Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara peserta didik pada pembelajaran matematika model Creative Problem Solving (CPS) berpendekatan Scientific dibandingkan pembelajaran konvensional, pengaruh kerja keras terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis, dan karakteristik kemampuan berpikir kreatif. Penelitian menggunakan metode explanatory sequential design, yaitu menggunakan model Quasi Experiment pada tahap kuantitatif dan model Miles dan Huberman untuk analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan berpikir kreatif matema-tis kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol dengan rata-rata sebesar 79,05 dan 68,17. Kemampuan berpikir kreatif peserta didik 36,5% dipengaruhi oleh karakter kerja keras. Setelah diteliti, kemampuan berpikir kreatif matematis kelompok atas dan kelompok tengah lebih menonjol pada aspek keluwesan, sedangkan kelompok bawah menonjol pada aspek kelancaran. Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) peserta didik yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan Scientific melalui model CPS telah mencapai KKM; (2) kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol; (3) karakter kerja keras berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis; (4) kemampuan berpikir kreatif matematis peserta didik menonjol pada aspek tertentu.