SURVEI PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA PROSES PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SLB NEGERI SE-KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012
Main Article Content
Abstract
Abstrak
___________________________________________________________________
Permasalahan utama yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada proses pembelajaran penjasorkes di SLB Negeri se-Kabupaten Banjarnegara tahun 2012? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada proses pembelajaran penjasorkes di SLB Negeri se-Kabupaten Banjarnegara tahun 2012. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Metode Pengumpulan data dalam peneltitian ini adalah 1) Angket, 2) Observasi dan 3) Dokumentasi. Kemudian data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan persentase.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan KTSP pada proses pembelajaran penjasorkes di sekolah luar biasa se-Kabupaten Banjarnegara sebagian besar termasuk dalam kategori baik. Hal ini ditunjukkan oleh hasil dari penilaian Guru Penjasorkes yang memberi penilaian dalam kategori baik 2 guru (100%). Hasil ini juga didukung oleh hasil dari penilaian kepala sekolah yang memberi penilaian dalam kategori baik 1 kepala sekolah (50%) dan cukup baik 1 kepala sekolah (50%). Sedangkan Pelaksanaan KTSP menurut guru non penjasorkes memberikan penilaian dalam kategori baik 19 guru non penjasorkes (54,29%) dan kategori cukup baik 16 guru non penjasorkes (45,71%). Dalam penelitian yang didapatkan terjadi angka yang cukup seimbang antara kategori baik dan cukup baik.Simpulan yang didapat dari skripsi adalah pelaksanaan KTSP di SLB Negeri se-Kabupaten Banjarnegara sudah baik. Hal ini di tunjukkan dari hasil analisis penelitian dengan menggunakan metode deskriptif persentase bahwa Kepala Sekolah, Guru Penjasorkes dan Guru Non Penjasorkes telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing dalam melaksanakan KTSP. Saran yang disampaikan adalah, 1) Sekolah harus lebih meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan mengembangkan sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan dari KTSP. 2) Guru Penjasorkes SLB hendaknya menyadari arti pentingnya melakukan telaah terhadap Silabus dan RPP yang pada dasarnya digunakan untuk membantu siswa mencapai hasil belajar yang optimal dan juga dapat membantu kelancaran kegiatan pembelajaran yang dilaksankan sekolah secara umum. 3) Sebaiknya Guru Penjasorkes yang mengajar di SLB merupakan guru lulusan dari pendidikan jasmani atau pendidikan olahraga yang khusus untuk mengajar di SLB.
Abstract
___________________________________________________________________
The main problem are formulated in this research is how the implementation of the curriculum unit level education (KTSP) in the learning process in SLB State penjasorkes a Banjarnegara district in 2012? The purpose of this study was to determine the conduct of the educational unit level curriculum (KTSP) in the learning process in SLB State penjasorkes a Banjarnegara district in 2012.In this study the authors used descriptive quantitative research methods. The method used in this reseach are 1) Questionnaire, 2) Observation and 3) Documentation. The data obtained were analyzed using quantitative descriptive analysis by a percentage.The results showed that the implementation of KTSP in the learning process in schools penjasorkes remarkable as most Banjarnegara district included in either category. This is demonstrated by the results of teacher assessments Penjasorkes who gave judgment in either category 2 teachers (100%). These results are also supported by the results of the assessment principal who gave judgment in either category 1 principals (50%) and a pretty good one principal (50%).While the implementation of KTSP in non penjasorkes teachers give good ratings in the category of non penjasorkes 19 teachers (54.29%) and category pretty well non penjasorkes 16 teachers (45.71%). In a study that found a sufficient balance occurs between both categories and was pretty good.The conclusions derived from the thesis is the implementation of KTSP in a State SLB Banjarnegara district is good. It was shown from the analysis of research using descriptive method that the percentage of the Principal, Teachers and Teachers Non Penjasorkes Penjasorkes been carrying out the duties and responsibilities of each in implementing KTSP. The advice given is, 1) Schools should further improve the quality of education through self-reliance and initiative in developing school curriculum, manage and develop the resources available to achieve the goals of the KTSP. 2) Teachers Penjasorkes SLB should realize the importance of doing research on syllabus and lesson plans that are basically used to help students achieve optimal learning outcomes and also can help smooth the learning activities carried out in their school in general. 3) Should Teachers who teach in special schools Penjasorkes a graduate teacher of physical education or sports specific training to teach in special schools.Article Details
References
Amin, M. dan Dwidjosumarto, A. 1979.Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: PT. Aqua Press.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi V).jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hadi, S. 1990. Metedologi Research. Yogyakarta: Andi Offest.
Mulyasa, E. 2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung:Rosadakarya.
Singarimbun, M. dan Effendi, S. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Tarigan, B. 2000.Penjaskes Adaptif. Jakarta: Departemen pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLT Setara D-III.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 1 butir 19.