Satuan Kebahasaan Sebagai Wujud Panyuwunan Pitulungan dalam Tradisi Slametan Kapal di Desa Margolinduk, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Tradisi selamaten kapal merupakan tradisi yang dilaksanakan satu bulan sekali ketika masyarakat Desa Margolinduk akan pergi melaut. Makna kultural berkaitan dengan pandangan masyarakat terhadap istilah atau makna yang hanya diyakini oleh masyarakat Margolinduk. Fungsi satuan kebahasaan memiliki peran tersendiri menyesuaikan penggunaan satuan kebahasaan tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk, makna kultural, dan fungsi satuan kebahasaan sebagai wujud panyuwunan pitulungan dalam tradisi selametan kapal di Desa Margolinduk, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnolinguistik sebagai pendekatan teoretis dan pendekatan deskriptif kualitatif sebagai pendekatan metodologis. Data dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data menggunakan metode simak dan metode cakap. Metode analisis data menggunakan metode padan dan metode agih. Metode penyajian data menggunakan informal dan formal. Hasil penelitian berupa satuan kebahasaan berbentuk kata terdiri atas monomorfemis dan polimorfemis, frasa yang terdiri atas frasa endosentris, dan wacana yang bersifat padu. Makna kultural berupa wujud rasa syukur, ibadah, sedekah, penolak bala, dan keselamatan. Adapun fungsi satuan kebahasaan di antaranya, fungsi panyuwunan pitulungan, fungsi memuliakan leluhur, fungsi kebersamaan dan persaudaraan, fungsi kekeluargaan, fungsi sedekah, serta fungsi hiburan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi teori linguistik dan dokumentasi budaya, sehingga dapat dipelajari oleh generasi selanjutnya.
##plugins.themes.academic_pro.article.details##
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
Aimin, L. (2013). The Study of Second Language Acquisition Under Socio-Cultural Theory. American Journal of Educational Research, 1(5), 162–167. https://doi.org/10.12691/education-1-5-3
Astuty, A., Sukarno, S., & Wahyono, H. (2020). Cultural Value Representation on the Lexicon of Magelang Mantyaseh Batik: Ethnolinguistics Study. The Journal of Educational Development, 8(2), 131–141. https://doi.org/doi.org/10.15294/jed.v8i2.40738
Baehaqie, I. (2014). Jenang Mancawarna sebagai Simbol Multikulturisme Masyarakat Jawa. Komunitas: International Journal of Indonesian Society and Culture, 6(1), 180–188.
Budasi, I. G., Sri, M., & Anggayana, W. A. (2021). The Status of Lexicon used in Tabuh Rah ritual in Menyali Village North Bali : An Ethnolinguistic Study. Kasetsart Journal of Social Sciences, 42(4), 960–967. https://doi.org/doi.org/10.34044/j.kjss.2021.42.4.33
Budhiono, R. H. (2017). Leksikon Alat dan Aktivitas Bertanam Padi dalam Bahasa Jawa. Jurnal KANDAI, 13(2), 235–248. https://doi.org/10.26499/jk.v13i2.210
Chaer, A. (2007). Linguistik Umum. PT Rineka Cipta.
Chairunnisa, & Yuniati, I. (2018). Bahasa dan Kebudayaan. UNES Journal of Education Scienties, 2(1), 48–61. http://lppm.ojs.unespadang.ac.id/index.php/UJES%0ABAHASA
Fauziah, S. (2015). Faktor Sosiokultural dalam Pemakaian Bahasa. Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam, 1(1), 154–174. ejournal.iainkendari.ac.id
Hadiyaniyah, Y. N. (2016). Leksikon Makanan Tradisional Sunda di Kabupaten Kuningan (Kajian Etnolinguistik). Lokabasa : Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, Dan Budaya Daerah Serta Pengajarannya, 7(1), 94–102. https://doi.org/doi.org/10.17509/jlb.v7i1.3425
Heriyanto, Manggong, L., & Sumarlina, E. S. N. (2019). Baduy Cultural Tourism: An Ethnolinguistic Perspective. International Journal of English Literature and Social Sciences ( IJELS ), 4(2). https://doi.org/dx.doi.org/10.22161/ijels.4.2.1
Hodariyah, Rais, W. A., & Purnanto, D. (2019). The Cultural Meaning in Verbal and Non-verbal Expression Represented in Nyaébuh Tradition of Pepople in Aeng Tong-Tong, Saronggi, Semenep. Lingua Cultura, 13(4), 283–287. https://doi.org/10.21512/lc.v13i4.5933
Karina, A. Z. D., & Mardikantoro, H. B. (2021). Satuan Lingual pada Tradisi Meron di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati: Kajian Etnolinguistik. Jurnal Sastra Indonesia, 10(3), 238–246. https://doi.org/10.15294/jsi.v10i3.48268
Koentjaraningrat. (1997). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Gramedia Pustaka Utama.
