Abstract

Penelitian ilmiah kulit buah rambutan sebelumnya menyatakan kulit buah rambutan mengandung senyawa tanin, saponin, flavonoid, alkaloid, dan triterpenoid yang diketahui mempunyai aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri kulit buah rambutan. Metode yang digunakan untuk ekstraksi yaitu dengan sokletasi menggunakan pelarut etanol dan kloroform. Uji aktivitas antibakteri ditentukan dengan metode difusi cakram. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa serbuk kulit buah rambutan mengandung senyawa alkaloid, steroid, terpenoid, fenolik dan saponin. Sedangkan pada ekstrak etanol dan kloroform hanya 3 golongan senyawa yaitu terpenoid, steroid dan saponin. Uji aktivitas antibakteri menunjukkan adanya daya hambat pada bakteri B.subtilis dan bakteri E.coli. Ekstrak yang mempunyai aktivitas antibakteri tertinggi adalah ekstrak etanol dengan kadar hambat minimum 40% dengan diameter zona bening sebesar 6 mm pada bakteri E.coli dan 50% dengan diameter zona bening 7 mm pada bakteri B.subtilis. Hasil analisis dengan GC-MS menunjukkan senyawa yang paling berperan dalam aktivitas antibakteri pada ekstrak kloroform adalah senyawa stigmasterol. Sedangkan pada ekstrak etanol senyawa yang diduga berperan dalam aktivitas antibakteri adalah senyawa beta-patchoulene.