ANALISIS MAKNA SIMBOL UNSUR ALAM DALAM KANYOOKU BAHASA JEPANG (日本語慣用句における自然要素のシンボルの意味の分析)

  • Tri Cuciati Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang
Keywords: Makna Simbol, Unsur Alam, Kanyooku

Abstract

Kanyooku digunakan oleh masyarakat Jepang untuk berkomunikasi yang fungsinya memperhalus kalimat sebagai alternatif strategi berbahasadengan tujuan agar lawan bicara tidak tersinggung. Kanyooku unsur alam banyak digunakan sebagai nama keluarga oleh orang Jepang. Percaya dengan banyak dewa dan kekuatan alam berpengaruh pada sikap masyarakat Jepang yang menaruh hormat sangat tinggi terhadap alam, sehingga penulis tertarik untuk mengetahui makna simbol unsur alam yang menggunakan kata mizu, kane, tsuchi, yama, dan abura,, karena kelima unsur alam tersebut yang paling dekat hubungannya dan kaitannya dengan kepercayaan dan kebudayaan orang Jepang. Berdasarkan latar belakang di atas, dalam penelitianini dibahas tentang simbol dan makna simbol kanyooku yang menggunakan kata mizu, kane, tsuchi, yama, abura, serta makna positif dan makna negatif yang terkandung dalam kanyooku tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui simbol dan makna simbol kanyooku yang menggunakan kata mizu, kane, tsuchi, yama, abura, serta makna positif dan makna negatif yang terkandung dalam kanyooku tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan tentang kanyooku unsur alam bahasa Jepang yang menggunakan kata mizu, kane, tsuchi, yama, abura. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa studi kepustakaan atau studi literatur, kemudian dilanjutkan dengan teknik analisis data yang menggunakan teknik analisis deskriptif.

References

Akirakanshuu, Matsumura. (1995). Daijisen. Jepang: Shougakukan.

Candra, Rike. (2009). Analisis Tiga Haiku yang Berhubungan dengan Tiga Makna Simbol Sakura Ditinjau dari Segitiga Makna Ogden dan Richards. Online http://www.google.co.id/search?hl=id&noj=1&q=skripsi+analisis+tiga+haiku+yang+berhubungan+dengan+tiga+makna+simbol+sakura+ditinjau+dari+segitiga+makna+ogden+dan+richards++&btnG=Telusuri

Chaer, Abdul. (1990). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Dharmojo. (2005). Sistem Simbol Munaba Waropen Papua. Jakarta: Pusat Bahasa

Garrison, Jeffrey G. (1996). Seri Renik Bahasa (Idiom Bahasa Jepang). Jakarta: Kesaint Blanc

Inoue, Muneo. (1992). Rekai Kanyooku Jiten. Jepang: Sotakushashuppan.

Keraf, Gorys. (1985). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia

Kesuma, Tri Mastoyo Jati. (2007). Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Carasvatibooks

Kridalaksana, Harimurti. (1982). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia

Kuramochi, Yasuo dan Yukiko Sakata. (1998). Sanseidou Kanyooku Benran. Japan: Sanseidou

Morita, Yoshiyuki. (1990). Nihongo to Nihongo kyouiku. Japan: Bonjinsha

Rahmah, Yuliani. (2010). Analisis Kanyouku yang Mengungkapkan Perasaan. (Analisisn Deskriptif Ungkapan Rasa Marah dan Ungkapan Rasa Terkejut pada Buku Reikai Kanyooku Jiten). Online staff.undip.ac.id/sastra/yuliani-rahmah/files/2010/07/kanyoku-yuli.doc

Sakata, Yukiko. (1995). Nihongo o Manabu Hito no Jiten. Japan: Nihongo no Kai Kigyo Kumiai and Shinchosha

Section
Articles