HUBUNGAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN KEBERADAAN JENTIK AEDES PADA AREA BERVEGETASI POHON PISANG
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
ABSTRAK
Profil Kesehatan Dinas Kota Semarang tahun 2016 menunjukkan bahwa ABJ di wilayah kerja Puskesmas Halmahera 83,00% masih tergolong rendah yaitu masih di bawah target nasional ≥ 95%. Terdapat area dengan vegetasi pohon pisangg yang rapat pada wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pH, volume air, kelembaban dan jenis pohon pisang dengan keberadaan jentik Aedes aegypti di wilayah kerja puskesmas Halmahera Kota Semarang tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, data primer dan data sekunder diolah dan dianalisis menggunakan uji statistik Chi Square. Sampel yang digunakan berjumlah 100 pelepah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara volume air (p=0,023) dan kelembaban (p=0,0001) dengan keberadaan jentik, serta tidak ada hubungan antara tingkat pH (p=0,153) dan jenis pohon pisang (p=0,493) dengan keberadaan jentik.
Kata kunci : keberadaan jentik, tingkat pH, volume air, kelembaban udara, dan jenis perindukan pohon pisang.
ABSTRACT
Health Profile of Semarang City Office in 2016 told that ABJ (larvae presence free number) in work ​​Halmahera Health Center area was 83.00%. It was below the national target of ≥ 95%. This study purposed to know the relationship between pH level, water volume, humidity and banana tree species with the presence of Aedes aegypti larvae in ​​Halmahera Health Center area in 2017. This research used quantitative analytic observational method with cross sectional approach. Data were processed and analyzed using Chi Square test. The samples were 100 midribs. The results showed that there was correlation between water volume (p = 0,023) and humidity (p = 0.0001) with larvae presence, whereas there was no correlation between pH level (p = 0,153) and banana tree species (p = 0,493) larvae presence.
Keywords: presence of larvae, pH level, water volume, humidity, and banana tree species
##plugins.themes.academic_pro.article.details##
References
Badrah & Hidayah. 2011. Hubungan Antara Tempat Perindukan Nyamuk Aedes Aegypti Degan Kasus Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Penajan Kecamatan Penajan Pasar Kabupaten Pasar Utara. J. Trop. Pharm. Chim. (Indonesia), 1 (2)
Fauziyah, N. F. 2012. Karakteristik Sumur Gali dan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Kesehatan Masyarakat (KEMAS), 8 (1): 81-87
Kusuma, A. P., Sukendra, D. M. 2016. Analisis Spasial Kejadian Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Kepadatan Penduduk. Unnes Journal of Public Health, 5 (1): 48-56
Mubarokah, R., Indarjo, S. 2013. Upaya Peningkatan Angka Bebas Jentik (ABJ) DBD melalui Penggerakan Jumantik. Unnes Journal of Public Health, 2 (3)
Novitasari, I. dan Sugiyanto, Z. 2014. Hubungan Suhu, Kelembaban Rumah dan Perilaku Masyarakat tentang PSN dan Larvasidasi dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Penular Demam Berdarah Dengue di RW 01 Kelurahan Sendangguwo Semarang. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro
Putri, I. A. 2015. Hubungan Tempat Perindukan dan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Benda Baru Kota Tanggerang Selatan Tahun 2015. Jakarta: Universitas Islam Negeri Jakarta
Santi, D., Budiyono, I., Wahyono, B. 2015. Faktor yang Berhubungan dengan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti (Studi Kasus Di Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang Tahun 2014). Unnes Journal of Public Health, 4 (1)
Silalahi, L. 2014. Demam Berdarah--Penyebaran dan Penanggulangan. Jakarta: Litbang Departemen Kesehatan RI
WHO. 2009. Dengue: guidelines, diagnosis, treatmen, prevention and control. New edition. France: WHO Press
Winarsih, S. 2013. Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah dan Perilaku PSN Dengan Kejadian DBD. Unnes Journal of Public Health, 2(1)
Yudastuti, R dan Anny, V. 2005. Hubungan Kondisi Lingkungan, Kontainer, dan Perilaku Masyarakat Dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 1 (2)