FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT MIOPIA PADA REMAJA (STUDI DI SMA NEGERI 2 TEMANGGUNG KABUPATEN TEMANGGUNG)

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Anisa Sofiani
Yunita Dyah Puspita Santik

Abstract

Miopia sebagai kelainan refraksi menjadi penyebab terbanyak gangguan penglihatan di dunia hingga diestimasikan separuh dari penduduk dunia menderita miopia pada tahun 2020. Segala golongan usia dapat mengalami miopia, terutama pada remaja. Jawa tengah menduduki peringkat ke 6 untuk masalah miopia, dan remaja yang menderita miopia di kabupaten Temanggung khususnya SMA N 2 Temanggung diperkirakan meningkat tiap tahunnya. Penelitian ini termasuk dalam penelitian explanatory research dengan pendekatan cross sectional. Populasi berjumlah 720 siswa, sampel 92 siswa SMA N 2 Temanggung. Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan antara jarak baca (p=0,042), intensitas gadget (p=0,049), intensitas jalan kaki outdoor (0,004), dan intensitas olahraga outdoor (p=0,017) dengan derajat miopia remaja. Dan tidak ada hubungan dengan jenis kelamin, asupan vitamin A, lama membaca, penerangan, posisi membaca, penggunaan gadget /hari, pekerjaan, pendapatan orang tua, keturunan, intensitas rekreasi dan hobi. Faktor terkuat adalah olahraga outdoor (p=0,005 dan OR=17,468). Anjuran untuk penelitian selanjutnya adalah dalam penghitungan asupan Vitamin A apakah mempengaruhi peningkatan dioptri miopia agar memperhatikan cara pengolahan makanan. Kategori untuk variabel penggunaan gadget juga perlu ditambahkan.


Myopia as refractive error will be the most common cause of visual impairment over the world until half of the world's populations are suffer from myopia in 2020. All of age groups can get it, especially in adolescents. Central Java’s ranked is sixth for the problems of myopia, and adolescents who suffer the myopia in Temanggung regency in particular SMA N 2 Temanggung is expected to increase each year. This study was explanatory research with cross sectional approach. The population were 720 students, with 92 samples students of SMA N 2 Temanggung. The Results, there were a relationship between reading distance (p=0.042), the intensity of the gadget (p=0.049), the intensity of outdoor walking (p=0.004), and the intensity of outdoor sports (p=0.017) with degrees of adolescents myopia. And no association with gender, intake of vitamin A, time reading, lighting, reading position, the use of gadgets/day, occupation and income parents, genetik, intensity recreation and hobbies. The strongest factor is the outdoor sports (p=0.005 and OR=17.468). Suggestions for another research is in calculating the intake of Vitamin A does affect the increase diopters of myopia to more pay attention in how the food processing. Categories for variable of using the gadgets also need to be added.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

Author Biographies

Anisa Sofiani, Gedung F5 Lantai 2 FIK Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Yunita Dyah Puspita Santik, Gedung F5 Lantai 2 FIK Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
How to Cite
Sofiani, A., & Puspita Santik, Y. (2016). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT MIOPIA PADA REMAJA (STUDI DI SMA NEGERI 2 TEMANGGUNG KABUPATEN TEMANGGUNG). Unnes Journal of Public Health, 5(2), 176-185. https://doi.org/10.15294/ujph.v5i2.10120

References

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Diterima dari Kementerian Kesehatan RI : Jakarta.

Dahlan, M. Sopiyudin. (2011). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.

Fachrian, Dedy, Arlia, B.R. dkk. (2009). Prevalensi Kelainan Tajam Penglihatan pada Pelajar SD “x” Jatinegara Jakarta Timur. Majalah Kedokteran Indonesia Vol:59 No.6 Juni 2009.

French, Amanda N., et al. (2013). Risk Factors for Incident Myopia in Australian School Children: The Sydney Adolescent Vascular and Eye Study. American Academy of Ophtalmology. Elsevier

Hartanto W, Inakawati S. (2010). Kelainan Refraksi Tak Terkoreksi Penuh di RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 1 Januari 2002-31 Desember 2003. Media Medika Muda. 4: 26-7.

Israr, Yayan A. (2010). Kelainan Refraksi Mata – Miopia (Rabun Jauh). diakses pada 16 Oktober 2014. Dari website https://yayankhyar.wordpress.com/2010/07/21/kelainak-refraksi-mata-miopia-rabun-jauh/

¬James, Bruce, Chris Chew, Anthony Bron. (2006). Lecture Notes : Oftalmologi Edisi ke Sembilan. Jakarta : Erlangga.

Karouta, Ashby RS. (2015). Correlation between light levels and the development of deprivation myopia. IOVS. 56(1); 229-309.

Lee, Yin-Yang, Chung-Ting Lo, Shwu-Jiuan Sheu, Julia L. Lin. (2013). What Factors are Associated with Myopia in Young Adults? A Survey Study in Taiwan Military Conscripts. IOVS Vol 54. No. 2.

Lu, Bei, et al. (2009). Associations Between Near Work. Outdoor Activity. and Myopia Among Adolescent Students in Rural China. Arch Ophthalmol. 2009. hlm. 769-775.
Mutti, DO. (2013). Time Outdoors and Myopia: a Case for Vitamin D. Optometry Times. July 23.

Riordan-Eva P. (2007). Whitcher Jp. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum Edisi 17. Jakarta : EGC.

Sasraningrat, Muhammad Ihsan. (2011). Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa SD Islam Ruhama Cireundeu Kelas 5 dan 6 Terhadap Miopia dan Faktor Yang Mempengaruhinya Tahun 2011 (skripsi). UIN. Jakarta.

Suangga, Anisa. Hubungan Aktivitas Bermain Video Game dengan School Myopia pada Siswa-siswi SD Asy Syifa 1 Bandung (Skripsi). Fakultas Ilmu Keperawatan. Universitas Padjaaran : Bandung.

WHO. (2007). Vision 2020 The Right to Sight. World Health Organization Publication Data. Diakses pada 3 Desember 2014. Dari website www.who.int/.../Vision2020_report/
_____. (2014). Visual Impaiement ad Blindness. diakses pada 16 Maret 2014. Dari website http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs282/en/

Widodo, Agung, Prillia T. (2007). Miopia Patologi. Jurnal Oftalmologi Indonesia. Vol. 5. No. 1. April 2007. Hlm. 19-26.