APAKAH ORANG MISKIN TIDAK BAHAGIA? STUDI FENOMENOLOGI TENTANG KEBAHAGIAAN DI DUSUN DELIKSARI
(1) Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah
(2) Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah
Abstract
Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan dan rendahnya kemampuan untuk bisa memenuhi kebutuhan pokok atau kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan wawancara awal, Warga Deliksari yang mengemukakan bahwa mereka masih bisa merasakan kebahagiaan dengan bisa menghargai apa saja yang ada pada diri sendiri, berkumpul dengan keluarga, dan bersyukur. Dengan keadaan yang serba kekurangan seperti itu, apakah orang miskin bahagia? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kebahagiaan, faktor yang mempengaruhi kebahagiaan, dan makna kebahagiaan pada masyarakat miskin di Dusun Deliksari. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan fenomenologi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara kepada 5 subjek utama penelitian, observasi partisipan, dan angket kuesioner tertutup. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dengan empat narasumber sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa meskipun berada dalam kondisi miskin ditemukan bahwa mereka mampu menemukan kebahagiaan dengan taat beribadah, menerima keadaan (nrimo), bersyukur dan kebersamaan dengan keluarga. Selanjutnya penelitian ini menemukan faktor penentu kebahagiaan antara lain kebersamaan dengan keluarga, tolong-menolong, bangga diberikan kesehatan, taat beribadah, bersyukur, humoris, pantang menyerah, menerima keadaan, dan bahagia di mulai dari diri sendiri.
This research is motivated by a number of lot people still living below the poverty line and lack the ability to meet basic needs or daily needs. Researchers conducted pre eliminary study to Deliksari citizens who told that they can still feel the happiness to be able to appreciate what they have in themself, gathering with family, and grateful. With the state of deprivation like that, whether poor people are happy? This researches aims to describe happiness, factors affecting the happiness and the meaning of happiness in poor communities in the hamlet Deliksari. The variable in this study is the happiness that has seven aspects; self, family, peers, health, finances, work, leisure, and religious. This study used qualitative methods, research design phenomenology. There are 5 main subject. Data collection method used is semi-structured interviews, participant observation, and closed questionnaires. The validity of the data using a triangulation with four secondary sources. The results showed that despite being in poor condition it was found that they were able to find happiness with the pious, receive state (nrimo), being grateful and being together with family. Furthermore, the study found the determining factors of happiness, among others, together with family, mutual assistance, given pride of health, pious, grateful, humorous, unyielding, receive state, and happiness started by themselves.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
BPS (http://bps.go.id, di unduh pada 1 mei 2013).
Carr, Alan. 2004. Positive Psychology The science of happiness and human strengths. New York : Brunner-Routledge.
Direktorat Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Bappenas. 2010. Laporan Akhir Evaluasi Pelayanan Keluarga Berencana Bagi Masyarakat Miskin (Keluarga Prasejahtera/Kps Dan Keluarga Sejahtera–I/Ks-I. Jakarta : Direktorat Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Bappenas.
Herbyanti, Deni. 2009. Kebahagiaan (Happiness) Pada Remaja di Daerah Abrasi. Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi. Volume. 11, No. 2, Nopember 2009 : 60-73.
Lyubomirsky, S. 2005. The Benefit of Frequent Positive Affect : Does Happiness Lead to Success. Psyhological Buletin. Vol 131, No 6, 803-855. American Psychological Assosiation.
Melati, Adinda, Juliana I. Saragih.2011. Gambaran kebahagiaan pada penyandang tuna daksa dewasa awal. Skripsi. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Meina, Nina Wulan. 2012. Hubungan antara bersyukur dengan kebahagiaan pada pedagang Pasar Tradisional Pulugadung. Skripsi. Tanggerang (Online): Universitas Bina Nusantara.
Myers, David G & Diener, Ed. 1995.Who Is Happy.Pscychological Science Jurnal. vol.6 no.1 Januari 1995: (10-17).
Myers, David G. http://psychcentral.com/blog/archives/2013/03/28/the-pursuit-of-happiness-characteristics-of-happy-people/. Diakses pada 20 Desember 2015 2:48 PM
Seligman, Martin. 2005. Authentic Happiness menciptakan kebahagian dengan psikologi positif. Diterjemahkan oleh Eva Yulia Nukman. Band
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.