HUBUNGAN LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan faktor lingkungan rumah dengan kejadian TB paru di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan pendekatan kasus kontrol. Responden dalam penelitian ini adalah 30 orang penderita TB paru dan 30 orang bukan penderita TB paru yang diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah luxmeter, rollmeter, higrometer, dan kuesioner. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian TB paru adalah luas ventilasi ruang tamu (p=0,02), pencahayaan ruang tamu (p=0,02), pencahayaan ruang keluarga (0,001), pencahayaan ruang tidur (p=0,001), jenis dinding, kelembaban ruang tamu, kelembaban ruang keluarga, dan kelembaban ruang tidur (0,02). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan kejadian TB paru adalah jenis lantai(p=0,37), kepadatan hunian ruang tidur (p=0,05), ventilasi ruang keluarga (p=1), dan ventilasi ruang tidur (p=0,75). Kesimpulan yang dapat diambil adalahh kondisi lingkungan rumah yang berhubungan dengan kejadian TB paru adalah luas ventilasi ruang tamu, pencahayaan ruang tamu, pencahayaan ruang keluarga, pencahayaan ruang tidur, jenis dinding, kelembaban ruang tamu, kelembaban ruang keluarga, dan kelembaban ruang tidur.
The purpose of this study was to determine the relationship of environmental factors with the incidence of pulmonary TB home in the working area of Bandarharjo clinic Semarang city. This type of research is a survey of analytic approaches to the design of the control cases. Respondents in this study were 30 people with pulmonary TB and 30 patients with pulmonary TB is not obtained by using purposive sampling techniques. Instruments used in this study is luxmeter, rollmeter, hygrometers, and questionnaires. From the result showed that the variables related to the incidence of pulmonary TB is the living area ventilation (p = 0.02), lighting the living room (p = 0.02), family room lighting (0.001), bedroom lighting (p = 0.001 ), type of walls, living room humidity, family room humidity, and humidity of the bedroom (0.02). While the variables that were not associated with the incidence of pulmonary TB is a type of flooring (p = 0.37), the density of occupancy bedroom (p = 0.05), family room ventilation (p = 1), and ventilation of bedroom (p = 0, 75). The conclusion that can be taken home was environmental conditions related with the incidence of pulmonary TB were the living area ventilation, lighting the living room, family room lighting, bedroom lighting, wall type, humidity living room, family room humidity, and humidity of the bedroom.
##plugins.themes.academic_pro.article.details##
References
______ . 2006. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Paru. Jakarta: Depkes RI
Dinkes Kota Semarang. 2009. Profil Kesehatan Tahun 2009. Semarang: Dinkes Semarang
Dinkes Kota Semarang. 2010. Profil Kesehatan Tahun 2010. Semarang: Dinkes Semarang
Halim Danusantoso. 2000. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta : Hippocrates
Hendrawan Nadesul. 1996. Penyebab, Pencegahan dan Pengobatan TBC. Jakarta: Puspa Swara
Ircham Machfoedz . 2004. Menjaga Kesehatan Rumah dari Berbagai Penyakit. Yogyakarta : Fitrayama
______. 2005. Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta: P.T Rieneka Cipta.
Sopiyudin Dahlan. 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Sudigdo. 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: FKUI