FUNGSI TOPENG IRENG DI KURAHAN KABUPATEN MAGELANG

Lisa Hapsari(1),


(1) Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gajahmada, Indonesia Bulaksumur Kota: Yogyakarta Indonesia 55281

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan kedudukan kesenian rakyat di Kurahan Kabupaten Magelang Indonesia. Topeng Ireng merupakan salah satu seni pertunjukan rakyat yang hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat pedesaan. Kehidupan seni ini tergantung masyarakat pendukungnya. Seni rakyat bisa tetap eksis apabila masyarakat masih mendukung, baik secara pasif maupun aktif. Keberadaan Topeng Ireng menjadi suatu bentuk terapi bagi masyarakat pendukungnya, terapi secara fisik maupun psikis. Ditengah arus modern yang melanda masyarakat kita dewasa ini, membuat beberapa bentuk seni rakyat semakin kabur keberadaanya. Kehidupan seni rakyat semakin memprihatinkan secara kuantitas maupun kualitas. Akan tetapi tidak sama halnya bagi masyarakat Kurahan Kabupaten Magelang. Bagi mereka kesenian Topeng Ireng menjadi sarana penyaluran ekspresi yang pada akhirnya akan berkembang terkait dengan paradigma masyarakat mengenai kesenian rakyat. Upaya-upaya pelestarian tetap dilakukan dari waktu ke waktu sebagai bentuk kepedulian masyarakat terhadap kesenian yang hidup di Kurahan Magelang ini. Pertumbuhan seni tradisi di Kurahan Magelang selalu menyertakan banyak aspek, diantaranya seniman dan masyarakat pendukungnya.

 

The aim of this research is to show the position of folk art in Kurahan Magelang Regency.Topeng Ireng is one of the folk performing arts alive and thriving in the middle of rural communities. The survival of this art depends on the community support. Folk arts can still exist in the community that still supports, either actively or passively. The existence of Topeng Ireng can be a form of physical and psychological therapy for the community supporters. In modern life nowadays, folk arts are precisely hard to find. Its existence is increasingly concerned in quantity as well as quality. However, this condition does not occur in the society of Kurahan Magelang Regency. Here, Topeng Ireng has become a means of channeling the expression that will eventually develop along with the paradigm of society of folk art. The efforts of preserving folk arts are undertaken from time to time as a form of people’s attention toward arts existing in Kurahan, Magelang. The growth of artistic traditions in Kurahan always includes many aspects, including artists and community supporters.

Keywords

kesenian; tradisi; masyarakat; Topeng Ireng; intrance; Tayuban

Full Text:

PDF

References

Bastomi, S. 1988. Apresiasi Kesenian Tradisional. Semarang: IKIP Semarang Press.

Hadi, S. 1996. Aspek-Aspek Koreografi Kelompok. Yogyakarta: Manthili Yogyakarta.

Indriyanto. 2000. Lengger Banyumas Kontinuitas dan Perubahan, Yogyakarta: Yayasan Lentera Budaya.

Jazuli. 1994. Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press.

Lestari, W. 2006. Teknologi Rias Panggung. Semarang: IKIP Semarang Press.

Murgiyanto, S. 1984. Koreografi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Soedarsono. 1976. Pengantar dan Pengetahuan Komposisi Tari. Yogyakarta: ASTI Yogyakarta

Sumaryono. 2003. Restorasi Seni Tari dan Transformasi Budaya, Yogyakarta: Elkaphi.

Sumarsam. 2002. Hayatan Gamelan: Hayatan Lagu dan Perspektif. Surakarta: STSI Press.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.