Resiliensi Pada Remaja Binaan Bapas Ditinjau Dari Coping Stress

Cantika Y. Pasudewi(1), Anna Undarwati(2),


(1) Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
(2) Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

Abstract

Abstrak. Berdasarkan data yang diperoleh dari Penelitian Kemasyarakatan (Litmas), diketahui sebanyak 80% remaja dengan kasus kriminal mengalami gejala-gejala stres saat akan sidang dan wajib lapor. Remaja yang sedang menjalani pembinaan dalam proses hukum pidana membutuhkan resiliensi yang tinggi untuk mampu menjalani tekanan peradilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan resiliensi pada remaja binaan Bapas ditinjau dari coping stress.

            Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif komparatif. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja dengan karakteristik usia 12 hingga 21 tahun yang terdaftar sebagai klien binaan Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kota Pekalongan UPT Kanwil Jawa Tengah periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2013. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampel jenuh. Data penelitian diambil menggunakan angket coping stress dan skala resiliensi. Angket coping stress terdiri dari 36 item. Skala resiliensi terdiri dari 37 item dengan  kisaran nilai koefisien r ix sebesar 0,284 sampai dengan 0,548. Koefisien reliabilitas skala resiliensi sangat tinggi, yaitu 0,864. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode statistik non-parametrik Mann Whitney Utest.

Berdasarkan penghitungan skor angket coping stress, didapatkan 26 subjek mempunyai karakteristik EFC dan 32 subjek mempunyai karakteristik PFC. Hasil teknik analisis data diperoleh Z skor sebesar -1,112 dengan taraf signifikansi sebesar p = 0,266, dimana p > 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang berbunyi “ada perbedaan resiliensi pada remaja binaan Bapas ditinjau dari coping stress” ditolak. Resiliensi pada remaja binaan Bapas tidak dapat dibedakan berdasarkan jenis coping. Resiliensi pada sebagian besar remaja binaan Bapas berada pada kategori sedang, yaitu sebesar 82,76%. Sisanya 17,24% pada kategori tinggi dan tidak ada yang berada pada kategori rendah.

 

Kata kunci : resiliensi, remaja, coping stress

 

Abstract. Based on data obtained from the Research Society (Litmas), known as much as 80% of adolescents with criminal cases experiencing symptoms of stress when going to court and required to report. Adolescents who are undergoing training in the process of criminal law requires a high resilience to be able to undergo judicial pressure. This research aimed to determine differences in resilience of Bapas’ adolescents target in terms of coping stress.

This research is a comparative quantitative study. The population in this study is characteristic of adolescents with ages 12 to 21 years were enrolled as clients of Balai Pemasyarakatan (Bapas) UPT Pekalongan Central Java Regional Office, period of 2012 until 2013. The sampling technique used was a saturated sample technique. The data were taken using a questionnaire coping stress and resilience scale. Coping stress questionnaire consists of 36 items. Resilience scale consists of 37 items with a coefficient r ix range of 0.284 to 0.548. Resilience scale reliability coefficient is 0.864 which means very high. The data analysis technique used is non-parametric statistical methods Mann Whitney Utest.

Based on the coping stress questionnaire scores, 26 subjects have obtained EFC characteristics and 32 subjects have obtained PFC characteristics. Results of data analysis techniques derived Z score of -1.112 with a significance level of p = 0.266, where p> 0.05. This means that the hypothesis "there is a difference of resilience of Bapas’ adolescents in terms of coping stress" was rejected. Resilience of Bapas’ adolescents can not be distinguished by the type of coping. Most of  Bapas’ adolescents have resilience in middle category, amounting to 82.76%. The remaining 17.24% in high category and no one is in the low category.

Keywords

resilience, adolescent, coping stress

Full Text:

PDF

References

Afdal. 2010. Pelayanan Konseling Pada Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum. Jakarta : Seminar Nasional Psikologi Forensik UI.

Anoraga, P. 2008. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.

Arsip Data Penelitian Kemasyarakatan (Litmas) Bapas Kota Pekalongan Tahun 2012.

Azwar, S. 2010. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

_______ . 2010. Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Geldard, K. dan David. 2010. Konseling Remaja. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gumelar, G. 2011. Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Dalam Proses Penyidikan Berdasarkan Undang–Undang No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak. Online http://repository.fhunla.ac.id/?q=node/106 (accessed 06/04/13).

Grotberg, E.H. 2001. Resilience Programs for Children in Disaster. Ambulatory Child Health. 7: 75 – 83.

Herdiana, I. dan Muhammad, Riza. 2013. Resiliensi pada Narapidana Laki-laki di Lapas Klas I Medaeng. Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial. 2/1: 1-6.

Hurlock, E.B. 2009. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga.

