Makna Kultural pada Satuan Lingual Tradisi Sesajen Pasang Tarub dalam Pernikahan Jawa

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Yuyun Agustina
Ahmad Syaifudin

Abstract

Abstrak


Sesajen pasang tarub Jawa merupakan salah satu tradisi yang berada di Dusun Tembi, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sesajen pasang tarub mempunyai 27 jenis sesajen dan mempunyai makna budaya yang masih berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Penelitian bertujuan mendeskripsikan makna kultural pada nama-nama makanan sesajen pasang tarub dalam pernikahan Jawa. Data dalam penelitian ini berupa satuan lingual nama-nama makanan dalam sesajen pasang tarub Jawa. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan metode simak dan cakap. Analisis data dengan metode padan teknik dasar teknik pilah unsur penentu, sedangkan metode agih dengan teknik dasar bagi unsur langsung. Penyajian hasil analisis dengan dengan metode formal dan informal. Hasil penelitian sebagai berikut, pertama terdapat 27 jenis sesajen pada sesajen pasang tarub dalam pernikahan Jawa. Kedua, jenis sesajen tersebut terdapat nama-nama makanan dan perlengkapan sesajen kemudian, dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori yaitu makanan, rempah-rempah, perlengkapan sesajen, tumbuhan, sayuran, buah, bahan masakan, bunga, air, dan gula. Ketiga, satuan lingual nama-nama makanan dalam sesajen pasang tarub Jawa memiliki harapan untuk merefleksikan kembali dari manusia lahir, dewasa hingga meninggal semua direfleksikan dalam 27 sesajen. Dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan pelestarian tradisi budaya sesajen pasang tarub dalam pernikahan Jawa yang telah lahir dalam masyarakat, serta menambah wawasan bagi masyarakat Jawa mengenai nilai filosofi sesajen.


Kata kunci: makna kultural, satuan lingual, nama makanan sesajen, pasang tarub Jawa


Abstrack


Javanese Tarub wedding offering is a tradion in Dusun Tembi, Sewon District, Bantul Regency, Yogyakarta Special Region. Pasang Tarub offerrings have 27 types of offerings and have cultural meanings that are still related to the life of the Tembi people. This study aims to describe the cultural meanings of Javanese Tarub cuisine names for wedding offerings. The data in this study were in the form of language units of food names on Javanese Tarub offerings. Research data collection was carried out by using simak (Observation) and cakap (Interview) methods. The data analysis used the matching method, namely the basic technique of sorting the determinant elements, while the agih method used was the direct element basic technique. The presentation of analysis results was using formal and informal methods. The results of the research are as follows : First, there are 27 types of offerings in the Javanese Tarub wedding offering. Second, in this offering there are names of foods and offerings, they can be classified into several categories, namely food, spices, offering set, plants, vegetables, fruit, cooking ingredients, flowers, water and sugar. Third, the lingual unit of the name of the food in the Javanese Tarub offerings has the meaning of reflection from human birth, adulthood until death, which is reflected in the 27 offerings. From the results of this research, it is hoped that it can be useful for the development of the preservation of the Javanese Pasang Tarub wedding offerings that have been born in the community, as well as broadening the Javanese people’s insight about the philosophical value of offerings.


