Kebermaknaan Hidup Dan Subjective Well-Being Pada Lanjut Usia Bersuku Jawa Di Provinsi Jawa Tengah

Anistya Wulandari Pratomo(1), Liftiah Liftiah(2), Luthfi Fathan Dahriyanto(3),


(1) Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
(2) Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
(3) Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

Abstract

Abstrak. Lansia ditandai dengan kemunduran fisik dan psikologis. Lansia diharapkan mampu memiliki sikap menerima dengan penuh kesadaran bahwa usia telah bertambah tua dan hal tersebut dapat mempengaruhi kesejahteraan hidup. Nilai-nilai kebudayaan juga mempengaruhi sedikit banyaknya kebermaknaan hidup dan subjective well-being pada lansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang kebermaknaan hidup dan subjective well-being pada lansia bersuku jawa. Penelitian ini menggunakan pendekatan indigenous psychology. Responden penelitian berjumlah 500 orang, yaitu lansia bersuku Jawa berusia di atas 60 tahun. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian survei dengan menggunakan teknik purposive sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah open-ended questionaire. Hasil penelitian ini diketahui bahwa kebermaknaan hidup menurut lansia bersuku Jawa adalah ketika hidupnya berguna (67,60%). Tujuan untuk memperoleh hidup yang bermakna adalah adanya keinginan untuk hidup bahagia dan sejahtera (44,23%). Sumber kebermaknaan hidup yaitu interaksi dengan lingkungan sosial (33,61%). Pengaruh yang dirasakan ketika hidup bermakna adalah suasana hati yang positif (47,49%) dan ketika hidupnya tidak bermakna, pengaruh yang dirasakan adalah memiliki perasaan negatif (47,16%). Sementara itu, subjective well-being menurut lansia bersuku Jawa adalah memiliki perasaan yang menyenangkan (55,20%), faktor yang mempengaruhi subjective well-being adalah relasi sosial yang baik (27,96%) dan efek yang dirasakan setelah mencapai subjective well-being adalah muncul perasaan yang menyenangkan (59,97%). 91% lansia bersuku Jawa juga menyebutkan ada keterkaitan antara kebermaknaan hidup dan subjective well-being.

 

Kata Kunci: kebermaknaan hidup, subjective well-being, lanjut usia bersuku jawa

 

Abstract. Elderly characterized by physical and psychological setbacks. Elderly required acceptance with full awareness of the fact that age has an aging affect the welfare of the elderly. Cultural values also affect somewhat the meaningfulness of life and subjective well -being in the elderly. The purpose of this study was to describe about the meaningfulness of life and subjective well-being in the elderly javanese tribes. This study use indigenous psychology approach. Respondents numbered 500 people, consist of elderly Javanese tribes over the age of 60 years. Data collection method used was a survey study using purposive sampling technique. Data collection tool used was an open -ended questionaire. The results of this research note that the meaningfulness of life in the elderly when his monosyllabic Java is useful (67.60 %). In order to obtain a meaningful life is the desire to live a happy and prosperous (44.23 %). Meaningfulness of life is a source of interaction with the social environment (33.61 %). Influence is felt when life is meaningful positive mood (47.49 %) and when his life is meaningless, perceived influence is having negative feelings (47.16 %). Meanwhile , subjective well -being in the elderly is a Java tribes have pleasant feelings (55.20 %), factors that influence subjective well -being is a good social relations (27.96 %) and the effects felt after reaching subjective well - being is emerging sense of fun (59.97 %).

Keywords

meaning of life, subjective well-being, elderly javanese tribes

Full Text:

PDF

References

Bastaman, H.D. 2007. Logoterapi: Psikologi Untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup Bermakna. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Diener. E. 2009. The Science of Well-being The Collected Works of Ed Diener. USA: Springer.

Eid, M & Larsen R.J. 2008. The Science of Subjective Well-being. Londong: The Guilford Perss.

Frankl, Victor E. 2003. Logoterapi: Terapi Psikologi Melalui Pemaknaan Eksistensi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Frazier, Michael F. Steger, Shigehiro Oishi & Matthew Kaler. 2006. The Meaning in Life Questionnaire: Assesing the Presence of and Search for Meaning in Life. Journal of Counseling Psychology Vol. 53, No. 1, 80-93.

Hurlock, Elizabeth B. 1980 . Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan edisi kelima. Jakarta : Erlangga.

Kleftaras, George & Evangelia Psarra. 2012. Meaning in Life, Psychological Well-being and Depressive Symptomatology: A Comparative Study. Journal Psychology Vol. 3, No.4, 337-345.

Linley, P.A & Joseph S. 2004.Positive Psychology in Practice. New Jersey: John Wiley & Sons. Inc

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi Edisi Sepuluh. Yogyakarta: PENERBIT ANDI

Monks, F.J, Knoers, AMP & Haditono, S.R. 2002. Psikologi Perkembangan Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Primasari, Ardi & Yuniarti Kwartarini Wahyu 2012. What Make Teenagers Happy? An Exploratory Study Using Indegenous Psychology Approach. International Journal of Research Studies in Psychology. Vol. 1, No. 2, 53-61, Juni 2012.

Rarasati, N, Moh. A. Hakim & Kwartarini. 2012. Javanese Adolescents’ Future Orientation and Support for its Effort: An Indigenous Psychological Analysis. World Academy of Science.

Suardiman, Siti Partini. 2011. Psikologi Lanjut Usia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA.

Suseno, Franz Magnis. 2003. Etika Jawa Sebuah Analisa Falsafi Tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Wijayanti, Herlani & Fivi Nurwianti. 2010. Kekuatan Karakter dan Kebahagiaan Pada Suku Jawa. Jurnal Psikologi Volume 3, No.2, Juni 2010.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License.