Representasi Maksim Cara dan Relevansi Tuturan Anggota DPRD Kota Makassar
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Dalam praktik komunikasi politik, bahasa digunakan sangat dinamis dan lentur sesuai dengan konteks, situasi, dan tujuan komunikator. Bahasa di satu pihak mempunyai makna kesepakatan yang terjadi secara sosial dan bebas dari intervensi kekuasaan. Di lain pihak, bahasa mampu menghadirkan diri dan memberi ruang dan sebagai arena untuk berbagai kepentingan dan kekuasaan seperti tuturan dalam percakapan anggota dewan perwakilan rakyat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan maksim cara dan relevansi pada tuturan anggota dewan perwakilan rakyat di kota Makassar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data diambil dari tuturan dalam percakapan anggota dewan perwakilan rakyat di Kota Makassar yang terjadi dalam proses sidang. Data dikumpulkan melalui proses observasi dan rekaman. Teknik analisis data terdiri dari tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Validasi data penelitian dilakukan dengan cara perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, serta diskusi dengan teman sejawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa percakapan dalam ruang sidang DPRD antara anggota dewan dan warga memiliki pelanggaran maksim. pelanggaran maksim yang dominan terjadi pada maksim cara. Pelanggaran maksim relevan yang ditimbulkan dari data menunjukkan kesan pesan atau makna yang ingin disembunyikan. Sedangkan pelanggaran maksim cara muncul disebabkan adanya tanggapan lawan bicara yang ambigu dan adanya sikap yang tidak menunjukkan kesopanan terhadap pernyataan penutur.
##plugins.themes.academic_pro.article.details##
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
Aziz, Z. A., Mustafa, F., & A’la, P. N. (2019). Flouting Maxims as a Sense of Humor in Indonesian Speech Acts. Indonesian Journal of EFL and Linguistics, 4(2), 169. https://doi.org/10.21462/IJEFL.V4I2.156
Chaer, A. (2010). Kesantunan Berbahasa. Rineka Cipta.
Djajasudarma, F. (2012). Wacana & Pragmatik. Refika Aditama.
Firda, I. N., Hidayat, D. N., Alek, A., & Nurhalimah, N. (2021). An Analysis of Flouting Maxim in a Talk Show Program in Indonesia. Eduvelop: Journal of English Education and Development , 4(2), 107–118. https://doi.org/10.31605/EDUVELOP.V4I2.887
Firda, I. N., Hidayat, N., & Alek, N. (2020). The analysis of flouting maxim in Good Morning America (GMA) talkshow. Englisia: Journal of Language, Education, and Humanities, 7(2), 132–142. https://doi.org/10.22373/EJ.V7I2.6630
Gustary, D. T., & Anggraini, S. (2021). The Analysis of Flouting Maxim in “UP!” Movie. Jurnal Lingua Idea, 12(2), 124–135. https://doi.org/10.20884/1.JLI.2021.12.2.4118
Hernisa, S., & Nurochman. (2022). Relevance Maxim Violation in ‘The Falcon and The Winter Soldier’ Episode 1. International Journal of Linguistics, Literature and Translation, 5(1), 80–87. https://doi.org/10.32996/IJLLT.2022.5.1.11
Jafari, J. (2013). The pragmatic analysis of Wilde’s comedy: The importance of being ernest. Theory and Practice in Language Studies, 3(12), 2151–2156. https://doi.org/10.4304/TPLS.3.12.2151-2156
Julianto, C. D. (2016). REPRESENTASI PENGGUNAAN PRINSIP KERJASAMA GRICE PADA ACARA TALK SHOW “APA KABAR INDONESIA” DI TV ONE 24 DESEMBER 2014. Deiksis Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 3(1). http://www.fkip-unswagati.ac.id/ejournal/index.php/deiksis/article/view/228
Kheirabadi, R., & Aghagolzadeh, F. (2012). Grice’s cooperative maxims as linguistic criteria for news selectivity. Theory and Practice in Language Studies, 2(3), 547–553. https://doi.org/10.4304/TPLS.2.3.547-553
Komorowska, E. (2021). Language communication in a pragmatic perspective: Flouting the cooperative principle. Beyond Philology An International Journal of Linguistics, Literary Studies and English Language Teaching, 17(2), 27–49. https://doi.org/10.26881/BP.2020.2.02
Kurniawan, A. B., & Indriani, L. (2023). Flouting Relevance Maxim Benefits of Hillary Clinton’s President Candidate Debate on 2016. Journal of Pragmatics Research, 5(2), 135–152. https://doi.org/10.18326/JOPR.V5I2.135-152
Marlisa, R., & Hidayat, D. N. (2020). THE ANALYSIS OF FLOUTING MAXIM IN GOOD MORNING AMERICA (GMA) TALKSHOW. Englisia: Journal of Language, Education, and Humanities, 7(2), 137. https://doi.org/10.22373/EJ.V7I2.6630
Md. Mahroof Hossain. (2021). The Application of Grice Maxims in Conversation: A Pragmatic Study. Journal of English Language Teaching and Applied Linguistics, 3(10), 32–40. https://doi.org/10.32996/JELTAL.2021.3.10.4
Melalota, M. J. (1995). Ensiklopedia Suku bangsa di Indonesia. CV Eka Putra.
Miles, M., Huberman, A., & Saldaña, J. (2014). Sampling: Bounding the collection of data. In Qualitative Data Analysis: A methods Sourcebook. SAGE.
Mohamad, A. R., Sahril, & Iskandar. (2022). The Study of Gricean Maxim Hedging in Noam Chomsky’s Online Lectures . Pinisi Journal Of Art, Humanity And Social Studies, 2(4), 60–66.
Moleong, L. J. (2019). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Rosdakarya.
Pawito, P., Muktiyo, W., & Arifin, H. (2020). Nilai Budaya dan Gaya Komunikasi Warga Minangkabau, Jawa, dan Bugis. Jurnal Ilmu Komunikasi, 17(3), 249–261. https://doi.org/10.31315/JIK.V17I3.3775
Putrayasa, I. B. (2021). Political Language Variation: Stylistic Based Study. Linguistics and Culture Review, 5(1), 1–9. https://doi.org/10.37028/lingcure.v5n1.45
Rahayu, E. P., & Harjono, H. S. (2016). MAKSIM CARA BAHASA JAWA DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR PELITA SK 17 KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR. Pena, 6(2), 1–15.
Sudaryanto. (2015). Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Sanata Dharma University Press.
Sugono, D. (2014). Peran dan Kekuatan Bahasa Indonesia Dalam Industri Kreatif Kebahasaan. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Widjaja. (2010). Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Bumi Aksara.
Yule, G. (2016). The Study of Language (Sixth Edit). Cambridge University Press.