Mulyana, A. (2017). Sekaten Tradition: The Ritual Ceremony in Yogyakarta as Acculturation Reality of Javanese Culture in Indonesia. International Journal of Humanities & Social Science Studies (IJHSSS), 4(2), 50–61. https://doi.org/10.29032/ijhsss.v4.i2.2017.50-61
Ningsih, S., Machmoed, H., Saleh, N. J., & Jubhari, R. (2021). The Ethnolinguistic Vitality of Konjo in Bulukumba Regency of South Sulawesi , Indonesia. ELS Journal on Interdisciplinary Studies in Humanities, 4(1), 29–40. https://doi.org/doi.org/10.34050/elsjish.v4i1.13361
Nugraha, D. S. (2020). The Vlog Register in Bahasa Indonesia: an Ethnolinguistics Study. International Journal on Language, Research and Education Studies, 4(1), 92–103. https://doi.org/10.30575/2017/IJLRES-2020010408
Nurbaya, Suyitno, I., Siswanto, W., & Pratiwi, Y. (2020). Magical Expression in The Wonge Ritual of Ternate Ethnic in North Maluku, Indonesia. Psychology and Education Journal, 57(8), 1277–1289. https://doi.org/doi.org/10.17762/pae.v57i8.4148
Pekuwali, D. S. A., Mardikantoro, H. B., & Baehaqie, I. (2020). Cultural Meaning of Pahili Mbuala Customary Ritual Speech in Rindi Village , East Sumba Regency : Ethnolinguistic Study. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 9(85001), 9–17. https://doi.org/doi.org/10.15294/seloka.v9i1.35641
Pujiyatno, A. (2018). Istilah-Istilah Kekerabatan Masyarakat Kabupaten Kebumen: Sebuah Kajian Etnolinguistik. Leksika: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 3(1), 54–60. https://doi.org/dx.doi.org/10.30595/lks.v3i1.2244
Ramlan, M. (2005). Sintaksis: Ilmu Bahasa Indonesia. CV Karyono.
Septiana, D., Santosa, R., & Sumarlam, S. (2019). Riak in Dayak Maanyan Ritual Tradition ( An Ethnolinguistics Study ). LANGKAWI: Journal of The Association for Arabic and English, 5(2), 79–90. https://doi.org/dx.doi.org/10.31332/lkw.v5i2.1378
Syafruddin, S., Thaba, A., Rahim, A. R., Munirah, & Syahruddin. (2021). Indonesian People ’ s Sarcasm Culture : An Ethnolinguistic Research. Linguistics and Culture Review, 5(1), 160–179. https://doi.org/doi.org/10.21744/lingcure.v5n1.1150
Utama, F. F., Rais, W. A., & Sumarlam. (2019). An Ethnolinguistic Study in The Names of Salt Farming Tools in Rembang District. Humaniora, 10(2), 167–174. https://doi.org/10.21512/humaniora.v10i2.5623
Wardani, A. P., Darmayanti, N., & Sofyan, A. N. (2021). Struktur Mantra Kekuatan dalam Buku “Jangajawokan Inventarisasi Puisi Mantra Sunda”: Kajian Etnolinguistik. Kajian Linguistik Dan Sastra, 6(1), 54–71. https://doi.org/10.23917/kls.v6i1.12334
Wroblewski, M. (2012). Amazonian Kichwa Proper: Ethnolinguistic Domain in Pan-Indinan Equador. Journal of Linguistic Anthropology, XXII, 64–86.
Wulandari, A., Marsono, & Suhandono. (2018). Pandangan Penutur Bahasa Jawa terhadap Cacar: Kajian Etnolinguistik. Mozaik Humaniora, 18(1), 15–32. https://doi.org/dx.doi.org/10.20473/mozaik.v18i1.9883