PENGEMBANGAN MODEL BIMBINGAN SOSIAL YANG ADAPTIF DALAM PEMBINAAN KESEHATAN REPRODUKSI BAGI REMAJA DI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA KEDIRI
Abstract
ABSTRAK
Remaja sering menjadi sorotan dalam beberapa kajian kesehatan reproduksi. Hal tersebut terkait dengan kelompok usia remaja adalah kelompok usia yang paling rentan terinfeksi HIV/AIDS dan Penyakit Menular Seksual (PMS) lainnya. Remaja seringkali kekurangan informasi dasar mengenai kesehatan reproduksi, keterampilan menegosiasikan hubungan seksual, dan akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi yang terjangkau serta terjamin kerahasiaannya. Bimbingan sosial masyarakat merupakan suatu proses dimana suatu masyarakat berusaha untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan atau tujuan-tujuannya mengatur (atau menyusun) kebutuhan-kebutuhan ini, mengembangkan kepercayaan dan hasrat untuk menggarap kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan ini, menemukan sumber-sumber (dari dalam dan atau dari luar masyarakat) untuk menggarap kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan ini, mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan hal-hal ini, dan dalam pelaksanaan keseluruhannya ini memperluas dan mengembangkan sikap-sikap dan praktek-praktek kooperatif dan kolaboratif di dalam masyarakat (Murray dalam Sutarso, 2005:173). Bimbingan sosial masyarakat seperti telah didefinisikan di atas merupakan salah satu dari proses dasar pekerjaan sosial, digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan dasar yang sama, dan menggunakan banyak metode-metode yang bersamaan seperti yang terdapat pada proses bimbingan sosial perseorangan dan bimbingan sosial kelompok.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Kediri. pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan bimbingan sosial kesehatan reproduksi remaja di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Kediri dilakukan melalui program sosialisasi. Namun dalam sosialisasi ini, masih terkendala waktu sehingga berjalan kurang maksimal. Dengan kendala ini, maka peneliti merekomendasikan untuk mengembangkan model bimbingan sosial yang adaptif yaitu bimbingan sosial model konseling dan terapi keluarga dalam pembinaan kesehatan reproduksi bagi remaja
Â
ABSTRACT
The teenagers often highlighted in several studies reproductive health. It is associatedwith this age group is the age group most vulnerable to HIV / AIDS and Sexually Transmitted Diseases (STDs) other. Teens often lack basic information on reproductive health, skills to negotiate sexual relations, and access to reproductive health services are accessible and confidentially. Social guidance to the public is a process by which a society seeks to determine the needs or objectives set (or make up) these needs, developing trust and a desire to work on the needs and goals, find sources (from within or from outside the community) to work on the needs and goals of these, take the necessary action with regard to these things, and in the implementation of the whole is to expand and develop the attitudes and practices of cooperative and collaborative in society (Murray in Sutarso, 2005: 173). Social guidance as defined above is one of the fundamental processes of social work, is used to achieve the same basic goal, and use a lot of the same methods as those in the process of individual social guidance and social assistance group.
This study used a qualitative approach with descriptive methods. The location of this research carried out at the Agency for Women's Empowerment and Family Planning Kediri. Data collection is done by using the method of observation, interviews, documentation, and field notes.
The results showed that the implementation of social guidance adolescent reproductive health at the Agency for Women's Empowerment and Family Planning Kediri done through outreach programs. But in this socialization, still constrained time so it runs less than the maximum. With this constraint, the researchers recommend to develop a model of social adaptive guidance is guidance counseling and social model of family therapy in the development of reproductive health for adolescents.References
Alamsyah, Cepi Yusrun. 2015. Praktik Pekerjaan Sosial Generalis.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Biro Pusat Statistik. 2008. Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia
Jakarta : BPS.
Biro Pusat Statistik, dkk. 2013. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia.
Jakarta : BPS Jakarta.
Biro Pusat Statistik,dkk. 2013. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia,
Laporan Pendahuluan Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta : BPS Jakarta.
BKKBN. 2006. Buku Pedoman Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja. Semarang : BKKBN.
BKKBN. 2001. Tanya Jawab Kesehatan Reproduksi Remaja. Yayasan Mitra Inti.
Damanik, Juda. 2008. Pekerjaan Sosial Jilid 1. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Depkes-RI United Nations Population Found. 2001. Yang Perlu Diketahui Petugas Kesehatan tentang Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Depkes RI.
Depkes-RI United Nations Population Found. 2005. Kebijakan dan Strategi Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia. Jakarta : Depkes RI.
DuBois, B., & Miley, K. K. (5th ed.). (2005). Social work: An empowering profession. Boston, MA: Allyn and Bacon.
FK UGM-BKKBN DIY. 2002. Materi Program KB dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta.
Gunarsa, Singgih D. 2013.Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Jakarta : BPK Gunung Mulya.
Haryanto, Lilik. 2008. Kesehatan Reproduksi Remaja. Semarang : BKKBN.
Higham, Patricia. 2006. Social Work Intoducing Professional Practice. London. SAGE Publication Ltd.
Istiana, Hermawati. 2001. Metode dan Teknik Dalam Praktik Pekerjaan Sosial. Yogyakarta : Adicita.
Kumalasari, Intan. 2012. Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta Selatan : Salemba Medika.
Kusmiran, Eny. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita.Jakarta : Salemba Medika.
Marmi. 2013. Kesehatan Reproduksi. Pustaka Pelajar : 2013
Moleong, Lexy. J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Panuju, Panut dan Ida Umami. 1999. Psikologi Remaja. Yogyakarta : Tiara Wacana Yogyakarta.
Pardede, M. 2002. Perubahan Psikologi Remaja. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Pinem, Saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi.Jakarta : Tran Info Media.
Rangkuti, Freddy.2000. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Riyanto, Yatim. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Surabaya: Unesa University Press.
Sarwono, W. Sarlito. 2010. Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali Pers.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Sheafor, Bradford W. Horejsi Charles R dan Horejsi, Gloria A. 2000.Techniques and Guidelines for Social Work Practice. Edisi Kelima. Boston : Allyn and Bacon.
Sutarso.2005. Praktek Pekerjaan Sosial Dalam Pembangunan Masyarakat.Jakarta : Balatbangsos Depsos RI.
Widyastuti, Yani dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitra Maya.
Woodside, Marianne dan McClam, Tricia. 2003. Generalist Case Management. Singapore : Thomson Learning.
Yusuf, S. 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung : Remaja Rosdakarya.
Zastrow, Charles. 2008. Intoduction to Social Work and Social Welfare Empowering People. Edisi Kesembilan. Belmont CA : Thomson Brooks/Cole.