EVALUASI INPUT SISTEM SURVEILANS PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA BALITA DI PUSKESMAS
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstract
Cakupan penemuan penderita pneumonia balita merupakan indikator utama pengendalian ISPA di Indonesia. Pada tahun 2011 hingga 2013 cakupan penemuan penderita pneumonia balitadi Kota Salatiga tidak bisa mencapai target yang telah ditentukan. Menurut Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, pada tahun 2012 Kota Salatiga mengalami penurunan cakupan sebesar 73,55%. Data cakupan penemuan penderita pneumonia balita diperoleh melalui kegiatan surveilans. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil evaluasi input sistem surveilans penemuan penderita pneumonia balita di Puskesmas. Jenis penelitian ini yaitu kualitatif dengan rancangan studi evaluasi. Infoman utama penelitian berjumlah 6 orang terdiri dari kepala puskesmas dan petugas pemegang program P2 ISPA puskesmas, yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu pedoman wawancara terstruktur, lembar observasi dan dokumentasi. Simpulan dari penelitian ini yaitu jumah tenaga P2 ISPA yang tersedia di Puskesmas belum sesuai dengan pedoman yang ada, ketersediaan sarana-prasarana (material-machine) sudah sesuai dengan pedoman yang ada, ketersediaan input method dalam pelaksanaan surveilans penemuan penderita pneumonia balita sudah sesuai dengan pedoman dan aturan yang ada, sumber dana puskesmas sudah sesuai dengan pedoman, hanya saja tidak ada alokasi dana untuk program P2 ISPA, ketersediaan market (sasaran informasi) sudah sesuai dengan pedoman hanya saja belum maksimal.
Pneumonia sufferers detection coverage is the main indicator of ARI control in Indonesia. By 2011 until 2013 pneumonia sufferer detection coverage in Salatiga city could not reach the target that was specified. According to the health profile of Central Java Province, in 2012 Salatiga has decreased scope of 73,55%. Data coverage of the detection of pneumonia sufferers obtained through surveillance activities. This research aim to know the results of the evaluation input system surveillance of pneumonia sufferer detection at PHC’s. This type of research was qualitative with evaluation study design. There were 6 peoples as the main informan that composed of Heads of PHC’s and the officer who hold programs P2 ISPA at PHC’s, which determined by purposive sampling technique. The instruments used the guidelines structured interviews, observation and documentation sheets. Summary of this research were the number of availability P2 ISPA expert at the PHC’s has not been inaccordance with the existing guidelines, availability of material-machine were appropriate with the existing guidelines, availability of input method in the implementation of surveillance of pneumonia sufferer detection were appropriate with the existing rules and guidelines, health funds was appropriate with the guidelines, but there is no allocation of funds for program P2 ISPA, availability of market was appropriate with the guidelines but hasn't been fullest.
##plugins.themes.academic_pro.article.details##
References
CDC, 2011, Introduction to Program Evaluation for Public Health Program: A Self-Study Guide, CDC, Atlanta.
Depkes RI, 2006, Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
--------------, 2008, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, Departemen Kesehatan RI,Jakarta.
Dinkes Kota Salatiga, 2013, Profil Kesehatan Kota Salatiga 2012, Dinas Kesehatan Kota Salatiga,Salatiga.
----------------------------, 2013, Laporan Bulanan P2 ISPA Tahun 2013, Dinas Kesehatan Kota Salatiga,Salatiga.
Diah P. dan Lucia Y. H., 2013, Evaluasi Pelaksanaan MTBS Pneumonia Di Puskesmas Di Kabupaten Lumajang Tahun 2013, Jurnal Berkala Epidemiologi, Volume 1, No. 2, September 2013, hlm. 291-301
Dinkes Prov. Jateng, 2006, Buku Pedoman Surveilans Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Semarang.
---------------------------, 2012, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2011, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,Semarang.
---------------------------, 2013, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2012, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Semarang.
Ditjen P2PL, 2003, Surveilans Epidemiologi Penyakit (PEP) Edisi 1, Depkes RI,Jakarta.
----------------, 2011, Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Kementerian Kesehatan RI,Jakarta.
Ghony, M.D. dan Fauzan A, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.
Fathoni, Abdurrahmat, 2006, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta.
Handayani, Lestari, dkk, 2009, Peran Tenaga Kesehatan Sebagai Pelaksana Pelayanan Kesehatan Puskesmas, Laporan Penelitian, Puslitbang Sistem dan Kebijakan Kesehatan, Surabaya.
Handoko, T. Hani, 2001, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.
IVAC, 2011, Pneumonia Progress Report 2011, IVAC, Baltimore.
Jirapat K., etal., Pneumonia Surveillance In Thailand: Current Practice and Future Needs, Volume 35, No.3, September 2004, hlm. 711-716
Kemenkes RI, 2013, Profil Kesehatan Indonesia 2012, Kementerian Kesehatan RI,Jakarta.
Moleong, LJ, 2010, Metodologi Penelitian Kualiatif Edisi Revisi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Nurhayati, Agita Maris, 2011, Faktor yang Berhubungan dengan Implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Di Puskesmas Di Kota Semarang Tahun 2010, Skripsi, Universitas Negeri Semarang.
Notoatmodjo, S., 2010, Metodologi Penelitian kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta
---------------------,2011, Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni, Rineka Cipta, Jakarta.
Pane, Masdalina, 1998,Evaluasi Penemuan Dan Pengobatan Penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa) Pnemonia Pada Balita Melalui Surveilans Epidemiologi Ispa Di Kotamadya Bogor Tahun 1994-1997,Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.
Satrianegara, M. Fais, 2009, Buku Ajar Ogranisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatanserta Kebidanan, Salemba Medika, Jakarta.
Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabet, Bandung.