EFEKTIVITAS METODE SURVEILANS BERBASIS KELUARGA TERHADAP PENEMUAN PENDERITA KUSTA DI DESA SAMBONGANYAR KABUPATEN BLORA

##plugins.themes.academic_pro.article.main##

Yuning Amaliyati

Abstract

Desa Sambonganyar merupakan desa endemik tinggi kusta. Penemuan penderita aktif yangtelah dilakukan adalah RVS, tetapi RVS belum maksimal. Tujuan penelitian adalah mengetahuiefektifitas metode surveilans berbasis keluarga terhadap penemuan penderita kusta.Jenis penelitian ini adalah Pre-Eksperimen Designs dengan rancangan One GroupPretest-Posttest Design. Sampel berjumlah 49 kepala keluarga yang dipilih secaraPurposive Sampling. Instrumen yang digunakan adalah check list tanda-tandasuspek kusta, lembar karakteristik kepala keluarga dan daftar hadir. Analisisdata dilakukan secara univariat dan bivariat (menggunakan uji Mc Nemar)Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode surveilans berbasis keluarga efektifterhadap penemuan penderita kusta baru karena terdapat perbedaan antara jumlah penderitakusta baru sebelum dan sesudah metode surveilans berbasis keluarga p value 0,03 (p<0,05).Saran yang dapat diberikan adalah masyarakat hendaknya tetap melanjutkan metodesurveilans berbasis keluarga. Bagi petugas kusta Puskesmas Rowobungkulhendaknya setiap tahun melakukan penemuan penderita kusta secara aktif.

##plugins.themes.academic_pro.article.details##

How to Cite
Amaliyati, Y. (1). EFEKTIVITAS METODE SURVEILANS BERBASIS KELUARGA TERHADAP PENEMUAN PENDERITA KUSTA DI DESA SAMBONGANYAR KABUPATEN BLORA. Unnes Journal of Public Health, 1(2). Retrieved from https://journal.unnes.ac.id/sju/ujph/article/view/3051

References

1. Arif Mansjoer, dkk, 2000, Kapita Selekta
Kedokteran, Jakarta: Media Aeculapius Fakultas
Kedokteran Indonesia.

2. Bhisma Murti, 2003, Prinsip dan Metode
Riset Epidemiologi, Yogjakarta: Gajah Mada
University Press.

3. Departemen Kesehatan RI, 2006, Buku
Pedoman Nasional Pengendalian Penyakit Kusta,
Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan.

4. , 2008, Profil
Kesehatan Indonesia, Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.

5. , 2010, Profil
Kesehatan Indonesia, Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.

6. Dinas Kesehatan Kabupaten Blora,
2010, Data Kejadian Penyakit Kusta, Blora:
Dinas Kesehatan Kabupaten Blora.

7. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,
2010a, Laporan Kegiatan Kusta, Semarang:
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

8. ,2010b, Data Kejadian Penyakit Kusta, Semarang:
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

9. Hiswani, 2001, Kusta Salah Satu
Penyakit Menular yang Masih Dijumpai
di Indonesia, http://repository.usu.ac.id/
bitstream/123456789/3663/1/fkm-hiswani2.
pdf, diakses tanggal 5 Oktober 2011.

10. Nur Laily Af’idah, 2012, Analisis
Faktor Risiko Kejadian Kusta di Kabupaten
Brebes tahun 2010, Skripsi: Universitas Negeri
Semarang.

11. Pieter A.M. Schreuder, etc,
2002, A Comparison of Rapid Village Survey
and Leprosy Elimination Campaign Detection
Methods in Two Districts of East Java Indonesia
1997/1998and1999/2000,http://www.leprahealthinaction.
org/lr/Dec02/Lep366_375.pdf,
diakses tanggal 17 Desember 2011.

12. Soekidjo Notoatmodjo, 2010,
Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: R.
Cipta.

13. Sugiyono, 2008, Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, Bandung:
Penerbit Alfabeta.

14. Sutopo Toto, 1996, Analisis
Penemuan Penderita Kusta pada Pelaksanaan
Leprosy Elimination Campaign (LEC) di Kabupaten
Daerah Tingkat II Subang,