Four Conditions for Recognition of Traditional Society in the Constitution and State Revenue Income
Main Article Content
Abstract
This article is an interpretation of Article 18B paragraph (2) of the Indonesian constitution: four requirements for recognition of traditional societies. Using sustainable tourism development as a case study, explores the important contribution of genealogical territorial participation and the limits of recognition of the role of the State in providing legal protection and traditional societies as the main coders of legal pluralism. This exploration reveals four different conditions: conditions for survival, dynamic conditions, conditions in accordance with the principle of integration, and regulated by law. The fact that these conditions are so intricately interwoven poses unique challenges for academics and legal practitioners, but also provides a potential blueprint for constitutions and state revenues.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
All writings published in this journal are personal views of the authors and do not represent the views of this journal and the author's affiliated institutions. Author(s) retain copyrights under the licence of Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0).
References
Aneswari, Y. R. (2018). Membongkar Imperialisme dalam Kebijakan Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). InFestasi, 14(1), 1-10. https://doi.org/10.21107/infestasi.v14i1.4246
Arifki, N. A. (2019). Penyelesaian Kerugian pada Pendapatan Negara melalui Pengungkapan Ketidakbenaran (Suatu Kajian Hukum Doktrinal dalam Sistem Perpajakan). Jurnal Suara Hukum, 1(1), 91-104. https://doi.org/10.26740/jsh.v1n1.p91-104
Awrey, D. (2021). Three Projects in the New Law and Finance. Accounting, Economics, and Law: A Convivium, 11(1), 9-25. https://doi.org/10.1515/ael-2020-0069
Butler, P. (2013). Poor People Lose: Gideon and the Critique of Rights. Yale Law Journal, 122, 2176-2204. https://scholarship.law.georgetown.edu/facpub/1249
Dimyati, K. (2005). Teorisasi Hukum. Studi Perkembangan Pemikiran Hukum di Indonesia 1945-1990. Yogyakart: Genta Publishing.
Gopakumar, K. (2015). Computation of Taxable Income of State Government Undertakings in India: A Critique in View of The Amendments in Income Tax Law. Journal of the Indian Law Institute, 57(2), 244-269. https://www.jstor.org/stable/44782503.
Griffiths, J. (2007). Memahami Pluralisme Hukum, Sebuah Deskripsi Konseptual (Understanding legal pluralism: a conceptual description). In Pluralisme Hukum: Sebuah Pendekatan Interdisiplin (pp. 69-119). Perkumpulan Untuk Pembaharuan Hukum Berbasis Masyarakat dan Ekologis.
Hartono, S. (2006). Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Asas Hukum Bagi Pembangunan Hukum Nasional. Jakarta: Citra Aditya Bakti.
Ito, T., Rachman, N. F., & Savitri, L. A. (2014). Power to make land dispossession acceptable: a policy discourse analysis of the Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE), Papua, Indonesia. Journal of Peasant Studies, 41(1), 29-50. https://doi.org/10.1080/03066150.2013.873029
Juanda, E. (2017). Hukum dan Kekuasaan. Jurnal Ilmiah Galuh Justisi, 5(2), 177-191. http://dx.doi.org/10.25157/jigj.v5i2.796
Khulsum, U. A., & Satyawan, M. D. (2014). Pengaruh Karakteristik Usaha Wajib Pajak Badan Terhadap Tingkat Kepatuhan Berdasarkan Pengukuran Reporting Compliance (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Sawahan). AKRUAL: Jurnal Akuntansi, 6(1), 33-51. https://doi.org/10.26740/jaj.v6n1.p33-51
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. (2006). Mewujudkan Hak Konstitusional Masyarakat Hukum Adat. Jakarta: Komnas HAM.
Kusumaatmadja, M. (1986). Pembinaan Hukum dalam Rangka Pembangunan Hukum Nasional. Bandung: Bina Cipta.
Marzuki, P. M. (2005). Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Moore, S. F. (2000). Law as Process: An Anthropological Approach. Münster Germany: LIT Verlag Münster.
Muhammad, A. (2004). Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Parwata, A. G. O., & Wijaya, I. K. K. A. (2018). Eksistensi Desa Pakraman dalam Pengelolaan Kepariwisataan Budaya Bali (Kajian Terhadap Peraturan Daerah Provinsi Bali No 2 Tahun 2012, tentang Kepariwisataan Budaya Bali). Kertha Wicaksana, 12(1), 69-75. https://doi.org/10.22225/kw.12.1.415.69-75
Rahardjo, S. (2006). Hukum dalam Jagat Ketertiban (Bacaan Mahasiswa Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Diponegoro). Semarang: Undip Press.
