Abstract
Artikel ini menguraikan prinsip-prinsip dasar pengembangan modul dengan pendekatan hypercontent. Berbeda dengan modul konvensional yang berlogika linier, prosedural, dan relatif kaku, modul berpendekatan hypercontent didesain menggunakan logika postmodern yang relatif non-linier, acak, dan fleksibel. Dengan demikian desain modul berpendekatan hypercontent memberikan kesempatan bagi penggunanya untuk mempelajari dari sisi mana saja sesuai kebutuhan belajar. Tidak diharuskan memulai dari materi yang berada pada urutan pertama. Pendekatan hypercontent mengarahkan desain modul diperkaya oleh sumber-sumber belajar di dunia maya. Caranya dengan membuat tautan ke laman website, saluran YouTube, dan lainnya melalui URL, QR code dan sejenisnya. Pendekatan hypercontent dipadukan dengan pendekatan technological, pedagogical, content-knowledge menjadikan substansi modul yang dikembangkan lengkap dilihat dari sisi kesesuaian dan kekayaan materi serta kesesuaian pendekatan pedagogiknya.
This article describes the basic foundations of the module development using hypercontent approach. Different from the conventional one wich is more linier, procedural, and rigid, hypercontent approach module are developed under postmodern logic of thinking which is more non-linear, non-sequential, and flexible. Thus, hypercontent modul open an opportunity for the student to use it in non-sequential and non-procedural ways according to their own learning need wich are different from one another. In this case there is no obligation to start the learning process from the first chapter. Hypercontent module approach also enriched its content by lots of learning resources from the internet by creating linkages to several appropriates webpages, YouTube channels, and others via URL, QR code and etc. Hypercontent approach combined with technological, pedagogical, content-knowledge approach make the substance of the modul more complete in terms of its pedagogical appropriateness and rich in content material.