HUBUNGAN PENGGUNAAN APD MASKER, KEBIASAAN MEROKOK DAN VOLUME KERTAS BEKAS DENGAN ISPA

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Tri Retno Pujiani
Arum Siwiendrayanti

Abstract

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit saluran pernapasan atas atau bawah yang disebabkan agen infeksius.ISPA paling banyak terjadi di wilayah kerja puskesmas Jekulo Kabupaten Kudus dengan 4603 kasus kejadian.Berbagai faktor yang dapat menyebabkan kejadian ISPA terus meningkat kasusnya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penggunaan APD masker, kebiasaan merokok, dan volume kertas dengan kejadian ISPA pada pekerja di sentra pengepakan kertas bekas Desa Terban Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus.Jenis penelitian adalah Cross sectional dengan populasi penelitian adalah seluruh pekerja laki-laki di sentra pengepakan kertas bekas Desa Terban dan sampel penelitian 67 responden.Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, lembar observasi serta pengukuran volume kertas. Hasil penelitian ini ada hubungan antara penggunaan APD masker (p=0,018), kebiasaan merokok (p=0,000), dan volume kertas bekas (p=0,000) dengan kejadian ISPA. Saran bagi pekerja agar menggunakan alat pelindung diri saat bekerja, menerapkan PHBS, tidak merokok, dan rutin periksa kesehatan.


Acute respiratory syndrome infection (ARS) is top and bottom respiratory canal disease which caused by infectious agent. The most ARI case of Kudus Regency is found in the Jekulo health center with 4603 cases. Environmental factor is one of acute respiratory infection cause. The purpose of this research was to investigate association between personal protector masks, smoking habit, and waste paper volume and ARS for workers in the center of the waste paper packing in Terban Village, Jekulo Sub-district, Kudus Regency. This study usedcross sectional research design with all male workers in the center of the waste paper packing in Terban Village for population and 67 respondents as sample. Data collection was collected through questionnaires, observation sheet, and paper volume measurement. The result of the study showed there was a relationship between personal protector masks (p=0,0018), smoking habit (p=0,000), and waste paper volume (p=0,000) and acute respiratory infection. Therefore, it was suggested to waste paper packer workers to use personal protector masks during working, practice healthy lifestyle, avoid smoking, androutinely conducts medical checkup.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

How to Cite
Pujiani, T., & Siwiendrayanti, A. (2017). HUBUNGAN PENGGUNAAN APD MASKER, KEBIASAAN MEROKOK DAN VOLUME KERTAS BEKAS DENGAN ISPA. Unnes Journal of Public Health, 6(3), 184-188. https://doi.org/10.15294/ujph.v6i3.15758

References

Ahyanti, M & Duarsa, ABS. 2013. Hubungan Merokok dengan Kejadian ISPA Pada Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Tanjungkarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7 (2): 47 – 53

Ardianto, Y. D. & Yudhastuti, R. 2012. Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut Pada Pekerja Pabrik. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 6 (5): 230 – 233

Hikmawati, R & Martiana, T. 2013. Hubungan Karakteristik dan Perilaku Pekerja dengan Gejala ISPA di Pabrik Asam Fosfat Dept. Produksi III PT. Petrokimia Gresik. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, 2 (2): 130-136

Mukono. 2008. Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Kesehatan. Airlangga University Press: Surabaya

Rohilla, A., dkk. 2013. Upper Respiratory Tract Infections: An Overview. International Journal of Current Pharmaceutical Research, 2 (3): 1 – 3

Rosiana, A.M. 2013. Hubungan antara Kondisi Fisik Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang. Unnes Journal of Public Health, 2(1): 1-9

Sholikhah, A.M & Sudarmaji. 2015. Hubungan Karakteristik Pekerja dan Kadar Debu Total Dengan Keluhan Pernapasan Pada Pekerja Industri Kayu X di Kabupaten Lumajang. Prespektif Jurnal Kesehatan Lingkungan, 1 (1): 1 – 12

Yusnabeti, R.A.W & Luciana, R. 2010. PM10 dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut Pada Pekerja Industri Mebel. Makara Kesehatan, 14 (1): 25 – 30