Rahardjo, S. (2014). Ilmu Hukum (Cetakan Ke VII). BandungL Citra Aditya Bakti.
Rawls, J. (1999). A theory of justice: Revised edition. Cambridge, Massachusetts, America: Harvard University Press.
Rawls, J. (2006). Teori Keadilan: Dasar-Dasar Filsafat Politik untuk Mewujudkan Kesejahteraan Sosial dalam Negara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Raz, A. F., Indra, T. P., & Artikasih, D. K. (2012). Krisis keuangan global dan pertumbuhan ekonomi: Analisa dari perekonomian Asia Timur. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, 15(2), 37-56. https://doi.org/10.21098/bemp.v15i2.61
Sabardi, L. (2014). Konstruksi Makna Yuridis Masyarakat Hukum Adat dalam Pasal 18B UUDN RI Tahun 1945 untuk Identifikasi Adanya Masyarakat Hukum Adat. Jurnal Hukum & Pembangunan, 44(2), 170-196. http://dx.doi.org/10.21143/jhp.vol44.no2.19
Salim, H. S., & Nurbani, E. (2013). Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis dan Disertasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sidharta, B. A. (2009). Refleksi Tentang Struktur Ilmu Hukum: Sebuah Penelitian Tentang Fundasi Kefilsafatan dan Sifat Keilmuan Ilmu. Bandung: Mandar Maju.
Sikor, T., & Lund, C. (2009). Access and property: a question of power and authority. Development and Change, 40(1), 1-22. https://doi.org/10.1111/j.1467-7660.2009.01503.x
Siradjudin, A. A. R. (2010). Pengakuan Masyarakat Adat dalam Instrumen Hukum Nasional. Palu: Yayasan Merah Putih Sulawesi Tengah.
Soekanto, S., & Mamudji, S. (2009). Penelitian Hukum Normatif. Jakarta: Rajawali Press.
Suandi, I. W. (2005). Penggunaan Wewenang Paksaan Pemerintahan dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Propinsi Bali (Doctoral Dissertation, Universitas Airlangga).
Sudjatmiko, B. (2014). Pemberdayaan Masyarakat, Pembangunan Desa, dan Pembangunan Kawasan Perdesaan Berdasarkan Undang-Undang Desa. Jakarta: The Indonesian Institute.
Sugiswati, B. (2012). Perlindungan Hukum Terhadap Eksistensi Masyarakat Adat di Indonesia. Perspektif, 17(1), 31-43. http://dx.doi.org/10.30742/perspektif.v17i1.92
Sunggono, B. (2007). Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suryawan, I. W. W., Fasisaka, I., & Parameswari, A. A. A. I. (2015). Gerakan Simbolik Kultural Masyarakat Adat Sengwer Merespon Marginalisasi Terkait Penerapan Program NRMP di Cherangany Hills, Kenya. Jurnal Hubungan Internasional 1(3), 1-11 https://ojs.unud.ac.id/index.php/hi/article/view/16948
Tamanaha, B. Z. (2004). On The Rule of Law: History, Politics, Theory. Cambridge: Cambridge University Press.
Thomas, C. (1996). Customary International Law and State Taxation of Corporate Income: The Case for the Separate Accounting Method. Berkeley Journal of International Law, 14(1), 99-136. http://scholarship.law.cornell.edu/facpub/1108
Thontowi, J. (2013). Perlindungan dan pengakuan masyarakat adat dan tantangannya dalam hukum Indonesia. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, 20(1), 21-36. https://doi.org/10.20885/iustum.vol20.iss1.art2
Wignjoesoebroto, S., et.al. (2011). Untuk Apa Pluralisme Hukum? Regulasi, Negosiasi dan Perlawanan dalam Konflik Agraria di Indonesia. Jakarta: Epistema Institute.
Zulkarnain, I., Soetarto, E., Sunito, S., & Adiwibowo, S. (2018). Stifling of Customary People Political Voice of Recognition in Political Economy Perspective (Case Study on Mapur Tribe Lom Bangka Belitung). Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 6(3), 237-245. https://doi.org/10.22500/sodality.v6i3.24325