Henge’dho Seni Mengungkapkan Isi Hati

Harini Edgina Mariana Bangngu(1), Jatie K Pudjibudojo(2),


(1) Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya
(2) Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya

Abstract

Sabu adalah sebuah pulau yang terletak di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Masyarakat ini memiliki sebuah tradisi unik dalam menjalin dan mempertahankan hubungan antar sesama tanpa memandang jenis kelamin, suku, ras, agama, status, usia serta strata sosial yang disebut  henge’dho (cium hidung). Henge’dho merupakan bentuk komunikasi nonverbal dan menjadi indikasi penyelesaian konflik, pengikat tali persaudaraan, tanda penghormatan, penerimaan dan rasa terimakasih. Filosofinya adalah hidung menggambarkan kehidupan, mata menggambarkan kejujuran dan ketulusan, tangan menggambarkan relasi harmonis dirajut kembali atau dipertahankan. Tujuan penulisan untuk mengkaji tradisi henge’dho dari perspektif psikologis. Manfaatnya sebagai  upaya mengembangkan dan mempertahankan nilai-nilai persaudaraan yang terkandung dalam budaya lokal. Teori interpersonal, Sullivan mengatakan manusia mengembangkan kepribadian dalam konteks sosial. Perkembangan manusia yang sehat  bergantung pada kemampuannya untuk mencapai keintiman dengan  orang lain. Bagi masyarakat Sabu, cara menjalin hubungan dengan orang lain yaitu dengan henge’dho. Aspek psikologis dalam tradisi henge’dho adalah forgiveness, affection, intimacy, dan belief.

Savu is an island located in East Nusa Tenggara Province. The Savu community has a unique tradition of establishing and maintaining relationships between people regardless of gender, ethnicity, race, religion, status, age and social strata called henge'dho (kissed nose). Henge'dho is a form of nonverbal communication and is an indication of conflict resolution, ties of kinship, signs of respect, acceptance and gratitude. The philosophy is the nose depicts life, the eyes depict honesty and sincerity, the hands describe harmonious relations knitted back or maintained. The purpose of writing is to examine the henge'dho tradition from a psychological perspective based on the results of a literature review. The benefits are as an effort to develop and maintain the values of brotherhood contained in local culture. In this literature review, the authors use articles sourced from electronic data bases in the form of unpublished electronic newspapers, theses and interview. Data that has been obtained, reviewed, compared, systematically arranged and discussed. Sullivan's interpersonal theory states that humans develop personalities in the context of social development. Healthy human development depends on its ability to achieve intimacy with others. For Savu people, the way to build relationships with others is by henge'dho. From several sources it is found that there are four psychological aspects in the tradition of henge'dho, namely forgiveness as a form of releasing anger or the desire to take revenge and revenge against those who have hurt us, affection states a form of affection for others, and belief is based on a tribal religious belief system that exists on the island of Sabu, namely Jingitiu..

Keywords

henge’dho, kiss the nose, Savu culture

Full Text:

PDF

References

Denes, A., Bennett, M., & Winkler, K.L. (2017). Exploring the benefits of affectionate communication: Implications for interpersonal acceptance–rejection Theory. Journal of Family Theory & Review: 491–506

Devito, Joseph A. (1989). The interpersonal communication Book. Fifth Edition. New York: Harper &Row.

Feist, J & Feist, G.J. (2010). Teori kepribadian. Buku 1 Edisi 7. Alih Bahasa: Syahputri, S. P. Jakarta: Salemba Humanika

Floyd, K., Hesse, C., & Generous, M. A. (2015). Affection exchange theory: A bioevolutionary look at affectionate communication. In D. O. Braithwaite & P. Schrodt (Eds.), Engaging theories in interpersonal communication: Multiple perspectives (2nd ed., pp. 303–314).

Floyd, K & Ray, Colter. D. (2016). The biology of affection. Oxford Research Encyclopedia of Communication, 1-9.

Good News (2016). Diakses melalui https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/10/21/satu-satunya-di-dunia-tradisi-unik-ini-hanya-ada-di-nusa-tenggara-timur) (pada tanggal 08 April 2019).

Intan, M. Fadhlan S. (2016). Eksplorasi geoarkeologi pulau sabu: Salah satu pulau terdepan di nusa tenggara timur. Majalah Arkeologi, 25, 131-146.

Jalaluddin, H. (2015). Psikologi agama. Memahami perilaku dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologi. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Kadja, H; Sanga, F; & Robot, Marselus. (2014). Makna Angka 6 dalam Perspektif Orang Sabu “Suatu Studi Semiotika Bilanganâ€. Universitas Nusa Cendana Kupang. Diakses melalui https://jlt-polinema.org/?p=594 (pada tanggal 06 April 2019)

Kaskus (2014). [On-line]. Diakses melalui https://www.kaskus.co.id/thread/5498f1591cbfaac0618b4567/presiden-jokowi-terkejut-dapat-cium-sabu-di-kupang/ (pada tanggal 07 April 2019)

Kaskus (2017). [On-line]. Diakses melalui https://www.kaskus.co.id/thread/59bcf8971cbfaa2e708b4567/tradisi-unik-cium-hidung-di-ntt/ (pada tanggal 08 April 2019).

Khairani, Makmun. (2015). Psikologi komunikasi dalam pembelajaran. Sleman Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Lobo Ropa, Christiani. (2019). Wawancara pada tanggal 28 Maret 2019

Ly, Thomas. (2008). Rekonsiliasi kultural suatu study terhadap budaya Henged’u suku Sabu; Tesis (Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Master of Theologia Universitas Kristen Duta Wacana)

Ly, Thomas. Wawancara pada tanggal 24 Maret 2019.

Matsumoto, D. (2000). Culture and Pychology. People Around the World. 2nd edition. Canada: Thomson Learning.

Okwilagwe, Oshiotse Andrew. (2011). Cultural beliefs as factors influencing interpersonal communication among the employees of edo state public library in benin city, 1.

Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua. (n.d.). Sejarah. Diakses melalui http://saburaijuakab.go.id/halaman/sejarah (pada tanggal 06 April 2019).

Prager, K. J. (1995). The Psychology of Intimacy. New York: The Guilford Press.

Rakhmat, Jalaludin. (1986). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Karya.

Riwu Kaho, Robert. (2005). Orang Sabu dan Budayanya.Yogyakarta: Jogja Global Media.

Sanga, Felysianus. (2018). Teras NTT (2018). [On-line]. Diakses melalui http://www.terasntt.com/ini-dasar-filosofis-di-balik-budaya-cium-hidung-masyarakat-sabu-raijua/ (pada tanggal 07 April 2019).

Santrock, J.W. (2002). Life Span Development. Perkembangan Masa Hidup. Jilid 2. Alih Bahasa: Chusairi dan Damanik. Jakarta: Erlangga

Watkins, David. A., et al.(2014). Forgiveness and Interpersonal Relationships: A Nepalese Investigation. The Journal of SocialPsychology. 151(2), 150–161

Widyarini, Nilam. (2009). Membangun Hubungan Antar Manusia: Seri Psikologi Populer. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Wilmot, William W & Hocker, Joyce. (2007). Interpersonal Conflict. New York: McGra Hill.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License.