PENGARUH PERENDAMAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) TERHADAP TOTAL PLATE COUNT DAN SIFAT ORGANOLEPTIK BAKSO DAGING SAPI

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Yunita Pustikayanti

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui alternatif pengganti boraks pada bahan pangan yang dapat diaplikasikan produsen bakso. Penelitian eksperimen dengan populasi 4 bakso berbagai perlakuan dan 10 panelis menggunakan instrumen alat uji mikrobiologi dan formulir penilaian sifat organoleptik. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat (Repeated Anova). Hasil penelitian menunjukkan bakso paling disukai adalah bakso tambahan karagenan yang direndam ekstrak bawang putih 30%. Nilai Total Plate Count bakso jam ke-24 yang dibawah 1×105 adalah bakso menggunakan tambahan karagenan dan bakso menggunakan boraks. Ada pengaruh perendaman ekstrak bawang putih terhadap tekstur (0,013), warna (0,022), aroma (0,001). Saran bagi pemerintah hendaknya mensosialisasikan penggunaan bahan tambahan pangan yang lebih aman. BPOM bekerjasama dengan instansi lainnya menyelenggarakan program produk pangan bebas boraks di Indonesia dan mengharuskan produsen bakso mengirimkan sampel bakso ke Laboratorium pengujian makanan untuk diuji keamanan pangannya. Bagi peneliti selanjutnya disarankan meneliti perbedaan nilai Total Plate Count dan sifat organoleptik bakso pada suhu ruang, suhu dingin, dan suhu beku. Serta menambahkan perlakuan bakso dengan penambahan Sodium Tri Poly Phospat (STPP)

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

How to Cite
Pustikayanti, Y. (1). PENGARUH PERENDAMAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) TERHADAP TOTAL PLATE COUNT DAN SIFAT ORGANOLEPTIK BAKSO DAGING SAPI. Unnes Journal of Public Health, 1(2). https://doi.org/10.15294/ujph.v1i2.3052

References

Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2007, Hasil Kajian Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) di Bidang Pangan terkait Perlindungan Konsumen, Jakarta : Badan Perlindungan Konsumen Nasional.

Jejem Mujamil S, 1997, Deteksi dan Evaluasi Keberadaan Boraks pada Beberapa Jenis Makanan di Kotamadya Palembang. Laporan Penelitian : Universitas Sriwijaya Palembang.

Lala Nurmala, 2008, Daya Tahan Kemasan Antimikroba Berbahan Baku Karagenan dan Agar-Agar. Skripsi : Institut Pertanian Bogor.

Laporan Tahunan 2008, Balai Besar POM DI Semarang.

Laporan Tahunan 2009, Balai Besar POM DI Semarang.

Laporan Tahunan 2010, Balai Besar POM DI Semarang.

Nanda Hadittama, 2009, Studi Penggunaan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum LINN) pada Pengawetan Bakso dengan Asam Asetat. Skripsi : Institut Pertanian Bogor.

Purwiyatno Hariyadi dan Ratih Dewanti, 2009, Memproduksi Pangan yang Aman, Jakarta: Dian Rakyat.

SNI 7388 : 2009 http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=SNI+7388+:+2009&source=web&cd=2&ved=0CCYQFjAB&url=http%3A%2F%2Fbbihp.kemenperin.go.id%2Findex.php%3Foption%3Dcom_docman%26task%3Ddoc_download%26gid%3D42%26Itemid%3D40&ei=3tgzT4npBOaZiAe5v8SKAg&usg=AFQjCNHVDL_SNzyobgEmkSG9xeKDE8j98A di akses 23 Januari 2012.

Tri Dewanti Widyaningsih dan Erni Sofia Murtini, 2006, Alternatif Pengganti Formalin pada Produk Pangan, Surabaya: Trubus Agrisarana.

Winarti Zahiruddin, 2008, Pemanfaatan Karagenan dan Kitosan dalam Pembuatan Bakso Ikan Kurisi (Nemipterus nematophorus) pada Penyimpanan Suhu Dingin dan Beku, Buletin Teknologi Hasil Pertanian, Vol XI Nomor 1 Tahun 2008, hlm. 40-52.

Wisnu Cahyadi, 2008, Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan, Jakarta: Bumi Aksara