KEEFEKTIFAN AERASI SISTEM TRAY DAN FILTRASI SEBAGAI PENURUN CHEMICAL OXYGEN DEMAND DAN PADATAN TERSUSPENSI PADA LIMBAH CAIR BATIK
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan penurunan kadar COD dan TSS antara sebelum dan setelah melewati aerasi sistem tray dan filtrasi dengan berbagai ketebalan. Jenis penelitian ini adalah eksperimen sungguhan dengan rancangan penelitian pre-test post-test with control group design. Obyek penelitian yang digunakan yaitu air limbah industri batik Pusaka Beruang Jalan Jatirogo No.36 Kabupaten Rembang dengan jumlah replikasi sebanyak 3 kali setiap perlakuan. Berdasarkan hasil uji T berpasangan antara sebelum dan kelompok kontrol, COD (p=0,012) dan TSS (p=0,040), sebelum dan sesudah melewati perlakuan I COD (p=0,007) dan TSS (p=0,007), perlakuan II COD (p=0,006) dan TSS (p=0,006), dan perlakuan III COD (p=0,006) dan TSS (p=0,005) menunjukkan ada perbedaan yang bermakna pada setiap perlakuan. Selanjutnya dilakukan uji alternatif kruskal-wallis didapatkan nilai (p=0,011) < 0,05 yang menunjukkan perbedaan penurunan antar perlakuan. Melalui penelitian ini, diharapkan pemilik industri batik dapat melakukan pengolahan air limbah sebelum dibuang ke lingkungan
Â
The result of preliminary survey was quality standard levels of waste exceeded the threshold, 9848 mg/l of COD and 4920 mg/l of TSS. The purpose of this research was to determine the difference of derivation levels of COD and TSS between before and after aeration system tray and filtration with various thicknesses. This research was a true experiment with study design pre-test post-test with control group design. The research object was batik industry wastewater Pusaka Beruang 36 Jatirogo street Rembang with 3 times amount of replication for each treatment. Based on a paired T test between before and the control group, COD (p=0.012) and TSS (p=0.040), before and after the treatment I COD (p=0.007) and TSS (p=0.007), treatment II COD (p=0.006) and TSS (p=0.006), and treatment III COD (p=0.006) and TSS (p=0.005) showed there was no significant difference in each treatment. Then alternate test kruskal-wallis obtained values (p=0.011) < 0.05, which showed the difference reduction between treatments. Through this research, the owners of the batik industry are expected to perform wastewater treatment before discharge to the environment.##plugins.themes.academic_pro.article.details##
References
Daryanto, 2008, Teknik Pembuatan Batik dan Sablon, Semarang: Aneka Ilmu.
Henok Siagian, 2011, Studi Pembuatan Adsorben dari Zeolit Alam Campur Arang Aktif Tongkol Jagung, Jurnal Saintech Vol.03 – No.04 - Desember 2011, diakses 5 Februari 2012, (http://digilib.unimed.ac.id/studi-pembuatan-adsorben-dari-zeolit-alam-campur-arang-aktif-tongkol-jagung-22798.html).
H. J. Mukono, 2000, Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan, Surabaya: Unair Press.
Made Arsawan, dkk., Pemanfaatan Metode Aerasi dalam Pengolahan Limbah Berminyak, ECOTROPHIC Volume 2 No. 2 November 2007, diakses tanggal 16 Februari 2013, (http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/04_arsawan_ p.pdf).
Nurhasmawaty Pohan, 2008, Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu dengan Proses Biofilter Aerobik, Tesis, Medan: Universitas Sumatera Utara.
Perda Jateng No.5, 2012, Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Air Limbah Industri Tekstil dan Batik,. http://www.airlimbah.com/wpcontent/uploads/2012/11/perdajateng2012_5.pdf, diakses 29 April 2013.
Soekidjo Notoatmodjo, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Soeparman dan Suparmin, 2002, Pembuangan Tinja dan Limbah Cair, Jakarta: EGC.
Sugiharto, 2005, Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah, Jakarta: UI Press.
Supranto, J. 2000, Teknik Sampling untuk Survey dan Eksperimen, Jakarta: Rineka Cipta.