Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Ditinjau dari Pendekatan Skeptisme ReneDescartes
Article Sidebar
Main Article Content
Abstract
Abstrak
Penalaran matematis merupakan sebuah pengembangan pola pikir, kreativitas, dan kejelian dalam menyelesaikan masalah matematika, pendekatan Skeptisme menjadi alternatif untuk meningkatkan penalaran matematis, dimana semua informasi harus diragukan terlebih dahulu dan mulai melakukan sebuah cara untuk memilah masalah menjadi beberapa bagian, kemudian menganalisa masalah tersebut agar lebih mudah dalam menyelesaikannya, dengan penyederhanaan masalah akan memudahkan dalam menarik sebuah kesimpulan yang absolut. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kemanpuan penalaran matematis ditinjau dari penerapan pendekatan Skeptisme ReneDescartes, dengan pendekatan deskriptif Kualitatif melalui Studi Kasus pada siswa Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Cirebon. Adapun subjek penelitian adalah sebanyak 4 orang siswa. Teknik pengambilan data menggunakan tes dan wawancara. Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan penalaran matematis, sedangkan wawancara untuk mengetahui sejauhmana tingkat skeptisme siswa. Hasil penelitian diperoleh dari 4 siswa terdapat 3 siswa yang memenuhi seluruh indikator dan hanya 1 orang siswa yang mencapai 5 indikator penalaran matematis dan hasil wawancara diketahui tingkat skeptisme siswa berada pada kategori baik hingga sangat baik. siswa dengan tingkat skeptisme sangat baik mampu menyelesaikan soal penalaran matematis dengan ketercapaian indikator 100%, sedangkan siswa dengan skeptisme baik ketercapaian indikator penalaran matematis sebesar 83,3%. dapat disimpulkan bahwa perbedaan tingkatan skeptisme pada siswa menghasilkan perbedaan pula pada kemampuan matematis.
Article Details
References
BSNP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Isnaeni, S., Fajriyah, L., Risky, E. S., Purwasih, R., & Hidayat, W. (2018). Analisis Kemampuan Penalaran Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP pada Materi Persamaan Garis Lurus. Journal of Medives : Journal of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang, Vol. 2(1): 107
Konita, Mita.,Mohammad Asikin & Tri Sri Noor Asih. (2019). Kemampuan Penalaran Matematis melalui Model Pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting, Extending (CORE). PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika 2, 611-615
Kusumawardani, D. R., Wardono, & Kartono. (2018). Pentingnya Penalaran Matematika dalam Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematika. Prisma, Vol. 1(1): 588-595.
Maskur, R., Sumarno, Rahmawati, Y., Pradana, K., Syazali, M., Septian, A., & Palupi, E. K. (2020). The effectiveness of problem based learning and aptitude treatment interaction in improving mathematical creative thinking skills on curriculum 2013. European Journal of Educational Research, 9(1): 375–383.
Nugroho, A. A., Nizaruddin, N., Dwijayanti, I., & Tristianti, A. (2020). Exploring students’ creative thinking in the use of representations in solving mathematical problems based on cognitive style. JRAMathEdu (Journal of Research and Advances in Mathematics Education), 5(2): 202–217.
Reuben Hersh. (1997). What Is Mathematis Really. New Yorok: Oxford University Pers
Septian, A. (2014). Pengaruh Kemampuan Prasyarat terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa dalam Matakuliah Analisis Real. ATIKAN: Jurnal Kajian Pendidikan, 4(2):179-188.
Septian, A., & Komala, E. (2019). Kemampuan Koneksi Matematik dan Motivasi Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Problem-Based Learning (PBL) Berbantuan Geogebra di SMP. PRISMA, 8(1): 1–13.
Sulistiawati, S., Suryadi, D., & Fatimah, S. (2015). Desain Didaktis Penalaran Matematis untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa SMP pada Luas dan Volume Limas. Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 6(2): 135.