Abstract

Kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik SMA Negeri 1 Pecangaan masih rendah. Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan strategi scaffolding digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas pembelajaran PBL dengan strategi scaffolding dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika dan menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematika ditinjau dari Adversity Quotient (AQ) peserta didik. Penelitian ini merupakan penelitian kombinasi kuantitatif dan kualitatif dengan desain concurrent embedded. Sampel penelitian kuantitatif adalah peserta didik kelas XI MIA4 (kelompok eksperimen) dan XI MIA5 (kelompok kontrol) sementara pada penelitian kualitatif, subjek penelitian diambil dari enam peserta didik yang dipilih dari kelompok eksperimen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran PBL dengan strategi scaffolding sedangkan variabel terikat kemampuan pemecahan masalah matematika. Pengambilan data dilakukan dengan tes, angket dan wawancara. Data diolah menggunakan uji t dan gain yang ternormalisasi. Hasil yang dicapai menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika mencapai ketuntasan dengan rata-rata 77,726 mengalami peningkatan tinggi dengan gain 0,732 dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol. Peserta didik yang memiliki AQ kategori climber mempunyai kemampuan pemecahan masalah matematika tergolong baik, sedangkan peserta didik yang memiliki AQ kategori camper mempunyai kemampuan pemecahan masalah matematika tergolong cukup baik.