Telaah Karakterologi dan Etika Tokoh Bisma dalam Pewayangan Jawa (Charachterologi and Ethic of Bisma Figure in Javanes Pupetry)
(1) 
Abstract
Bisma merupakan tokoh sentral dalam serial epos Mahabarata. Perang besar
Baratayuda sebagian besar diakibatkan oleh karakter nya. Sebagai seorang ksatria
brahmana yang sakti mandraguna, Bisma/Dewabrata menjadi salah seorang
mahasenapati yang memimpin peperangan paling lama dibanding dengan tokoh
senapati Kurawa yang lain.. Bisma sebagai seorang maharesi sangat bijaksana,
tabiatnya yang selalu hormat terhadap orang tua,pejabat dan bersifat rukun
terhadap sesama termasuk kepada ibu tiri,keturunan musuh ,layak menjadi
pengayon,penasehat raja , merupakan contoh nilai etis yang diperagakan oleh
tokoh besar dalam pewayangan. Oleh karena kesempurnaan bertapa dan selalu
menepati sumpahnya, dewa memberikan Bisma matram sakti Swacchandamarana
sehingga tidak dapat mati kecuali atas kemauannya sendiri. Bisma merupakan
tokoh pahlawan yang menjadi senapati ambigoes artinya tokoh yang mendua
,secara batin membantu Pandawa dan secara lahiriah membela Kurawa. Menjelang
akhir hidupnya setelah menjadi senapati melawan satu satunya senapati Pandawa
yang berupa seorang wanita, Bisma banyak memberikan pesan moral kepada para
ksatria sehingga menyebabkan tetap dihormatinya . Prinsip hidupnya yang
tegas,selalu menepati janji dan sangat setia pada sumpahnya menjadikan Bisma
menjadi seorang maharesi wara yang tetap dikenang selamanya. Bisma berani
berkorban demi kepentingan orang lain dengan prinsip hormat,rukun,
keadilan,kebenaran,dan keluhuran budinya. Prinsip rukun dan hormat serta
adil,jujur,bijaksana menjadi salah satu kebijaksanaan hidup orang jawa pendukung
pewayangan.
Kata kunci : Bisma,wayang, karakter,etika jawa
Baratayuda sebagian besar diakibatkan oleh karakter nya. Sebagai seorang ksatria
brahmana yang sakti mandraguna, Bisma/Dewabrata menjadi salah seorang
mahasenapati yang memimpin peperangan paling lama dibanding dengan tokoh
senapati Kurawa yang lain.. Bisma sebagai seorang maharesi sangat bijaksana,
tabiatnya yang selalu hormat terhadap orang tua,pejabat dan bersifat rukun
terhadap sesama termasuk kepada ibu tiri,keturunan musuh ,layak menjadi
pengayon,penasehat raja , merupakan contoh nilai etis yang diperagakan oleh
tokoh besar dalam pewayangan. Oleh karena kesempurnaan bertapa dan selalu
menepati sumpahnya, dewa memberikan Bisma matram sakti Swacchandamarana
sehingga tidak dapat mati kecuali atas kemauannya sendiri. Bisma merupakan
tokoh pahlawan yang menjadi senapati ambigoes artinya tokoh yang mendua
,secara batin membantu Pandawa dan secara lahiriah membela Kurawa. Menjelang
akhir hidupnya setelah menjadi senapati melawan satu satunya senapati Pandawa
yang berupa seorang wanita, Bisma banyak memberikan pesan moral kepada para
ksatria sehingga menyebabkan tetap dihormatinya . Prinsip hidupnya yang
tegas,selalu menepati janji dan sangat setia pada sumpahnya menjadikan Bisma
menjadi seorang maharesi wara yang tetap dikenang selamanya. Bisma berani
berkorban demi kepentingan orang lain dengan prinsip hormat,rukun,
keadilan,kebenaran,dan keluhuran budinya. Prinsip rukun dan hormat serta
adil,jujur,bijaksana menjadi salah satu kebijaksanaan hidup orang jawa pendukung
pewayangan.
Kata kunci : Bisma,wayang, karakter,etika jawa
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.