Hubungan Asupan Asam Lemak Omega-3 dengan Massa Otot Skeletal dan Level VO2 Max
Abstract
Masalah yang sering terjadi pada pemain sepak adalah mudah mengalami kelelahan di tengah pertandingan, hal ini erat kaitannya dengan deplesi glikogen dan massa otot yang kurang sebagai tempat penyimpan cadangan glikogen. Masalah lainnya yang mungkin terjadi adalah level VO2 max para atlet yang belum maksimal, sehingga juga berperan dalam kondisi kelelahan yang lebih cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan asam lemak omega-3 dengan massa otot dan level VO2 max pada atlet sepak bola laki-laki semi profesional Universitas Negeri Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dan melibatkan 21 responden yang dipilih dengan metode total sampling yang memenuhi kritetia inklusi. Massa otot tidak berhubungan signifikan dengan Alpha-linolenic Acid (ALA) (0.2), Eicosapentaenoic Acid (EPA) (0.91), dan Docosahexaenoic Acid (DHA) (0.89) begitu juga dengan level VO2 max yang tidak berhubungan secara signifikan dengan ALA (0.39), EPA (0.24), DHA (0.88) pada kelompok responden perokok. Sedangkan, pada kelompok responden yang tidak merokok massa otot tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan ALA (0.801), EPA (0.70), dan DHA (0.34) sama halnya dengan dengan level VO2 max yang tidak berhubungan dengan ALA (0.65), EPA (0.23), dan DHA (0.09). Asupan asam lemak omega-3 baik ALA, EPA, dan DHA tidak berhubungan signifikan dengan massa otot dan level VO2 max pada responden yang merokok maupun tidak merokok.