Keywords: Cultural meaning, language unit, offering names, pasang tarub jawa

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

References

Adam, U., Yusup, A., Fadhullah, S., & Nurbayani, S. (2019). Sesajen sebagai Nilai hidup bermasyarakat di Kampung Cipicung Girang Kota Bandung. Indonesion Journal of Sociology, Educationt, and Development, 1(1), 25–31.
Ali, K. (2018). An Investigation on the Forgotten Aspects of Cultures and Influence of Western Education among Communities in Niger State, Nigeria. International Journal of Education and Literacy Studies, 6(3), 32–36.
Andini, H., Yuniawan, Y., & Ahmad, S. (2017). Makna Kultural dalam Leksikon Perlengkapan Seni Begalan Masyarakat Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga. Jurnal Sastra Indonesia, 6(2), 25–29.
Anggraini, D. (2019). Kelestarian Tradisi Bubak Manten dalam Upacara Pernikahan Masyarakat Islam. Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.
Badudu, J. (1989). Inilah Bahasa Indonesia yang Benar III. PT. Gramedia.
Baehaqie, I. (2017). Makna Semiotis Nama-Nama Makanan dalam Sesaji Selamatan Tingkeban di Dukuh Pelem, Kabupaten Wonogiri. Jurnal Litera, 16(2), 203–216.
Chaer, A. (2009). Sintaksis Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Rineka Cipta.
Erviana, L. (2017). Makna Sesajen dalam Ritual Tilem dan Implikasinya terhadap Kehidupan Sosial Keagamaan. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Fikri, B., & Emi, D. (2019). Satuan Lingual dalam Pembuatan Batu Bata Merah di Desa Jatilaba Kabupaten Tegal (Kajian Etnolinguistik). Jurnal Sastra Jawa, 7(2), 29–35.
Gunara, S., Susanto, T., & Cipta, S. (2019). Local Knowledge System of Kampung Naga: A Study to Investigate the Educational Values of Indigenous People in Transmitting Religious and Cultural Values. International Journal of Instruction, 12(3), 219–236.
Janah, M., Widodo, W., & Astuti, E. (2019). Istilah-Istilah dalam Tradisi Reresik Sendhang di Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus: Suatu Kajian Etnolinguistik. Jurnal Sastra Jawa, 7(2), 1–7.
Loi, L. Van, & Lan, H. T. (2019). Beliefs of Life Cycle in the Cultural Life of Ethnic Minorities in Northwestern Vietnam in Current Context. Higher Education Studies, 9(3), 22–33.
Makrifah, S., & Nur, F. (2019). Istilah-Istilah Sesaji Ritual Sedekah Gunung Merapi di Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali: Kajian Etnolinguistik. Jurnal Sastra Jawa, 7(2), 8–14.
Mardikantoro, H. (2016). Satuan Lingual Pengungkap Kearifan Lokal dalam Pelestarian Lingkungan. Jurnal Bahasa Dan Seni, 44(1), 47–59.
Mufrihah, Z. (2018). Fungsi dan Makna Simbolik Kesenian Jaranan Jur Ngasinan Desa Sukorejo Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar. Jurnal Seni Budaya, 33(2), 171–181.
Ningrum, I. (2015). Bentuk dan Makna Satuan Lingual Nama-Nama Motif Seni Ukir. Universitas Negeri Semarang.
Nurhayati, E., Mulyana, M., Ekowati, V., & Meilawati, A. (2014). Inventarisasi Makanan Tradisional Jawa Unsur Sesaji di Pasar-Pasar Tradisional Kabupaten Bantul. Jurnal Penelitian Humaniora, 19(2), 124–140.
Puspita, A. (2018). Refleksi Kepercayaan Masyarakat Pesisir Pantai Prigi dalam Sajen Selametan Jangkar (Kajian Etnolinguistik). Jurnal Masyarakat Dan Budaya, 20(2), 261–272.
Rahyono, F. (2009). Kearifan Budaya dalam Kata. Wedatama Widya Sastra.
Shaliha, H. (2019). Bentuk dan Makna Simbol Tari Barong Banjar di Desa Tanjung Ibus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Jurnal Imiah Kohesi, 3(1), 10–22.
Spradeley, J. P. (2006). Metode Etnografi. Tiara Wacana.
Sudaryanto, S. (2015). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Lunguistis. Sanata Dharma University Press.
Supriyani, D., Baehaqie, I., & Mulyono, M. (2019). Istilah-istilah Sesaji Ritual Jamasan Kereta Kanjeng Nyai Jimat di Museum Kereta Keraton Yogyakarta. Jurnal Sastra Indonesia, 8(1), 6–11.
Susanti, R. P. (2018). Makna Simbolik Sesajen dalam Kesenian Tradisional Kuda Lumping Sanggar Karya Budaya di Desa Kemuning Muda Kecamatan Bunga Raya Kabupaten Siak. Jurnal Online Mahasiswa Fisip, 5(1), 1–15.
Utami, N., Suminto AS, & Jailani, J. (2019). Math and Mate in Javanese Primbon: Ethnomathematics Study. Journal on Mathematics Education, 10(3), 341–356.