ANALISIS SPASIAL ASPEK KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN FILARIASIS DI KOTA PEKALONGAN
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Pekalongan City is one of the endemic cities of filariasis with mf-rate > 1 %. One of many factors that can influence filariasis is environmental factor. The aim of this research was to figure out the spatial imaging of environmental health such as shrub existence, puddle, wastewater pipeline, and livestock existence with filariasis in Pekalongan City. The study was quantitative descriptive with descriptive survey. Data were analyzed with spatial analysis using GIS in 6 filariasis-endemic subdistricts, i.e. Banyurip Ageng, Jenggot, Bandengan, Pabean, Kuripan Lor, dan Kertoharjo. The study showed that filariasis transmission was in the area with shrub and wastewater pipeline existence. Risk factor of wastewater pipeline existence was in all research places. Risk factor of livestock existence was in 3 subdistricts of Bandengan, Kertoharjo, dan Jenggot. Rice fields existence was a environmental risk factor in Kertoharjo and Banyurip Ageng.
##plugins.themes.academic_pro.article.details##
References
Depkes RI. 2008. Pedoman Pengendalian Filariasis. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Ginandjar, P., dan Majawati, E.S. 2005. Faktor Risiko Kejadian Filariasis Limfatik di Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi. Artikel penelitian. Jakarta: Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
Indarjo, S., Siwiendrayanti, A., Pawenang, E.T. 2016. The Community Diagnosis of Filariasis Endemic Villages in Pekalongan City. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 12 (1): 100-110
Redaksi Buletin Jendela Epidemiologi. 2010. Topik Utama: Filariasis di Indonesia. Buletin Jendela Epidemiologi, 1 (1): 1-20
Mardiana. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Filariasis di Indonesia (Data Riskesdas 2007). Jurnal Ekologi Kesehatan, 10 (2): 83-92
Munawwaroh, L., dan Pawenang, E.T. 2016. Evaluasi Program Eliminasi Filariasis dari Aspek Perilaku dan Perubahan Lingkungan. Unnes Journal of Public Health, 5 (3): 195-204
Nasrin. 2008. Faktor-Faktor Lingkungan dan Perilaku yang Berhubungan dengan Kejadian Filariasis di Kabupaten Bangka Barat. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro
Novianto, I.W. 2007. Kemampuan Hidup Larva Culex quinquefasciatus pada Habitat Limbah Cair Rumah Tangga. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta
Nugraheni, A. 2011. Faktor-Faktor Risiko Lingkungan Terhadap kejadian Filariasis Bancrofti di Wilayah Kerja Puskesmas Buaran Kabupaten Pekalongan. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro
Sarungu, Y. 2012. Faktor Risiko Lingkungan dan Kebiasaan Penduduk Berhubungan dengan Kejadian Filariasis di Distrik Windesi Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 11 (1): 76-81
Siwiendrayanti, A., Suhartono, Wahyuningsih, N.E. 2012. Hubungan riwayat pajanan pestisida dengan kejadian gangguan fungsi hati (Studi pada wanita usia subur di Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes). Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 11 (1): 9-14
Slamet, J.S. 2010.Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajahmada University Press
Windiastuti, I.A, Suhartono, Nurjazuli. 2013. Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah, Sosial Ekonomi, dan Perilaku Masyarakat dengan Kejadian Filariasis di Kecamatan Pekalongan Selatan Kota Pekalongan. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 12 (1): 51-57
Wirani, R., Sutardji, Siwiendrayanti, A. 2008. Perbedaan Penurunan Kadar BOD5 antara Trickling Filter berbagai Media (Studi Eksperimen pada Air Limbah Rumah Pemotong Ayam Pasar Rejomulyo Semarang Tahun 2007). Jurnal Kesehatan Masyarakat, 3 (2): 102-114
World Health Organization. 2014. Lymphatic Filariasis Fact Sheet, diakses 30 Januari 2015, (http://www.who.int/entity/mediacentre/factsheets/en/)
Syuhada, Y. 2012. Studi Kondisi Lingkungan Rumah dan Perilaku Masyarakat Sebagai Faktor Risiko Kejadian Filariasis di Kecamatan Buaran dan Tirto Kabupaten Pekalongan. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 11 (1): 95-101