided into 4 groups treatment of 0%, 10%, 20, 30% mole crab flour contents added to feed. The treatment was given for 15 days. The data of omega-3 and quail yolk color intensity performed on day 15. Omega-3 contents were analyzed descriptively, but the quail yolk color intensity were analyzed by one-way ANOVA followed by LSD test. The result of the one-way ANOVA for quails yolk color intensity showed giving of mole crab flour is significant (p<0,05). LSD test showed there are significantly different between R0 with R3 group and R1 with R3 group while percentage of omega-3 (linoleic acid) detected only R3 group that is 0,17%.

Article Details

Section
Articles

References

Almatsier S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Amrullah IK. 2003. Nutrisi Ayam Petelur. Bogor: Lembaga Satu Gunung Budi.

Batoro J. 2008. Telur Omega. Malang. On line at http//www.malangkab.go.id./artikel/artikel.cfm [diakses tanggal 12 Januari 2012].

Chung TK. 2002. Yellow and red carotenoids for eggs yolk pigmentation. 10" Annual ASA Southeast Asian Feed Technology and Nutrition Workshop. Thailand 6-7 juli 2002 Weng BC, Chew BP, Wong TS, Park JS, Kim HW & Lepinet AJ. 2000. β-carotene uptake and changes in ovarian steroids and uterine proteins during the estrous cycle in the canine. J. Anim. Sci. (78):1284–1290.

Dewansyah A. 2010. Efek suplementasi vitamin a dalam ransum terhadap produksi dan kualitas telur burung puyuh. Surakarta: UNS.

Emken EA, Adlof RO, Duval SM & Nelson GC. 1999. Effect of dietary docosahexaenoic acid on desaturation and uptake in vivo of isotope-labeled oleic, linoleic and linolenic acids by male subjects. Journal Lipids 34 (8):785-791.
Karyadi D, Abdoel DJ, Kartomo W, Mien KMS & Hermana. 1987. Manfaat ikan bagi pembangunan sumber daya manusia. Makalah disampaikan pada Seminar On health significance of fish consumption in Indonesia. DepartemenKesehatan RI. Jakarta 31 Augustus-1 September 1987.

Mursyidin DH, Muhammad S, Perkasa DP, Sekendriana & Prabowo. 2003. Kajian kandungan asam lemak omega 3 undur-undur laut (Emerita sp) di pantai selatan yogyakarta. Jurnal Bulletin Penalaran Mahasiswa 10 (3):8-10.

Mursyidin DH, Muhammad S, Perkasa DP, Sekendriana & Prabowo 2007. Kandungan asam lemak omega 6 pada ketam pasir (emerita sp) di pantai selatan yogyakarta. Jurnal Bioscienteae 4 (2):79-84.

Murray RK, Granner DK, Mayes PA. dan Rodwell VM. 2003. Biokimia Harper. Terjemahan oleh Alexander dan Andry Hartono. Jakarta: EGC.

Sahara E. 2011. Penggunaan kepala udang sebagai sumber pigmen dan kitin dalam pakan ternak. Jurnal Agribisnis Dan Industri Peternakan (1) 1: 31-35.

Titiek. 2007. Telur Asin Omega 3 Tinggi. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian 29 (4):14-15.

Trijoko. 1988. Studi masa bertelur dan fekunditas ketam pasir (emerita sp). Laporan Penelitian. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Weng BC, Chew BP, Wong TS, Park JS, Kim HW & Lepinet AJ. 2000. β-carotene uptake and changes in ovarian steroids and uterine proteins during the estrous cycle in the canine. J. Anim. Sci. (78):1284–1290.

[WHO] World Healt Organisation. 2002. Jumlah penderita penyakit jantung. New Zaeland.

Winarno FG & Koswara S. 2002. Telur: Komposisi, Penanganan Dan Pengelolahan. Bogor: M-Brio Press.

Holmes DIS, Suwelo & B Van Balen. 1993. The Distribution and status of Hornbills in Indonesia. Bangkok.