PEMANFAATAN ECENG GONDOK (EICHORNIA CRASSIPES) SEBAGAI MEDIA BIOREMEDIASI TERHADAP PENURUNAN KADAR TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS)

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Izam Nur Hakim

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan rata-rata kadar TSS sebelum dan sesudah perlakuan dengan tanaman eceng gondok. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Obyek dalam penelitian ini adalah limbah cair industri tempe skala rumah tangga dari proses perendaman kedelai selama 24 jam di Kelurahan Pasar Batang, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan tes laboratorium. Data yang didapat dari penelitian ini diolah dengan statistik uji t berpasangan dengan derajat kemaknaan (α)=0,05. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kadar rata-rata pretest TSS adalah 6043,0 mg/l. Kadar rata-rata TSS kelompok kontrol pada perendaman 2 hari sebesar 4551,42 mg/l (p=0,023), perendaman 4 hari sebesar 4677,17mg/l (p=0,002), dan perendaman 6 hari 4392,33 mg/l (p=0,003). Kadar rata-rata TSS kelompok perlakuan dengan eceng gondok pada perendaman 2 hari sebesar 3776,17 mg/l (p=0,001), perendaman 4 hari sebesar 2356,67 mg/l (p=0,0001), dan perendaman 6 hari sebesar 1265 mg/l (p=0,0001). Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata kadar TSS sebelum dan sesudah penanaman Eceng Gondok pada limbah cair.

 

The purpose of this study was to determine the differences in average levels of TSS before and after treatment with water hyacinth plants. This type of research is a quasi-experimental. Objects in this study was wastewater from the household soybean soaking for 24 hours at the Pasar Batang village, Brebes district, Brebes city. Techniques of data collection is done by observation and laboratory tests. Data obtained from this study treated with a paired t test statistic with degrees of significance (α) = 0.05. Based on survey results revealed that the average pretest levels of TSS was 6043.0 mg / l. Average levels of TSS in the control group 2 days of immersion of 4551.42 mg / l (p = 0.023), immersion four days of 4677.17 mg / l (p = 0.002), and 6 days of immersion 4392.33 mg / l (p = 0.003). Average levels of TSS group treated with water hyacinth in 2 days of immersion of 3776.17 mg / l (p = 0.001), immersion four days of 2356.67 mg / l (p = 0.0001), and 6 days of immersion 1265 mg / l (p = 0.0001). It can be concluded that there are differences in average levels of TSS before and after the planting of water hyacinth in wastewater.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

Author Biography

Izam Nur Hakim, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia.

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia.
How to Cite
Hakim, I. (1). PEMANFAATAN ECENG GONDOK (EICHORNIA CRASSIPES) SEBAGAI MEDIA BIOREMEDIASI TERHADAP PENURUNAN KADAR TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS). Unnes Journal of Public Health, 1(1). https://doi.org/10.15294/ujph.v1i1.177

References

Bappedal Jateng. 2004. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah No 10/2004 tentang Baku Mutu Air Limbah, Jawa Tengah
Betty S. L. J, dan Winiati P. R. 2001. Penanganan Limbah Industri Pangan. Yogyakarta : Kanisius
Erry Wiryani. 2007. Analisis Kandungan Limbah Cair Pabrik Tempe. Lab. Ekologi dan Biosistematika Jurusan Biologi F MIPA, Undip Semarang
Frutituti., 2005. Eceng Gondok or Water Hyacinth (Eichhornia crassipes). http://frutituti.multiply.com/reviews/item/3. diakses tanggal 30 september2011.
Guntur Yusuf. 2008. Bioremediasi Limbah Rumah Tangga Dengan Sistem Simulasi Tanaman Air, Jurnal Bumi Lestari. Vol, 8 No, 2, Agustus 2008:136-144
Haryo Bagus H. 2008. Makanan Unggulan Masa Depan. http://haryobagushandokonews.wordpress.com/tag/tempe/.html, Diakses tanggal 4 November 2010
Hefni Effendi. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta : Kanisius
Imam Jauhari. 2002. Penggunaan Enceng Gondok (Eichhornia crassipes Mart. Solms) dalam Penurunan Tingkat Pencemar Limbah Cair Industri Tapioka. Enviro. Vol 2, No 2, September
Juli Soemirat Slamet. 2004. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: UGM-Press
Kristiana. 2003. Identifikasi Status Kesehatan Masyarakat di Sekitar Pabrik Tahu Tempe di Desa Kuncen Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro. Malang : JIPTUMM.
Lud Waluyo. 2009. Mikrobiologi Lingkungan. Malang: UMM Press.
Petanidesa. 2005. Eceng Gondok Sebagai Pembersih polutan logam berat. http://petanidesa.wordpress.com/2007/03/11/eceng-gondok-pemersih-polutan-logam-berat/, diakses tanggal 30 september 2011
Philip Kristanto. 2004. Ekologi Industri. Yogyakarta : Andi
Poppy Arsil dan Supriyanto. 2007. Pengolahan Limbah Cair dari Industri Kecil Pengolahan Tahu secara Bioltrasi Menggunakan Eceng Gondok.
Ratrika Prikhastiani. 2006. Identifikasi Jenis Bakteri pada Air sumur di Sekitar Pembuangan Limbah Cair Industrti Tahu di Desa Adiwerna Tegal. Semarang : Analis Kesehatan.
Ricki M. Mulia. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Soekidjo Notoatmodjo. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Soeparman dan Separmin. 2001. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. Jakarta: EGC
Sugiharto. 2003. Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta : UI-Press
Tresna Sastrawijaya, A. 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta : Rineka Cipta
Unus Suriawira. 2003. Mikrobiologi Air dan Dasar-dasar Pengolahan Buangan Secara Biologis. Bandung : Alummni
Vidali, M. 2001. Bioremediation. Pure Appl. Chem., Vol. 73, No. 7, pp. 1163–1172.