Irawan, A. (n.d) Resosialisasi Narapidana Anak Keberkaitan dengan Efektivitas Pola Pembinaan Narapidana Anak di Lembaga Pemasyarakatan Anak. Online http://pasca.unand.ac.id/id/wp-content/uploads/2011/09/RESOSIALISASI NARAPIDANA.pdf (accessed 06/7/12).

Iqbal, M. 2011. Hubungan Antara Self-Esteem dan Religiusitas Terhadap Resiliensi pada Remaja di Yayasan Himmata. Skripsi UIN.

Issacson, B. 2002. Characteristics And Enhancement Of Resiliency In Young People. A Research Paper. The Graduate School,University of Wisconsin-Stout.

Jakcson, R dan Watkin, C. 2004. The Resilience inventory: Seven essential skills for overcoming life’s obstacles and determining happiness. Selection and Development Review. 20/6: 13 – 17.

Lazarus, R.S. dan Folkman, S. 1984. Stress, Appraisal, And Coping. New York: Springer Publishing Company, Inc.

Monks, F.J., Knoers, Haditono, S.R. 2006. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Pers.

Peters, R.D., Leadbeater, B., Mc Mahon, J. 2005. Resilience in Children Families, and Communitie. New York: Klewer Academic/ Plenum Publisher.

Pranandari, K. 2008. Perbedaan Adversity Quotient Ditinjau Dari Problem-Focused Dan Emotion-focused Coping Pada Orang Tua Tunggal Wanita. Jurnal Ilmiah Psikologi. 1 / 2.

Purnianti, S., Mamik S., dan Martini, N. M. 2007. Analisis Situasi Anak yang Berhadapan dengan hukum di Indonesia. UNICEF.

Rachmayanthy. 2009. Reformasi Birokrasi Pada Balai Pemasyarakatan. Serang: Dirjenpas Kementrian Hukum dan HAM RI.

Reivich, K. dan Shatte, A. 2002. The Resiliency Factor : 7 Keys to Finding Your Inner Strength and Overcoming Life’s Hurdles. New York: Three Rivers Press.

Rutter, M. 2006. Implications of Resilience Concepts for Scientific Understanding. New York Academy of Sciences. 1094: 1-12.

Sameroff, A.J, Rosenblum, K.L. 2006. Psychosocial Constraints on the Development of Resilience. New York Academy of Sciences. 1094: 116-124.

Santrock, J.W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sarafino, E.P., Smith, T.W. 2012. Health Psychology: Biopsychosocial Interactions (Seventh Edition). Asia: John Wiley & Sons Pte Ltd.

Sarwono, S.W. 2002. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Scherer, M., Worthington Jr, E.L. 2004. Forgiveness is an Emotion-focused Coping Strategy That Can Reduce Health Risks and Promote Health Resilience : Theory, Review, and Hypotheses. Psychology & Health. 19/3: 385-405. Online http://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/0887044042000196674#.Ued3i2dWJhg (accessed 18/07/13).

Setyowati, A. 2010. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Resiliensi Pada Siswa Penghuni Rumah Damai. Undergraduate thesis UNDIP.

Sholichatun, Y. 2011. Stres dan Staretegi Coping pada Anak Didik di Lembaga Pemasyarakatan Anak. Jurnal Psikologi Islam. 8/1: 23 – 42.

Sistem Database Pemasyarakatan. 2013. Data Terakhir Klien Bapas Per-UPT pada Kanwil. Online http://smslap.ditjenpas.go.id/public/bps/current/monthly/kanwil/db5f3920-6bd1-1bd1-b847-313134333039/year/2013/month/3 (accessed06/04/13).

Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Suara Merdeka. 2013. Anak Terlibat Kasus Hukum Disarankan Diselesaikan di Luar Pengadilan. Online http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2013/03/03/217100/Disarankan-Diselesaikan-di-Luar-Pengadilan (accessed 29/03/13).

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suprapto, A. 2008. Perilaku Agresif pada Remaja Ditinjau dari Stres. Tesis Undergraduate Universitas Katolik Soegijapranata.

Susanto, M.D. 2013. Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan, Kemampuan Coping, dan Resiliensi Remaja. Jurnal Sains dan Praktik Psikologi. 1/ 2: 101-113.

Taylor, S.E. 2012. Health Psychology (Eighth Edition). Singapore: Mc Graw Hill

Travis, C dan Wade, C. 2007. Psikologi Jilid 2 (Edisi Kesembilan). Jakarta: Erlangga.

Undang-Undang No. 23 Tahun 2002. Perlindungan Anak.

Wachs, T.D. 2006. Contributions of Temperament to Buffering and Sensitization Processes in Children’s Development. New York Academy of Sciences. 1094: 28-39

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a  Creative Commons Attribution 4.0 International License.