Hubungan Status Gizi, Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi dengan Kecepatan pada Atlet Hockey Kota Surabaya

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Yanesti Nur Avianda Lestari
Nur Amin

Abstract

Permainan hoki diketahui merupakan permainan yang membutuhkan banyak energi, dimana para pemain hoki dituntut untuk memiliki tingkat kondisi fisik yang baik yang ditunjang dengan pemenuhan kebutuhan energi dan zat gizi optimal agar mampu mencapai prestasi yang optimal selama pertandingan. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji tentang gambaran status gizi serta tingkat kecukupan energi dan zat gizi dan menganalisis korelasinya dengan kecepatan atlet hoki Kota Surabaya. Penelitian crosss sectional pada 20 orang atlet hoki laki-laki Kota Surabaya yang dilaksanakan di Gelanggang Olahraga (GOR) Dwi Utomo, Gresik, Jawa Timur. Pengukuran yang dilakukan pada penelitian ini meliputi berat badan, tinggi badan, IMT, tingkat kecukupan energi dan zat gizi makro dan mikro, serta kecepatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi IMT/U tidak berkorelasi secara signifikan terhadap kecepatan atlet hoki (p=0,266). Rata-rata tingkat kecukupan asupan energi maupun zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, kalium, magnesium, natrium, kalsium, dan zat besi) tidak berkorelasi secara signifikan terhadap performa kecepatan atlet hoki (p=0,820; 0,409; 0,711; 0,491; 0,825; 0,650; 0,360; 0,789; dan 0,161). Simpulan penelitian ini adalah status gizi IMT/U serta tingkat kecukupan energi dan zat gizi tidak berkaitan dengan kecepatan atlet hoki.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

How to Cite
Lestari, Y., & Amin, N. (2019). Hubungan Status Gizi, Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi dengan Kecepatan pada Atlet Hockey Kota Surabaya. Sport and Nutrition Journal, 1(1), 19-26. https://doi.org/10.15294/spnj.v1i1.31275

References

Almatsier, S. (2009). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Amin, N., & Lestari, Y. (2017). Relationship of energy and nutrients adequacy on nutritional status of football players aged 9-12 years. Proceeding of Surabaya International Health Conference (pp. 527-534). Surabaya: Universitas Nadhlatul Ulama Surabaya.
Azwar, S. (2007). Sikap manusia teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Damayanti, D. (2000). Prokontra “carbohydrate loading”. In D. K. Masyarakat, Pedoman Pelatihan Gizi Olahraga untuk Prestasi (pp. 27-36). Jakarta: Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI.
Dhapola, M. S., & Verma, B. (2017). Relationship of body mass index with agility and speed. International Journal of Physical Education, Sports and Health, 4(2), 313-315.
FIFA. (2005). Nutrition for football. Switzerland: FIFA.
Giriwijoyo, H. Y., & Sidik, D. Z. (2012). Ilmu kesehatan olahraga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Guyton, A., & Hall, J. (2007). Buku ajar fisiologi kedokteran, (edisi 11). Jakarta: ECG.
Heather, et al. (2006). Practical application in sports nutrition. Masssachusetts, USA: Jones and Bartlett Publisher.
Husaini. (2000). Kebutuhan protein untuk berprestasi optimal. Dalam Ditjen Kesehatan Masyarakat dan Ditjen Gizi Masyarakat, Pedoman pelatihan gizi olahraga untuk prestasi (pp. 38-43). Jakarta: Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI.
Irawan, M. (2007). Nutrisi, energi, dan performa olahraga. Polton Sport Science & Performance Lab, 1(4), 1-12.
Irianto, D. P. (2007). Panduan gizi lengkap keluarga dan olahragawan. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Kandarina, B. (2007). Sport nutrition. Short Course Short Course Gizi dan Olahraga. Yogyakarta: Magister Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM.
Kapsprzak, Z., Biernacki, J., Nowak, A., Zielinski, J., Kusy, K., & Rejewski, R. (2006). Assessment of intake of essensial nutrients, vitamins and minerals and selected indices of nutritional status in short distance runners. Studies in Physical Culture and Tourism, 13, 141-44.
Karyamitha, N., & Adhi, K. (2012). Tingkat kecukupan gizi, aktivitas fisik, dan status gizi atlet remaja putra sekolah menengah atas (SMA) negeri di Kota Denpasar tahun 2011. Medicina, 43(2), 95-102.
Kemenkes RI. (2011). Standar antropometri penilaian status gizi anak. Jakarta: Direktorat Bina Gizi.
McMurray, R., & Ondrak, K. (2008). Energi expenditure of athletes. Boca Raton: CRC Press.
Moughan, R. (1999). Role of micronutrients in sport and physical activity. British Medical Bulletin, 55(3), pp. 683-690.
Nuraini, R. (2010). Hubungan tingkat konsumsi zat besi dan vitamin c dengan kesegaran jasmani anak sekolah dasar. Jurnal Kesehatan, 3(1), 48–57.
Primana, D. (2000). Penggunaan lemak dalam olahraga . Dalam Ditjen Kesehatan Masyarakat dan Ditjen Gizi Masyarakat, Pedoman pelatihan gizi olahraga untuk prestasi (pp. 43-47). Jakarta: Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI.
Purba, M. B. (2007). Pengaruh kebiasaan makan terhadap prestasi atlet. Short Course Nutrition and Sport, 13-14 April. Yogyakarta: Magister Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM.
Sedeaud, A., Marc, A., Marck, A., Dor, F., Schipman, J., Dorsey, M., et al. (2014). BMI, a performance parameter for speed improvement. PLOS ONE, 9(2), 1-7.
Setiaputri, K., Rahfiludin, M., & Suroto. (2017, Juli). Hubungan konsumsi zat gizi, persentase lemak tubuh dan aktivitas fisik dengan kebugaran jasmani pada atlet renang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 5(3), 166-174.
Sitorus, R. (2009). Makanan sehat dan bergizi. Bandung: Yrama Widya.
Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Uyanto, S. S. (2009). Pedoman analisis data dengan SPSS Edisi 3. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi. (2012). Pemantapan ketahanan pangan dan perbaikan gizi berbasis kemandirian dan kearifan lokal. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Yusni, & Amiruddin. (2015). Pemenuhan kebutuhan kalsium dan besi atlet sepak bola junior Banda Aceh. Jurnal Sport Pedagogy, 5(2), 1-4.