PERSEPSI SEKSUALITAS KALANGAN PELAJAR SMA/MA DI KOTA SEMARANG (Studi Kasus terhadap Bentuk Penyimpangan Sosial Perilaku Seksual Pranikah pada Pelajar SMA/MA di Kecamatan Gunungpati)

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Noviani Achmad Putri

Abstract

Acceleration of these developments can bring an effect on the lives of adolescents in both the positive and negative terms. The results of this research are: 1) Sexuality perception among SMA/MA students in Gunungpati Disrict classified into two parts, namely positive sexual perception and negative sexual perception; 2) The patterns of sexual behavior among SMA/ MA students:a. patterns of sexual behavior by level consists; b. premarital sexual behavior patterns based on the needs/motif; c. premarital sexual behavior patterns; d. patterns of sexual behavior based on intensity; 3) Factors influencing premarital sexual behavior among SMA/MA students in Gunungpati District include: parenting parents were more permissive, medium into low economic conditions, information media which can not be dammed, high dating experience, lack of sex education in the family, school and community as well as the weakness of religious values.


Percepatan perkembangan remaja dapat membawa pengaruh terhadap kehidupan remaja baik dalam hal positif maupun negatif. Hasil dalam penelitian ini adalah: 1) Persepsi seksualitas di kalangan pelajar SMA/MA di Kecamatan Gunungpati yaitu persepsi seksual positif dan persepsi seksual negatif; 2) Pola-pola perilaku seksual di kalangan pelajar SMA/MA Gunungpati diantaranya: a. pola perilaku seksual berdasarkan tingkatan; b. pola perilaku seksual pranikah berdasarkan kebutuhan/motif c. pola perilaku seksual pranikah berdasarkan pasangan; d. pola perilaku seksual berdasarkan intensitas; 3) Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah di kalangan pelajar SMA/MA di Kecamatan Gunungpati diantaranya: pola asuh orang tua yang lebih permisif, kondisi ekonomi yang menengah kebawah, media informasi yang tidak dapat dibendung, pengaruh teman bermain dan lingkungan yang begitu kuat, pengalaman pacaran yang tinggi, kurangnya pendidikan seks di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat serta lemahnya nilai-nilai agama.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##