RUWATAN MASSAL MELALUI PERGELARAN WAYANG KULIT
(1) Universitas Negeri Surabaya, Jl. Ketintang, Surabaya 60231 Indonesia
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan:  (1)  struktur ruwatan massal dengan pergelaran wayang kulit purwa lakon Murwakala; (2) makna simbolik yang terkandung dalam ruwatan massal yang dikemas dalam penyelenggaraan dan pergelaran wayang kulit lakon murwakala; dan  (3)  fungsi sosial ruwatan massal yang dikemas dalam pergelaran wayang kulit lakon Murwakala.  Metode penelitian menggunakan pendekatan teori fenomenologi tentang perilaku peserta ruwatan, teori struktural, teori semiotika, dan teori fungsi sosial. Pengumpulan data menggunakan pengalaman terlibat. Hasil penelitian menunjukkan  struktur lakon dan struktur pergelaran wayang kulit lakon Murwakala, makna lakon, jejer atau adegan, terdiri 3 babak permulaan, pertengahan, penyelesaian. Setiap babak memiliki unit-unit yang lebih kecil, lengkap dengan eksposisi, komplikasi, konflik dan penyelesaian.
Â
The objectives of this research are to find out (1) the structure of mass ruwatan by purwa shadow puppet show entitled Murwakala, (2) the symbolic meaning inherent in the mass ruwatan embedded in the show of Murwakala shadow puppet. The method of research uses phenomenological approach about the behavior of ruwatan participants, structural theory, semiotic theory, and social function theory. Data collection uses the related experience. The finding of the research shows the play structure of Murwakala shadow puppet show, the meaning of the play, jejer or scenes, which consists of 3 stages: beginning, middle, and ending. Each stage has its smaller units, complete with exposition, complication, conflict and resolution.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Amir, Hazim. 1991. Nilai-nilai Etis dalam Wayang. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Aston, Elaine and George Savona. 1991. Theatre As Sign-System: A Semiotics of Text and Performance. London and New York: Routledge.
Balai Bahasa Yogyakarta, 2000, Bausastra Jawa, Yogyakarta : Kanisius.
Bascom, William R. 1965. “Four Functions of Folkloreâ€, dalam The Study of Folklore. (Alam Dundes ed). Englewood Cliffs, N. J. Prentice Hall, Inc.
Bogdan, R., dan Taylor. S, 1975, The Introduction to Qualitative Research Methods, New York : John Wiley.
Budiono Herusatoto, 2005, Simbolisme dalam Budaya Jawa, Yogyakarta : Hanindita Graha Widia.
Callenfels van Stein, 1925. De Sudamala in de Hindu Javansche Kunts JGB. 66. Hal. 1-61.
Ciptosangkono. 1986. Wayang sebagai Media Pendidikan Ditinjau dari Arti Maknawi dan Arti Filosofis. Yogyakarta: Museum Negeri Sonobudoyo.
Cuddon, J.A. 1977. A Dictionary of Literary Term. London: Andre Deutsch.
Hadi, Y. Sumandiyo. 1999. Pembentukan Simbol Ekspresif dalam Upacara Liturgi Ekaristi Berlatar Budaya Jawa. Yogyakarta : Pustaka.
Hadiprayitno, Kasidi. 2009. Suluk Wayang Kulit Purwa Gaya Yogyakarta. Yogyakarta: Bagaskara.
Hawkes, Terence. 1978. Structuralism and Semiotics. London: Methuen & Co. Ltd.
Isnaoen, S. Iswidayati, 2006. Pendekatan Semiotik Seni Lukis Jepang Periode 80-90an Kajian estetika tradisional Jepang Wabi Sabi. Semarang : Universitas Negeri Semarang dan Penerbit UPT UNNES Press.
Kamajaya, Karkono, Dkk. 1992. Ruwatan Murwakala. Yogyakarta. Duta Wacana Unipress.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008 Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Kenny, William. 1966. How to Analyze Fiction. New York: Monarch Press.
Lestari, Wahyu. 2009. “Nilai Etis Ruwatan Sukerta dalam Pertunukan Wayang kulit Purwa: Relevansinya bagi Penanaman Budi Pekerti Masyarakatâ€. Yogyakarta: Program Pascasarjana (Disertasi, tidak dipublikasikan).
Mangkunagara VII, KGPAA. 1965. Serat Padhalangan Ringgit Purwa. Jogjakarta: U.P. Indonesia.
Mils & Huberman, 1992, Analisa Data Kualitatif (terjemahan Tjetjep RR), Jakarta : UI Press.
Moleong, Lexy. J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Remaja Karya.
Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Oemarjati, Boen S. 1971. Bentuk Lakon dalam Sastra Indonesia. Jakarta: PT. Gunung Agung
Padmosoekotjo, S. 1960. Ngengrengan Kasusastran Djawa, Yogyakarta. Hien Hoo Sing.
Poerbatjaraka, W.J.S. 1939.Baoesastra Djawi. Batavia. J.B. Woltres Groeningen.
Poerwo Darminta, 1939, Badesastra Djawi, Batavia, J. B. Walters. Uttgevers, Maatse Happij, N.V. Groningen.
Pranoto, Teguh; Tjaroko H.P., 2007. Spiritualitas Kejawen. Yogyakarta. Kuntul Press.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada Press.
Pratista, Ki Wahyu. 1973. Kupasan Wayang Purwa, ke Arah Pendidikan, Ilmu Jiwa, dan Budi Pekerti sebagai Kunci Menuju Hidup Bahagia. Yogyakarta: Penerbit Praktis.
Probohardjono, S. 1989. Pakem Pedalangan Lampahan Wayang Purwa. Jilid I. Surakarta: CV Ratna.
Read, Hebert. 1974. Understanding of Art. Terjemahan Soedarso S.P. Yogyakarta: ASRI – STSRI.
Sastroamidjojo, Seno. 1968. Renungan Pertunjukan Wayang Kulit Purwa. Jakarta: Gung Agung.
Satoto, Sudiro. 1979. “Simbolisme Drama Kapai-Kapai: Fungsi dan Maknanya sebagai Binaan Struktur dan Teksturâ€. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Laporan Penelitian).
Sudarsono. 2001. Perubahan dan Perkembangan Wayang Kulit Jawa Timur. Denpasar: Program Pascasarjana Universitas Udayana (Tesis belum diterbitkan).
Soebalidinata, RS, 1978, Cerita Murwakala dan Ruwatan di Jawa, yogyakarta : Proyek Javanologi.
Soetarno. 2002. Pakeliran Pudjosoemarto, Nartosabdo, dan Pakeliran Dekade 1996-2001. Surakarta: STSI
Soetrisno R. 1998. Wayang Sebagai Ungkapan Filsafat Jawa. Yogyakarta. Andita Pressindoesti.
Stevens, Louise G.1965. Introduction of Drama. New York: Mc. Cormick-Mothers Publishing Company, Inc.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.